Di tengah hujan yang deras, Jane Rydell, melihat seorang pria terkapar, di pinggir jalan penuh dengan luka.
Dengan tanpa ragu, Jane menolong pria itu, karena rasa pedulinya terhadap seseorang yang teraniaya, begitu tinggi.
Hendrik Fernandez, ternyata seorang pria yang dingin dan kaku, yang tidak tahu caranya untuk bersikap ramah.
Membuat Jane, gadis berusia dua puluh tiga tahun itu, dengan sabar menunjukkan perhatiannya, untuk mengajarkan pada pria dingin itu, bagaimana caranya mencintai dan di cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4.
Tatapan mata Jane tidak dipedulikan Ayahnya, ia duduk dengan tenang memandang Jane.
Jane melihat tanggal surat itu di buat, sepuluh tahun yang lalu, berarti saat Ibunya masih hidup.
"Apa maksudnya ini, Pa? kenapa aku yang memenuhi apa yang tertulis di sini?" tanya Jane datar.
"Itu di tulis antara Ayahku dan Kakek calon suamimu! kau yang berkewajiban untuk memenuhi wasiat itu, umurmu sudah pantas untuk menikah, sedangkan Lusi masih muda, dia baru delapan belas tahun, dan lagi pula ia masih sekolah!" sahut Ayah Jane dengan dingin.
Brak!
Ayah Jane melemparkan surat KK, dan surat lahir Jane ke atas meja.
"Ini surat-surat untuk kau mengurus surat nikah dengan cucu Tuan Fernandez! jangan banyak pertanyaan! kau harus bergegas sekarang juga! segera kemasi barang-barang mu untuk pergi ke rumah keluarga Fernandez! tidak menunggu lama, kau akan melangsungkan pernikahan mu hari ini juga!" ujar Ayah Jane, tanpa memberi Jane untuk menolak pernikahan tersebut.
Jane menatap Ayahnya dengan lekat, setiap kata apa yang di ucapkan Ayahnya, ia tidak boleh membantah ataupun mengeluarkan apa yang tidak di sukainya, setiap Ayahnya mengatakan sesuatu.
"Kenapa harus sekarang, apakah tidak bisa aku berpikir terlebih dahulu, untuk mempertimbangkannya?" tanya Jane dengan nada kesal.
Brak!
Ayah Jane memukul tangan sofa dengan kuat, ia paling benci perkataannya di bantah.
"Kau semakin lancang saja! sekarang kemasi barangmu! dan pergi ke rumah Tuan Fernandez, Rocky akan mengantar mu ke rumah cucu Tuan Fernandez!!" sahut Ayah Jane setengah berteriak.
"Huh!" dua wanita, yang duduk di samping Ayahnya, mendengus sinis memandang Jane dengan dagu sedikit terangkat.
"Kamu sudah bersyukur menikah dengan orang kaya, dan bisa tinggal di Mansion yang mewah, jangan terlalu munafik lah!" sahut Ibu tiri Jane dengan dingin.
"Kalau memang orang kaya, kenapa tidak putrimu saja yang kau nikahkan pada cucu Tuan Fernandez!" sahut Jane dengan tajam kepada Ibu tirinya, dengan tatapan mata yang dingin.
"Aku tidak mau! siapa yang mau menikah dengan psychopath! masa depanku masih panjang, dan aku masih muda... siapa yang mau menikah dengan pria mengerikan seperti cucu Tuan Fernandez itu!" sahut adik tiri Jane dengan kalap.
"Tenang, nak! tentu saja bukan kau yang di maksudkan dalam surat wasiat itu, kau terlalu baik untuk menjadi istri seorang pria yang begitu menyeramkan!" ujar Ibu tiri Jane memeluk putrinya itu dengan penuh sayang.
Jane hanya bisa mendengus sebal, melihat tingkah ke dua wanita, yang telah mengacaukan kehidupan rumah tangga Ibunya.
"Kau jangan membuat aku marah, Jane! cepat pergi kemasi barang-barang mu!!" teriak Ayah Jane, mulai naik darah.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana? apa Papa akan memukulku?!" teriak Jane juga tidak senang, karena tidak pernah di beri kesempatan untuk menolak, atau pun bicara.
Brak!
Ayah Jane melempar vas bunga ke arah Jane, dan nyaris saja mengenai tubuh Jane.
"Lancang kau! aku tidak perlu mendengar pendapatmu, kau hanya perlu menuruti apa yang sudah di atur untukmu! cepat pergi!!" teriak Ayah Jane menatap Jane dengan berang.
Ke dua wanita, yang duduk di samping Ayahnya, diam-diam menyunggingkan senyuman geli mereka, memandang Jane dengan tatapan sinis.
"Rocky!!" teriak Ayah Jane memanggil Asistennya.
"Tidak perlu! aku tidak memiliki barang apapun lagi di rumah ini, semua sudah ku bawa ke apartemen ku!" sahut Jane, terpaksa mengalah, lalu bangkit berdiri.
Tangan Jane meraih kartu KK dan akta kelahirannya, setelah itu ia pun keluar dari Mansion Ayahnya tersebut.
Ia berjanji, kalau hari inilah terakhir kali nya ia menginjakkan kakinya di rumah Ayahnya tersebut.
Lain waktu, ia tidak akan pernah lagi datang ke rumah Ayahnya, yang banyak membuat dirinya, dan Ibunya menderita.
Jane melihat surat KK yang di berikan oleh Ayahnya itu, hanya tertera namanya saja.
Ternyata ia sudah di keluarkan Ayahnya, dari surat KK milik Ayahnya, yang berarti antara dirinya, dan Ayahnya sudah tidak memiliki ikatan antara Ayah dan putri lagi.
Jane hanya bisa tersenyum masam saja mengetahui, apa yang sekarang di alaminya.
Berarti Ayahnya sudah mempersiapkan ini, jauh sebelumnya, bahwa ia akan menikah, dan tidak akan terikat lagi dengan keluarga Ayahnya.
"Huh! baguslah! aku juga tidak sudi memiliki Ayah seperti mu, dan sangat di sayangkan kenapa aku terlahir, dari benih Ayah kejam seperti mu!" gumam Jane tersenyum masam.
Rocky membuka pintu mobil, begitu melihat Jane mendekati mobil.
Dengan malas, Jane masuk ke dalam mobil, setelah itu Asisten Ayahnya itu menutup pintu dengan pelan.
Kemudian mobil pun, perlahan meninggalkan halaman pelataran Mansion Ayah Jane.
Bersambung.....