Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 008
Mobil berhenti di depan rumah yang tampak minimalis itu. Waktu tampak sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Gadis itu mengemasi barang bawaannya dan bersiap turun.
"Terimakasih banyak ya pak untuk hari ini dan juga sudah antar saya pulang." ucap Aera dengan tenang.
"Iya sama-sama." ucap Derry dengan menatapnya sesaat.
"Ya udah saya turun dulu pak. Hati-hati dijalan dan selamat malam pak." ucap Aera yang kemudian membuka pintu mobil.
"Iya Aera , selamat malam." ucap Derry yang tampak kembali dingin.
Aera menutup pintu mobil kembali. Ia berdiri sesaat untuk menunggu mobil itu berjalan kembali meninggalkan rumahnya. Setelah mobil Derry menjauh , Aera pun masuk ke dalam rumah.
"Eh eh udah pulang , kemana aja Aera sayang?" ucap Viona yang tampak sedang asik menonton televisi di ruang tamu.
"Panjang banget ceritanya Viona , gue mandi bentar deh. Ntar gue ceritain sesuatu." ucap Aera yang kemudian berlalu pergi ke kamarnya.
Aera masuk ke dalam kamar. Ia meletakkan tas dan boxnya yang berisikan gaun. Otaknya blank , hatinya seolah meronta-ronta mengisyaratkan bahwa mungkin perasaannya yang pupus itu tidak akan pernah terlupakan. Ya , karena sebuah gaun cantik itu ada pilihan lelaki yang menjadi penyemangat setiap harinya.
"Gue harus mandi dulu." ucap Aera yang kemudian bersiap-siap untuk memulai ritual mandinya.
-
-
-
Viona tampak senyum-senyum sendiri melihat sahabatnya datang. Hal itu membuat Aera heran.
"Lo kenapa senyum gitu?" ucap Aera yang duduk di sebelah Viona.
"Gue ikut seneng dong Ra , akhir-akhir ini lo makin deket aja sama bos lo." ucap Viona dengan santainya berkata seperti itu.
Aera menghela nafas berat mendengar ucapan Viona.
"Gue mau curhat deh." ucap Aera dengan wajahnya yang tak ada senyum.
"Mau curhatin apa? Gue akan selalu dengerin apapun cerita lo Ra. Lo ada apa nih , kayak ada yang beda deh." ucap Viona yang kemudian menghadap Aera.
"Hahaha apa ya... Gue bingung deh." ucap Aera yang malah tertawa.
"Ih gue itu udah expect banget buat dengerin lo cerita , kok malah ketawa sih lo!" ucap Viona dengan kesal.
"Enggak Vio , gini loh gue mau nanya aja sama lo. Menurut lo , gue salah nggak kalau suka sama bos gue sendiri?" ucap Aera dengan wajahnya yang tampak datar.
"Ya ampun Ra! Cinta itu bisa datang kapan aja , dan di mana aja. Cinta itu hadir di hati siapa pun. Semua orang berhak merasakan cinta. Dan lo nggak salah kalau lo suka sama bos lo sendiri. Kalian udah dekat lama kan , nggak ada salahnya kalau kalian coba." ucap Viona yang membuat Aera semakin down saja.
"Kalau deketnya sih emang deket sama dia. Tapi kan karena gue itu sekretaris dia. Dia tetep aja sebagai bos gue. Lagi pula , gue tadi denger pernyataan yang bikin gue mikir kalau perasaan gue itu emang salah." ucap Aera dengan tenang.
"Apa yang lo denger ? Dia ngomong apa emang?" ucap Viona dengan penasaran.
"Iya , jadi dia janji sama ibunya kalo dia akan segera menikah. Dia ngomong sama ibunya didepan muka gue Viona." ucap Aera dengan tersenyum namun senyuman itu terlihat tampak sayu.
"Yang bener Ra? Tapi lo tau siapa cewek yang bakal dia nikahin itu?" ucap Viona.
"Sayangnya gue gak tau sama sekali siapa pacarnya atau pun yang lagi dekat sama dia sekarang." ucap Aera.
"Ra , please lo nggak boleh down ya. Kita nggak pernah tau kan siapa cewek beruntung itu. Atau cewek itu bisa saja lo Ra , kan cuma lo yang sama dia setiap hari. Iya kan?" ucapan Viona membuat Aera tercengang seketika.
"Enggak mungkin lah Vio. Gue nggak mungkin masuk di kriteria dia lah! Gue tuh apa , cuma seorang sekretaris aja. Yang dekat sama dia karena sebuah pekerjaan." ucap Aera dengan tenang.
"Ra lo jangan bilang gitu , seorang sekretaris itu kerjaan bagus. Nggak semua orang dengan mudah ada di posisi itu loh. Lo tuh beruntung karena dapat pekerjaan itu , dan bonusnya bisa setiap hari dekat dengan bos yang super tampan." ucap Viona dengan tersenyum.
"Nggak seenak itu juga kali , resikonya besar banget. Taruhannya perasaan!" ucap Aera dengan kesal.
"Sabar aja , kita lihat kedepannya gimana." ucap Viona yang terdengar tampak menguatkan sahabatnya.
"Iya emang harusnya gitu. Oh iya , besok malam gue ada acara." ucap Aera.
"Oh ya? Acara apa tuh?" ucap Viona yang penasaran.
"Pak Derry minta gue buat nemenin dia ke pesta pernikahan saudaranya." ucap Aera.
"Apa Ra? Sumpah gila sih menurut gue! Gini ya , sebenarnya Lo aja di sini yang nggak peka!" ucap Viona dengan tegas.
"Maksud lo apa?" ucap Aera yang tampak kebingungan.
"Apa alasan bos lo ngajakin lo ke acara itu?" ucap Viona bertanya.
