Lelaki Itu Suamiku

Hari ini hujan turun, membuat aku benar-benar enggan untuk melakukan aktivitas. Namun aku teringat kalau hari ini ada mata kuliah pagi dan

memaksaku untuk segera pergi ke kampus. Aku pun melajukan mobilku namun hari ini karena mungkin hujan jalanan menjadi macet dan memaksa mobilku berjalan merayap.

Tapi semakin lama aku melihat kerumunan orang semakin ramai, membuat jiwa kepo meronta.

" Pak maaf di depan ada apa yahh kok rame Seperti ini? tanyaku pada seorang bapak yang kebetulan melintas

" Ada kecelakaan den. .tapi ga ada yang mau menolong " jawab bapak-bapak itu.

Aku sengaja mendekatkan mobilku dan begitu kagetnya ketika melihat dia, gadis pujaanku. Dia pun menghentikan mobilku .

" Mas-mas tolong antarkan aku dan korban kecelakaan itu ke rumah sakit" pinta gadis itu dengan wajah memelas.

" Baiklah " Hanya kata itulah yang keluar dari mulutku ,benar -benar mulutku terkunci.

Gadis itu naik mobilku beserta korban kecelakaan tersebut.

****

Sampai di rumah sakit korban kecelakaan tersebut langsung di bawa ke ruangan UGD untuk mendapatkan pertolongan .

" Oh ya mas terima kasih atas pertongonnya, tak tau apa jadinya tanpa bantuan mas"

" Bukan kah sesama manusia memang harus saling tolong menolong" secara spontan aku menjawab seperti itu

" Oh ya emang aku keliatan tua yahh. .. panggil aku kakak jangan panggil mas " pintaku padanya

" Hmmm baik kak "

Untuk pertama kalinya aku benar-benar dekat dengan dia , tak pernah terbayangkan sebelumnya bisa sedekat ini.

Tunggu aku bila saatnya tiba, akan ku jadikan kau orang yang begitu berarti di hidupku setelah ibu dan adik perempuan ku.

Lamunan ku buyar ketika dia memperkenalkan namanya dan secara spontan juga aku berkata sudah mengenalnya .Sontak dia pun kaget

" Apa kita pernah ketemu sebelumnya?

tapi di mana? ? dia keheranan

Aku pun berterus terang kalau aku pertama kali bertemu ketika di acara kampus yang di adakan di puncak beberapa bulan lalu.

Dia hanya mengaguk ngangguk saja seolah olah dia juga melihatku di sana padahal aku tau dia pasti tak melihatku disana.

Aku lihat jam di tanganku sudah menunjukan pukul 07.35 sedangkan jam 08.00 nanti aku sudah masuk mata kuliah. Aku mencoba memberi ia tumpangan untuk ke kampus, tapi aku takut dia menolak. Aku serba salah tak mengajak tapi kita satu kampus masa tak memberi tumpangan , tapi kalau aku ngajak takut di tolak benar-benar sedang perang dengan ego ku.

" Pergi ke kampus bareng aku yahh " Aku coba memberi tumpangan sambil harap -harap cemas

" Gak usah kak aku naik angkutan umum saja" tolaknya dengan lembut

" Ikut aku saja dari pada nnti telat, " aku mencoba meyakinkannya

" Kamu jangan hawatir, nanti kamu duduk di belakang "

" Baik lah kak aku ikut kaka"

Begitu senang hatiku ketika dia bilang mau ikut denganku.

Dan selama di perjalanan tak ada serta kata pun yang ter ucap , hanya kesunyian dan gemuruh kendaraan yang melintas.

semoga pra readears suka ceritanya dan paham maksud dari ceritanya. .mengekspresikan apa yang ada di pikiranku menjadi tulisan-tulisan susah. karena kurangnya pengalaman. oleh karena itu mohon dukungan juga saran dari para readers untuk author biar bisa memperbagus lagi kualitas dari novelnya.

mohon maaf juga bila ada salah -salah dalam penulisan atau pun pemilihan kta/ bahasa yang berbelit belit 😊😊😊