Perasaan Bisma yang begitu besar kepada Karenina seketika berubah menjadi benci saat Karenina tiba-tiba meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Akankan Bisma dan Karenina bisa bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Cemburu
Setelah selesai beres-beres, Bisma dan Rani pun segera memesan mobil pengangkut barang. Mereka segera pindah ke rumah baru yang posisinya dekat dengan rumah Nina hanya terhalang dua rumah saja. Setelah itu, Bisma pun mengajak Rani untuk pergi ke rumah sakit.
"Ma, Nina sudah baikan lebih baik kita pulang saja," ucap Nina.
"Mana ada sehat, kamu masih lemas kaya gitu," sahut Mama Venna sembari menyuapi Nina.
"Tidak kok, Nina sudah sehat. Nanti Mama bilang ya sama Dr.Ami," keukeuh Nina.
Venna menghembuskan napasnya. "Baiklah, nanti Mama ngomong sama Dr.Ami tapi jika Dr.Ami tidak mengizinkan, maka kamu jangan memaksa ya," ucap Mama Venna.
"Oke."
Venna kembali melanjutkan menyuapi Nina, tiba-tiba pintu ruangan rawat Nina terbuka. Nina dan Venna menoleh secara bersamaan, terlihat Bisma dan Rani berdiri di depan pintu. "Sore, Tante," sapa Bisma.
"Sore."
Nina membenarkan posisi duduknya dan menundukkan kepala. Dia sangat takut melihat Rani, dia kira pasti Rani datang untuk memarahi bahkan memakinya karena berani mendekati Bisma lagi. Perlahan Rani menghampiri Nina yang masih menundukkan kepala sembari meremas tangannya sendiri.
"Nina," ucap Mommy Rani.
"Maafkan Nina, Tante. Nina tidak mendekati Bisma kok, Bisma sendiri yang datang ke sini dan Nina tidak pernah menyuruh Bisma untuk datang ke sini," sela Nina dengan masih menundukkan kepalanya.
Rani yang melihat raut wajah Nina merasa sangat bersalah. Mata Rani mulai berkaca-kaca, dan tanpa aba-aba dia pun langsung memeluk Nina membuat Nina kaget. Bisma dan Venna hanya bisa tersenyum melihatnya.
"Maafkan Tante, Nina. Tante sudah sangat kejam sama kamu, Tante merasa sangat bersalah, maafkan Tante, Nina," ucap Mommy Rani dengan deraian air matanya.
Nina yang awalnya kaget, langsung menyunggingkan senyumannya. Nina membalas pelukan Rani dan ikut meneteskan air matanya. "Tante tidak perlu minta maaf seharusnya Nina yang meminta maaf kepada Tante dan juga Bisma," sahut Nina.
Rani melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Nina. "Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu sedang sakit?" ucap Mommy Rani.
"Nina tidak mau membuat kalian khawatir dengan keadaan Nina, dan Nina juga tidak mau dikasihani oleh siapa pun. Tante tahu, Nina wanita kuat," sahut Nina dengan senyumannya.
Mendengar Nina mengatakan itu dengan senyumannya, bukan membuat semuanya bahagia justru itu membuat semua orang lebih sedih. Bisma memalingkan wajahnya dan menghapus air mata yang tiba-tiba menetes tanpa izin itu. Venna mengusap pundak Bisma membuat Bisma menoleh ke arahnya.
"Jangan menangis, Nina paling tidak suka ada orang yang menangisi dirinya, dia suka marah," ucap Mama Venna.
"Maafkan Bisma, Tante. Bisma reflek," sahut Bisma.
Sore itu begitu hangat, mereka semua bercengkrama sesekali tertawa membuat Nina semakin bahagia. Berbeda dengan Nina yang sedang bahagia, di kediaman Nadira dia tampak ngamuk membuat kedua orang tuanya ikut geram. "Pokoknya Nadira tidak ikhlas melihat Bisma bahagia dengan wanita itu, kalau Nadira hancur maka mereka pun harus lebih hancur dari aku!" teriak Nadira.
"Tenang sayang, Papa tidak akan membiarkan mereka bahagia di atas penderitaan kamu, Papa akan membalas semua perbuatan mereka," sahut Papa Gilbert.
Gilbert sangat geram karena melihat putri kesayangannya hancur seperti itu. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Entah siapa yang dia hubungi dan apa yang diperintahkan olehnya.
***
Keesokan harinya....
Nina sudah bersiap-siap karena pagi ini dia akan pulang dari rumah sakit. Seperti biasa Bisma sudah datang pagi-pagi sekali, kali ini dia tidak akan membiarkan waktu semenit pun untuk tidak bersama Nina. Dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu berada di samping Nina.
"Ninaaaaaaa!" teriak Gisel.
