Abelia Lestari adalah seorang gadis polos dan lugu yang bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan Muda kejam bernama Anggara. Sering mendapat siksaan hingga kehilangan kesucian sudah Abel alami hingga pada akhirnya membuat Abel menyerah pada hidupnya.
Namun keajaiban terjadi, gadis yang biasanya polos dan lugu itu berubah menjadi gadis yang berbeda, wajah yang memancarkan ketegasan dan mata yang tajam bak elang. Dendam pun satu persatu mulai terbalaskan.
Apa yang sebenarnya telah dialami Abel dan apa yang terjadi padanya? Langsung saja baca kelanjutan ceritanya👉🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan
“Ya sebentar” teriak Genia lumayan keras karena orang yang mengetuk pintu kamar semakin lama semakin keras dan tidak sabaran.
Ceklek, baru saja pintu itu dibuka tangan Genia langsung saja ditarik dengan kencang. Belum sempat Genia mencerna apa yang terjadi sebuah tamparan keras sudah berhasil mengenai pipi mulusnya.
Plakkk..
Tamparan yang keras itu terdengar menggema, namun tetap saja seperti biasa, tidak ada satupun dari para pelayan maupun penjaga yang mau menolongnya karena mereka pun sama takutnya dan juga lebih menyayangi nyawa mereka sendiri.
“Lancang sekali kau hanya berdiam diri dikamar dan enak-enakan tanpa melayani ku” bentak Anggara keras.
“Apakah kau hanya ingin memakan gajih buta hah!! Dasar wanita murahan!” Lanjutnya yang malah menghina Genia.
Sedangkan Genia mengangkat tangannya mengusap pipi kirinya yang terasa panas akibat tamparan keras Anggara, matanya berkilat memancarkan kemarahan yang tak terbendung, kali ini pria itu akan merasakan akibatnya!.
Perlahan ia bangun berdiri, tangannya mengepal menahan rasa marah yang membuncah. Pria didepannya ini benar-benar sangat bajingan, dia yang sudah mengambil kesucian dari tubuh ini, bagaimana mungkin dengan mudahnya mengakatan jika dirinya lah yang murahan. Benar-benar seorang idiot yang tidak sadar diri.
“Apakah kau sekarang berubah menjadi tuli hah?? Apakah perkataan ku sedari tadi hanya angin lewat saja ditelinga mu itu?? Dasar gadis gila”
Tangannya melayang kembali di udara, kembali ingin menampar wajah Genia. Namun belum sempat tangan itu mengenai sasaran, tangan mungil Genia sudah lebih dulu berada dipipi kirinya.
Plakkk..
Tamparan yang keras dan jauh lebih nyaring dari pada tamparan pada Genia tadi kini terdengar didalam rumah megah itu. Membuat semua orang menatap kearahnya tidak percaya, ada apa dengan gadis itu? Kenapa tiba-tiba saja ia berubah menjadi pemberani. Semua mata menatapnya horor, tidak percaya dengan apa yang terjadi, ini adalah pertama kalinya dalam sejarah mereka melihat kejadian langka seperti ini.
“Kauuu!!!!”
Anggara menggertakkan giginya menahan amarah, apa-apaan gadis ini. Hanya seorang pelayan rendah tapi berani sekali melawannya yang seorang penguasa didalam rumah besar ini.
“Apa?? Kau pikir aku takut hah? Memangnya siapa dirimu sehingga aku jadi tak berani melawan bajingan rendah sepertimu” tantang Genia mengangkat wajahnya membalas tatapan tajam Anggara.
Tangan Anggara kembali ingin mencengkram dagu Genia, namun lagi dan lagi tangan Genia begitu lincah. Tangan Anggara pun ia kibas begitu saja hingga tangan itu kembali jatuh kebawah.
“Sialan!! Sepertinya kau sudah tidak ingin hidup lagi!” Geram Anggara semakin marah.
