Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 16
" Aku benar-benar gak nyangka padamu Jillian! padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin menjadi ibu yang baik dan merawat mu tumbuh jadi anak gadis baik-baik, tapi seperti ini balasan mu untuk kami! " ucap Eleanor pura-pura sedih.
" SEMUA INI PASTI ULAH TANTE KANN!!! " tunjuk Jillian marah.
PLAK...
Wajah Jillian ditampar kasar oleh Bobby hingga menimbulkan jejak secercih darah.
" BEGINI KELAKUKAN KAMU DIBELAKANG SAYA! DIA IBU KAMU! KAMU HARUSNYA MENGHORMATINYA BUKAN BERPERILAKU SEPERTI INI!!! ' bentak Bobby.
" Tapi dia bukan ibuku!!! dia hanya wanita jahat yang berlaku baik didepan Papa saja!!!! " pekik Jillian.
" Setidaknya hormati dia sebagai ibumu! dia membesarkan kamu dengan baik, memberimu kasih sayang! dan seperti ini balasan mu padanya!!!! kau menuduhnya yang tidak-tidak!! " uap Bobby.
" Asalkan Papa tahu! bagaimana perilaku dan sikapnya padaku dibelakang Papa! mungkin Papa tidak akan membela Tante Eleanor!!! " ucap Jillian.
" CUKUP! SAYA TIDAK MAU MENDENGAR UCAPAN KAMU LAGI! SEKARANG KAMU PERGI DARI RUMAH SAYA, SAYA TIDAK AKAN MENGANGGAP KAMU BAGIAN KELUARGA SAYA! KAMU BUKAN LAGI ANAK SAYA! " teriak Bobby menggema di seluruh ruangan.
Jillian menatap nanar Bobby, tangan wanita itu terkepal kuat mau membela diri seperti apapun Papanya tidak akan percaya cinta lelaki itu membutakan segala nya.
" Eleanor! bawa barang-barangnya kemari. " perintah Bobby dituruti Eleanor.
Diseretnya tubuh Jillian kasar, yang memberontak hingga di depan pintu utama tubuh Jillian di dorong bersamaan dengan koper yang di lempar ke lantai marmer.
" KAMU SAYA USIR DARI RUMAH INI! JANGAN PERNAH MENGANGGAP SAYA SEBAGAI PAPA KAMU LAGI! CAMKAN ITU!!! " ucap Bobby tegas.
BRAK..
Menutup pintu itu tanpa belas kasihan melihat Jillian, yang notabene nya anak kandung sendiri. Jillian mengusap kasar air matanya kasar. dengan sedikit tertatih karena bagian kakinya terluka gara-gara benturan ujung meja membuat wanita itu tampak sedikit kesulitan berjalan.
Setelah keluar dari gerbang, Jillian menatap rumahnya lamat, meskipun mewah tapi tidak membuat nya merasa nyaman rasanya seperti di' neraka ' namun sialnya! hanya rumah itu saja tempatnya berlindung selama ini. dengan langkah Lunglai Jillian menyusuri sepanjang jalan ditengah malam dingin nya kota Milan.
Sebentar lagi, memasuki musim dingin. angin mulai berhembus kencang Jillian mengeratkan jaket tipis di tubuhnya, wanita itu mencari tempat sekitar yang bisa ia tumpangi untuk bermalam karena perutnya kembali keram.
Jillian terus berjalan, sambil memegangi perutnya yang semakin sakit, wanita itu melihat sebuah toko yang masih menyala lampunya, ia mampir sebentar membeli obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri.
KRING...
" Selamat datang. " ucap karyawan disana.
" Em, apa ada obat penghilang keram perut? " tanya Jillian yang merasa tidak nyaman, ia merasa ada sesuatu yang basah mengalir dari pahanya hingga ke betis kakinya.
" Oh ada sebentar kak. " ucap karyawan wanita itu.
Jillian yang penasaran melepas tas sling bag nya dan menaikan sedikit celana nya.
DEG...
Cairan merah mengalir hingga menetes ke lantai.
" DA-DARAH!!! " bukan Jillian yang berteriak karyawan wanita itu yang berteriak bersamaan dengan tubuh Jillian yang meluruh ke lantai.
Karyawan wanita itu tampak panik, ia menghubungi taksi terdekat membawa Jillian kerumah sakit yang tidak jauh dari tempat nya berada.
...✿ ✿ ✿ ✿...
DRRT...
DRRT...
DRRT...
Ponsel Dario berdering, lelaki itu yang masih sibuk membuat laporan untuk pekerjaan melihat layar ponselnya ia sedikit mengerutkan keningnya.