"Gisel." Nina tampak sangat bahagia kala melihat Gisel, Hilmi, dan Rendra datang juga ke rumah sakit.
"Eh, ada Pak Bisma," ucap Hilmi sungkan.
"Jangan panggil Pak, aku sudah bukan bos kamu lagi," sahut Bisma dingin.
"Pak Bisma ternyata sudah kenal sama Nina, ya?" tanya Gisel.
"Ya, jelaslah karena dulu aku------"
Ucapan Bisma seketika terhenti karena Nina dengan cepat menutup mulut Bisma dengan tangannya. "Kamu jangan banyak bicara," bisik Nina.
Rendra hanya terdiam melihat interaksi Nina kepada Bisma. Dia sudah sejak lama mencurigai mereka berdua dan Rendra berpikir kalau mereka berdua memang punya hubungan spesial di masa lalu. "Nin, bagaimana dengan keadaan kamu?" tanya Rendra.
"Alhamdulillah sehat, Ren," sahut Nina dengan senyumannya.
Bisma mendelikan matanya ke arah Rendra, dari dulu dia memang paling cemburu kepada Rendra. "Nin, apa ini tas yang mau kamu bawa? aku bantuin bawa ya," ucap Rendra.
"Iya, terima kasih, Ren," sahut Nina.
Bisma merasa tidak suka, dia pun dengan cepat merebut tas Nina dari tangan Rendra. "Biar aku saja yang bawa," ucap Bisma.
Rendra mengerutkan keningnya, begitu pun dengan Nina dan yang lainnya yang merasa bingung dengan sikap Bisma. Nina pun bersiap turun dari ranjang pasien, namun dia sedikit oleng karena tubuhnya masih lemah. Rendra dengan cepat menangkap tubuh Nina dan itu lagi-lagi membuat Bisma emosi.
Bisma menyimpan tas Nina dan mendorong tubuh Rendra supaya menjauh dari Nina. "Kamu tidak apa-apa 'kan, Nina?" tanya Bisma.
"Aku baik-baik saja kok, kamu gak usah berlebihan kaya gitu," sahut Nina.
Rendra hanya bisa tersenyum sinis melihat kelakuan Bisma. "Apaan sih nih orang, semuanya gak boleh," batin Rendra kesal.
Tidak lama kemudian, Venna dan Nino pun datang. Keduanya baru saja mengurus administrasi Nina. "Ayo, kita pulang," ajak Nino.
"Nih, kamu bawa tas ini." Bisma memberikan tas Nina yang tadi dia rebut dari Rendra.
"Yaelah, kenapa tadi anda ambil tasnya? 'kan aku sudah mau bawa," ledek Rendra.
"Jangan banyak bicara kamu!" sentak Bisma.
"Apaan sih." Nina mencubit lengan Bisma membuat Bisma meringis kesakitan.
Rendra sebenarnya merasa cemburu melihat kedekatan Bisma dan Nina tapi apa daya, dia bukan siapa-siapa Nina jadi dia tidak berhak untuk merasa cemburu. Begitu pula dengan Bisma yang merasakan hal yang sama seperti Rendra. Bisma tidak mau Nina terlalu dekat dengan Rendra.
"Sekarang aku tahu, kenapa kamu selalu menolak cintaku. Ternyata Pak Bisma yang kamu sukai," batin Rendra.
Semuanya pun pergi meninggalkan rumah sakit. "Sebentar, aku pesan taksi online dulu," ucap Bisma pada saat berada di luar rumah sakit.
"Ngapain pesan taksi online Pak, aku bawa mobil kok dan yang lainnya bisa ikut ke mobil Hilmi," sela Rendra.
Semuanya menoleh ke arah Bisma. Saat ini Bisma memang sudah tidak punya apa-apa, bahkan mobilnya pun sudah diambil oleh Nadira. Bisma terdiam, dia merasa sangat malu karena untuk saat ini dia merasa sudah tidak berguna lagi.
"Ya sudah, kamu naik mobil dia saja," ucap Rendra sedih.
Nina tahu akan perasaan Bisma, saat ini Bisma memang sudah tidak punya apa-apa lagi. "Ren, boleh 'kan jika Mama dan Kak Nino ikut mobil kamu?" seru Nina.
"Lah, terus kamu bagaimana?" tanya Rendra bingung.
"Aku naik taksi online saja sama Bisma," sahut Nina.
Rendra lagi-lagi harus menahan rasa sakit di dalam hatinya. Tapi, Rendra tidak bisa berbuat apa-apa karena dia tahu jika Nina memang kembali lagi bersama Bisma.
*
*
*
Assalamualaikum guys, ketemu lagi sama Othor. Maaf ya, hiatusnya lumayan lama soalnya harus ngurus anak yang baru disunat🙏semoga ke depannya bisa up rutin lagi ya, guys.