“Huh! Apa kau pikir dirimu itu Tuhan? Yang berhak mengatur hidup dan matiku?. Bahkan Tuhan saja sudah berpihak padaku sehingga aku bisa hidup kembali di dunia ini.. hahahaha”
Perkataan Genia sukses membuat Anggara semakin naik pitam, ia tidak memperdulikan sama sekali perkataan Genia yang terakhir karena rasa kesalnya tak bisa dibendung lagi.
Matanya menatap sekitar dan berakhir pada sebuah pisau buah tajam yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Kakinya berlari cepat dan langsung mengambil pisau buah itu, dengan kecepatan tinggi pisau itu ia lemparkan pada Genia yang hanya berjarak sekitar 5 meter saja.
Namun jangan panggil ia Genia jika hanya sebuah pisau seperti itu saja sudah dapat membunuhnya. Dengan gerakan yang lihai Genia menghindari pisau itu, bahkan dengan lincah tangannya dapat mengambil pisau yang tengah terbang dengan kecepatan tinggi.
Melihat keahlian Genia membuat semua orang memandangnya takjub, bahkan Anggara sendiri pun ikut takjub melihatnya. Gadis itu entah mengapa tiba-tiba saja berubah seperti menjadi orang lain. Namun rasa takjub itu Anggara buang jauh-jauh karena masih merasa kesal karena perkataan nya dibantah oleh seorang pelayan rendahan.
Tidak habis cara, Anggara kembali memikirkan apa yang harus diperbuatnya untuk menghukum Genia. Tanpa sengaja matanya menatap sebuah tongkat base ball yang entah sejak kapan berada dipojok ruang dapur.
Anggara mengambil tongkat itu dan mengarahkannya pada Genia, sepertinya Anggara memang berniat membunuh gadis itu karena ayunan tangannya yang tak main-main. Tetapi Genia yang melihat itu hanya menatapnya dengan wajah datar.
Dengan santai Genia menyambut ayunan tongkat base ball itu dan memutarbalikkan tubuhnya sehingga membuat tangan Anggara terkunci ke belakang. Tongkat yang berada ditangannya pun kini sudah berhasil pindah tangan kepada Genia.
Berhasil mendapat tongkat base ball ditangannya, Anggara pun ia dorong hingga hampir terjerambab kedepan. Tanpa menunggu apapun lagi Genia langsung saja mengayunkan tongkat itu kencang.
Bughh…
Bughhh…
Berkali-kali Anggara berhasil kena pukulan keras dari Genia, baru saja Anggara ingin membalas tetapi Genia yang gesit langsung saja kembali memukulnya keras tanpa belas kasihan sama sekali.
Bukannya merasa takut Genia justru tersenyum senang seperti seorang psikopat yang haus akan darah. Sudah hampir satu jam ia menggebuki Anggara, senyumnya pun semakin mengembang seiring berjalannya waktu.
Hingga pada satu jam tepat Anggara sudah tidak lagi tahan dan berakhir ambruk dengan darah yang mengalir disekujur tubuhnya. Genia pun tersenyum sangat senang dan langsung meninggalkan Anggara dengan langkah yang santai tanpa memperdulikan orang lain sama sekali.
Jangan tanya dimana para pelayan dan penjaga Anggara yang tidak menolongnya. Mereka pun sangat dibuat terkejut sehingga tidak dapat mencerna kejadian dengan baik. Namun saat mereka sudah tersadar sang Tuan sudah tergeletak tidak sadarkan diri.
Dengan langkah tergesa mereka mendekati Anggara dan segera membawanya ke rumah sakit, sedangkan beberapa orang berusaha mengejar Genia yang sebenarnya sudah sangat terlambat karena ia sudah berada sangat jauh dari rumah itu.
Namun tetap saja, mereka akan menangkap Genia bagaimana pun caranya untuk menuntut tanggung jawab gadis itu, jika tidak maka sudah dapat dipastikan jika merekalah yang akan mendapat amukan dari Tuan Muda mereka.