"Emm , tadi bilang kalau dia nggak tau mau ngajakin siapa selain gue." ucap Aera dengan tenang.
"Dia ngomong dimana?" ucap Viona lagi bertanya dengan antusias.
"Di ruangannya lah Vio , masa di depan kantor !" ucap Aera.
"Btw , gue jadi lebih kepo. Tapi lo harus jujur ke gue ya , gue ga bakal cerita ke siapapun. Jadi , kira-kira lo pernah disentuh dia gak ?" ucap Viona seperti detektif saja.
"Disentuh apaan sih Vio , ya enggaklah." ucap Aera dengan heran kenapa sahabatnya bertanya seperti itu.
"Enggak , maksud gue tuh sekedar apalah gitu. Entah itu dia gandeng tangan lo gitu kek." ucap Viona menjelaskan.
"Emm dia pegang tangan gue tadi tapi itu juga karena dia narik mungkin karena terpaksa." ucap Aera dengan santainya.
"Tapi sering nggak dia kayak gitu ?" tanya Viona.
"Baru sekali ini doang Viona." ucap Aera.
"Tapi by the way , dia pernah ngelakuin sesuatu yang bikin lo terkesan gak sih?" ucap Viona lagi yang membuat Aera tersenyum.
"Ada sih. Satu hal yang bikin gue salting banget sampai sekarang." ucap Aera.
"Apa tuh , ah gue makin penasaran kalo kayak gini." ucap Viona dengan tersenyum.
"Jadi waktu ke Bogor itu Vio , kita sempet istirahat di villa kan. Trus karena disana itu panas banget , jadi kan rambut gue biasa gue jedai kayak gini. Dan dia tuh tiba-tiba lepasin jedai gue gitu aja. Dia ngelarang gue pakai jedai , dia bilang kalau dia gak suka. Di situ hati gue gak karuan Vio , astaga gue gak pernah di tatap sedekat itu sama dia. Itu yang bikin perasaan gue makin hari makin kacau !" ucap Aera yang kemudian memukul-mukul bantal sofa dengan begitu kesal.
Ucapan Aera membuat Viona senyum-senyum . Ia tak menyangka bahwa sahabatnya itu mempunyai kisah yang sebenarnya bisa dibilang sangat romantis. Namun apa daya , sepertinya kedua belah pihak tidak ada yang mau memulai untuk terbuka.
"Gue udah ngerasain deh kalau sebenarnya bos lo nyimpen sesuatu, tapi dia nggak semudah itu buat terbuka. Gimana ya besok waktu di acara pesta pernikahan itu? Gue yakin sih kalau dia bakal perlakukan lo seolah-olah lo itu adalah pasangan , bukan sebagai sekretarisnya. Lo percaya sama gue , lihat aja besok lo akan lebih salting lagi Ra." ucap Viona dengan semangat dan sukses membuat Aera semakin geli mendengarnya.
"Jangan bikin gue berharap Vio , dia itu gak bisa ditebak. Dia itu punya kepribadian yang berubah-ubah setiap saat. Kadang baik banget , kadang juga dinginnya kayak di kutub." ucap Aera dengan kesal sembari mengingat-ingat jika memang lelaki itu sangat menguji kesabarannya.
"Ah lo itu jangan mikir yang buruk. Lo harus berdoa , semoga lo berjodoh sama dia." ucap Viona.
"Heumm percintaan gue nggak semulus kisah cinta lo sama Arya. Kalian udah hampir sampai di tahap jadian , tapi kisah gue masih berantakan nggak ada sesuatu yang bisa dijelaskan." ucap Aera dengan tersenyum masam.
"Hahaha ada-ada aja lo Ra , gue akan selalu doain lo yang terbaik deh pokoknya. Intinya tuh tetap biasa aja kayak hari-hari yang lalu. Lo boleh tunjukkin perasaan lo asal nggak berlebihan. Lo jangan jaga jarak sama dia hanya karena lo denger dia akan menikah. Toh dia ngomong kayak gitu juga belum di pastikan itu benar atau enggak. Ya karena kalau di pikir-pikir , dia itu cowok yang sibuk kerja , waktu dia habiskan di kantor. Untuk datang ke pesta pun dia ngajak lo karena gak tau mau ajak siapa. Dan soal dia larang lo pakai jedai , itu sebenarnya dia mau lihat lo selalu tampil cantik. Atau bisa jadi , karena sesuatu loh..." ucap Viona panjang lebar dan membuat Aera serius mendengarkannya.
"Sesuatu apa?" ucap Aera heran.
"Lo harus tau Ra , cowok tuh paling gak bisa kalau lihat bagian ini terpampang jelas. Itu bisa bikin dia melakukan apa aja. Jadi lain kali lo harus lebih hati-hati." ucap Viona sembuh menepuk-nepuk tengkuk leher Aera.
"Ah lo paham banget ! Jangan-jangan Arya juga gitu ya , lo udah ngapain sama Arya Vio! Jawab gue!" ucap Aera dengan keras sembari tertawa.
"Eh lo gila ngomong kayak gitu , enggak Ra gue gak pernah macem-macem sama Arya. Gue sama Arya itu kalau jalan ya sekedar jalan-jalan aja gak ada yang terjadi." ucapan Viona membuat Aera tersenyum-senyum.
"Nggak percaya gue." ucap Aera.
"Kalau sekarang gue serius nggak pernah ngapa-ngapain sama dia." ucap Viona dengan yakin.
"Ya udah cepetan jadian !" ucap Aera.
Dua gadis itu masih terus bercanda tawa bersama , mereka memang sangat terbuka satu sama lain. Apapun yang terjadi , ikatan persahabatan itu akan membuat mereka selalu saling mendukung dan mendoakan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......