" Tidak biasanya Jili menghubungiku ditengah malam. " pikir Dario heran.
" Halo, ada apa Jilli? " tanya Dario saat sambungan teleponnya telah tersambung.
" Halo, selamat malam Pak. apa benar dengan Bapak Dario? " suara seorang wanita asing yang tidak Dario kenalin.
" Iya, dengan saya sendiri? ini siapa ya? "tanya Dario mulai cemas.
Dario mendengar dengan seksama wanita diseberang sana.
" Saya akan kesana. " jawab Dario mematikan sambungan telepon ia bergegas mengambil jaket tebal menuruni anak tangga dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit yang diberitahu pihak suster.
Setelah sampai dirumah sakit yang dimaksud, Dario bertanya pada pihak informasi disana atas nama ' Jillian Amberly ' ia diarahkan pada ruangan rawat inap.
KLEK...
Nafas lelaki itu sudah tidak terkontrol, karena berlari sepanjang lorong rumah sakit. dilihatnya seorang wanita yang terbaring di brankar dan disamping nya ada seorang wanita asing yang tidak Dario kenali.
Tapi, informasi yang didengarnya. wanita itulah yang membawa Jillian kerumah sakit.
" Anda suaminya Tuan? " tanya wanita itu.
" Ah, iya saya suaminya. " jawab Dario berbohong.
" Terimakasih telah menolong istri saya. " jawab Dario lagi.
" Anda yakin? tidak berbohong pada saya? " tanya wanita itu lagi tampak tidak percaya.
" Ya, saya memang suaminya. anda tidak perlu mencurigai seperti itu. " Jawab Dario.
" Ah, maafkan saya. saya hanya takut, jika anda orang jahat. saya melihatnya membawa koper besar saat ke tempat kerja saya, jadi saya pikir Nona ini diusir oleh suaminya. " jawab wanita itu.
Dario mengalihkan pandangan nya pada koper yang ditunjuk wanita itu.
DEG...
" Apa dia di usir dari rumah? " batin Dario.
" Kami hanya bertengkar, dia terlalu nekat untuk keluar ditengah malam saja. " jawab Dario.
" Ya, kalau begitu selesaikan permasalahan diantara kalian. saya permisi dulu. " ucap wanita itu segera pergi.
Berselang satu jam, dokter datang memantau keadaan Jillian.
" Apa yang terjadi dengan istri saya dok? "tanya Dario.
" Kondisi tubuh istri anda sangat lemah, terutama untuk si janin. untungnya Ny. Amberly mendapat penanganan lebih cepat jadi bayinya baik-baik saja kalau terlambat sedikit saja bayinya idak akan terselamatkan. " Jelas dokter perempuan itu.
" Untuk sekarang, Nyonya Amberly harus istirahat total selama 2 minggu kedepan dilarang melakukan aktivitas berat, tidak boleh stress dan kelelahan. " sambung dokter.
" Dan luka-lukanya, sudah di sterilkan jadi jangan terkena air dulu agar cepat mengering di bagian lutut dan kakinya hanya perlu di beri kain basah saja. " ucap dokter perempuan itu.
" Terimakasih dok. " ucap Dario.
Dokter perempuan itu segera pergi, Dario menatap Jillian yang masih tertidur pengaruh obat yang dikonsumsinya, Dario sudah mengira akan hal ini tapi? ia tidak akan mengira sampai seperti ini jadi nya.
Dario meraup wajahnya kasar, apa yang terjadi pada Jillian sampai wanita itu mendapatkan luka di bibirnya, lutut dan kakinya yang membiru dan sedikit berdarah sesuai penjelasan dokter tadi.
PUKUL 06.40.
Jillian membuka matanya yang terasa berat, matanya mengerjap beberapa kali menyesuaikan retina disekitarnya. Jillian berusaha untuk bangun tapi suara seseorang menyerukan agar dirinya kembali berbaring.
" O-om? kenapa aku disini? bukannya aku pingsan di- " ucap Jillian terhenti pikiran nya kembali berkelana semalam ia pingsan di apotek dan ada darah mengalir di pahanya.
Jillian memegangi perutnya, yang masih sedikit menyembul kedepan.
" Bayinya baik-baik saja, tapi kamu butuh istirahat total. " ucap Dario yang mengerti perasaan panik Jillian.
Jillian menghembuskan nafas lega mendengarnya.
" Tapi, kenapa Om bisa disini? " tanya Jillian.
" Cerita nya panjang, sekarang saya ingin bertanya sama kamu. apa yang terjadi sebenarnya? kenapa kamu bisa membawa koper besar keluar ditengah malam? dan berakhir disini? " tanya Dario penasaran.