Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08
"Di mana aku?" ucap Silvia ketika membuka matanya dengan perlahan. Ruangan serba putih menyambut penglihatannya.
Perempuan itu mencoba mengingat kejadian yang membuatnya terbaring di bangsal rumah sakit. Di sampingnya terlihat seorang pria yang tampak mengkhawatirkan keadaan Silvia.
"Bagaimana keadaan Anda?" tanya pria yang menolong Silvia.
"Masih sedikit pusing dan terasa perih sekali perutku," jawab Silvia sambil meringis.
"Perkenalkan saya Farhan, seperti yang Anda ketahui saja adalah sopir taxi yang membawa Anda ke rumah sakit. Sayangnya saya tidak menemukan apa pun untuk menghubungi keluarga Anda. Apakah Anda memiliki nomor keluarga atau kerabat yang dapat Anda hubungi?"
Farhan melihat Silvia masih meringis kesakitan, tetapi perempuan itu tampak sangat sedih. Ada luka mendalam yang tidak dapat didefinisikan.
"Saya Silvia. Tidak, saya seorang diri tidak memiliki keluarga. Terima kasih atas pertolongan Anda," ujar Silvia dengan senyuman pada pria yang menolongnya.
"Bagaimana dengan suami, Anda? Dokter bilang Anda sedang hamil," balas Farhan.
Sontak Silvia menggeleng, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia tidak memiliki suami. Tiba-tiba pikirannya tertuju pada pembicaraan tentang kehamilan. Takut sesuatu terjadi pada kandungannya.
"Bagaimana kondisi kandunganku? Sampai sekarang aku masih merasakan perih di perutku. Apa terjadi sesuatu pada kehamilanku?" cecar Silvia dengan raut penuh kekhawatiran.
"Tidak perlu khawatir, Anda hanya perlu beristirahat yang cukup. Hanya saja, saya khawatir dengan Anda. Saya tidak mungkin menunggu Anda terus. Mohon maaf, apa benar-benar tidak ada yang dapat dihubungi?" Terlihat Farhan peduli dengan keadaan Silvia.
Tidak mungkin dia bergantung dengan belas kasihan orang lain, akhirnya dia terpikir Luna. Mungkin sahabatnya itu dapat membantunya. Akan tetapi, niat tersebut segera diurungkan. Perempuan itu takut bila James dengan mudah menemukannya.
Bila mengetahui kehamilan Silvia dapat dipastikan James akan menggugurkan kandungan yang dimilikinya. Belum tentu juga James mengakui anak yang berada dalam kandungannya karena terakhir kali mereka bertemu James terus menuduhnya telah berkhianat.
"Saya tidak apa-apa ditinggalkan sendiri. Terima kasih telah menolong saya, Mas. Saya tidak dapat membalas kebaikan Anda. Semoga Anda selalu dilimpahkan rezeki dan kesehatan," ujar Silvia dengan sungguh-sungguh.
"Aamiin. Kalau boleh tahu tujuan Anda ke mana? Terakhir Anda meminta saya untuk segera ke terminal, bukan?" tanya Farhan yang ternyata masih penasaran dengan sosok Silvia.
"Ya, saya hendak pergi ke luar kota. Terima kasih atas kebaikan Anda. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan Anda," jawab Silvia.
Agaknya Farhan masih tidak tega meninggalkan Silvia, tetapi dering ponsel mengganggunya. Pria yang cukup tampan itu membuka ponselnya, rupanya sang istri telah menunggu kepulangannya. Farhan menghela napas, tidak mungkin dia menunggu Silvia karena dia memiliki keluarga sendiri.
Terbersit rasa kasihan dengan perempuan yang hamil muda dan terbaring lemah di hadapannya. Pria itu mengambil beberapa lembar uang kemudian menyelipkan di bawah bantal Silvia.
"Saya tidak dapat membantu lebih banyak, Mbak. Administrasi sudah saya lunasi. Ada sedikit uang yang dapat Anda gunakan. Semoga dapat berguna untuk Anda. Maaf, saya harus pulang terlebih dahulu karena istri saya menanti di rumah," ucap Farhan.
Silvia mengambil uang tersebut kemudian mengembalikannya. Dengan lemah dia mengatakan pada Farhan.
"Saya memiliki uang, Mas. Jadi, jangan mengasihaniku. Tolong berikan nomor rekening Anda. Nanti saya akan mengganti biaya rumah sakit yang telah Anda keluarkan," balas Silvia.
Hatinya sedikit terenyuh ketika ada pria yang mempedulikannya. Padahal, ayah dari cabang bayi yang ada dikandungannya saja sudah tidak mempedulikannya. Bahkan, tidak akan menyukai bila diberitahu tentang kehamilan Silvia.
Farhan menggeleng dengan tegas. "Terima uang dari saya, Mbak. Semoga apa pun yang menimpa Anda dapat terselesaikan dengan baik. Biar bagaimana pun pria yang menghamili Mbak harus bertanggung jawab pada anak yang ada dikandunganmu. Jaga diri baik-baik, maaf saya tidak bisa menolong lebih dari ini," ujar Farhan kembali memberikan uang pada Silvia.
"Baiklah, terima kasih, Mas Farhan. Kebaikanmu tidak akan pernah aku lupakan," ucap Silvia.
Farhan kemudian pamit dan pergi dari hadapan Silvia. Walau perempuan itu tidak memberitahukan masalah yang dialami Silvia dengan gamblang, pria itu telah dapat memberikan kesimpulan bahwa Silvia kemungkinan wanita yang hamil di luar nikah.
Biar bagaimana pun, Farhan tidak ingin terlibat jauh dengan wanita cantik itu. Dia telah memiliki keluarga dan istri yang sangat dicintainya. Cukup dengan membantu biaya rumah sakit dan memberikan sejumlah uang pada Silvia mungkin dapat meringankan beban perempuan itu.
Silvia termenung seorang diri, ingin meratapi nasibnya tetapi semua yang terjadi adalah keinginannya. Menjadi simpanan James berarti dia menyetujui hanya seorang wanita yang dibayar untuk memenuhi kebutuhan James. Ketika jatuh dalam cinta pria dingin itu, James tidak pernah mengatakan apa pun yang membahas hubungan mereka.
Dengan bodohnya, Silvia berhenti meminum pil KB dan hamil anak James. Berharap James akan mencintainya bila memiliki anak dari Silvia. Namun, melihat kemarahan James, perempuan itu yakin James tidak akan menginginkan anak dari Silvia.
"Aku tidak boleh seperti ini terus, aku harus bangkit. Tidak ada yang boleh menyakiti anakku termasuk ayahnya sendiri!" gumam Silvia sambil memikirkan langkah ke depannya.
Silvia memiliki tabungan sendiri, walau ATM dari James telah dia berikan. Tentu saja perempuan itu memiliki simpanan selama bekerja menjadi sekretaris James. Silvia harus mengelola uang itu agar dapat menghidupi dia dan anaknya.
Sementara itu, di sisi lain James menekan Daren dan anak buahnya untuk mencari Silvia. Pencarian tidak membuahkan hasil karena semua hanya berfokus pada rute perjalanan ke luar kota dan ke luar negeri. James pikir Silvia pasti tengah menggunakan transportasi untuk bepergian. Pria itu tidak pernah menyangka bila Silvia masih berada di dekatnya.
"Tidak peduli apa pun! Aku ingin Silvia kembali ke sisiku. Dia tidak bisa begitu saja pergi dariku. Harus aku yang meninggalkannya, bukan dia yang meninggalkanku seperti ini!" ujar James.
"Baik, Tuan. Kami akan berusaha semampu mungkin untuk membawa Nona Silvia ke hadapan Anda!" ucap Daren kemudian pergi dari hadapan James.
Ponsel James berdering, pria itu melihat nama yang tertera di layar ponselnya. "Aku tidak ingin membahasnya sekarang, Mom. Bukankah aku pernah bilang kalau aku tidak setuju dengan perjodohan dengan Wilona," ucap James lalu menutup ponselnya.
"Si*l! Semua ini membuat kepalaku hampir pecah! Bagaimana mungkin aku menikah dengan Wilona kalau pikiranku hanya tertuju pada Silvia? Padahal, wanita itu telah mengkhianatiku. Di mana kamu Silvia? Kamu tidak bisa pergi dariku begitu saja!" James terus meracau karena memikirkan kepergian Silvia.
***
Bersambung.
Terima kasih telah membaca. ❤️❤️❤️