NovelToon NovelToon
Pernikahan Rahasia Gadis Culun & Dokter Dingin

Pernikahan Rahasia Gadis Culun & Dokter Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Balas Dendam / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis
Popularitas:60M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata juga mental yang kuat untuk marah-marah!)

Sheila, seorang gadis culun harus rela dinikahi secara diam-diam oleh seorang dokter yang merupakan tunangan mendiang kakaknya.

Penampilannya yang culun dan kampungan membuatnya mendapat pembullyan dari orang-orang di sekitarnya, sehingga menimbulkan kebencian di hatinya.

Hingga suatu hari, Sheila si gadis culun kembali untuk membalas orang-orang yang telah menyakitinya di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin Sendiri!

Marchel baru saja pulang ke rumah saat larut malam, setelah seharian penuh berada di rumah sahabatnya, Dokter Willy. Rasanya sangat berat pulang ke rumah dengan membawa perasaan bersalah yang teramat besar.

Dengan langkah gontai, Marchel menapaki satu persatu anak tangga menuju lantai atas dimana kemarnya berada. Saat tiba di depan pintu, Marchel menghela napas berat. Berharap Sheila tidak di dalam sana. Bertemu istri akan membuat perasaan bersalahnya semakin besar.

Pelan-pelan, Marchel memutar gagang pintu, mengintip sedikit demi sedikit. Melangkahkan kakinya memasuki kamar gelap itu ketika meyakini sang istri tidak berada di sana. Marchel sangat tahu Sheila tidak suka dengan kegelapan.

Sementara itu, Sheila masih terdiam di kamarnya, duduk selonjoran di atas pembaringan dengan tatapan kosong dan mata sembab. Seharian gadis itu tidak pernah keluar dari kamar. Yang dilakukannya hanya menangis dan menangisi nasibnya.

"Apa Kak Marchel akan marah kalau aku memberitahunya apa yang dia lakukan padaku semalam. Tapi aku harus memberitahunya. Walaupun dia akan marah karena aku berbohong saat meminta izinnya," gumam Sheila.

Gadis itu segera menyibakkan selimut yang menutupi kakinya, lalu melangkah keluar dari kamar dengan ragu-ragu. Sheila melirik ke arah kamar Marchel, dan melihat lampu kamar itu telah menyala. Artinya sang penghuni kamar itu sudah berada di dalam sana.

Sheila menarik napas, kemudian menghela. Berusaha mengumpulkan keberanian untuk bicara dengan suaminya itu.

Di dalam sana, Marchel masih merenungi perbuatannya. Ketukan pintu yang terdengar dari luar membuyarkan lamunannya. Sheila kemudian masuk ke kamar itu dan mendekati Marchel dengan langkah meragu.

Marchel bahkan tak punya keberanian menatap wajah Sheila.

"Kak Marchel..."

Hening! Marchel tidak menjawab sapaan gadis belia yang menjadi istrinya itu.

"Kak Marchel, aku... aku mau mengatakan sesuatu," ujar Sheila dengan nada terputus-putus, tanpa berani menatap sang suami.

"Nanti saja, Sheila... Aku sedang ingin sendiri."

Sheila memberanikan diri mendongakkan kepalanya, posisinya masih berdiri di samping Marchel. "Tapi Kak, ini sangat penting. Aku mau..."

"Nanti saja!! Kau tidak dengar, aku bilang ingin sendiri?! Tolong mengertilah!" Marchel membentak Sheila dengan keras, membuat gadis polos itu terkejut luar biasa. Seketika kembali menundukkan kepalanya, dengan mata berkaca-kaca. Ada rasa sakit yang seolah menggores, mengingat selama ini Marchel tidak pernah membentaknya.

"Ma-maaf..." Sheila membelakang, lalu mengusap air matanya dan segera melangkah keluar. Kembali ke kamar dengan berderai air mata.

Sedangkan Marchel, memejamkan matanya kasar. Sebuah beban berat yang terasa menghimpit dadanya, membuat sang dokter tidak dapat berpikir jernih.

"Sheila..." Gumam Marchel dengan rasa bersalah yang menggerogoti hatinya.

Sheila menutup pintu kamarnya, menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur sambil menangis hingga sesegukan. Bentakan Marchel yang keras menorehkan sembilu baginya.

****

Malam semakin larut. Marchel masih terdiam merenung. Laki-laki itu meraba tempat di sebelahnya, dimana Sheila biasanya berbaring. Entah mengapa ada rasa kekosongan. Marchel sudah mulai terbiasa dengan kehadiran sosok Sheila di sisinya. Ada rasa yang sulit dijelaskan, antara rindu dan rasa bersalah. Namun, dosa semalam membuatnya menepis semua perasaan aneh itu.

Dengan langkah berat, Marchel keluar dari kamar, menuju kamar Sheila yang berada tak jauh dari kamarnya. Membuka pintu sedikit dan mengintip dari ambang pintu. Terlihat Sheila sudah tertidur dengan posisi tengkurap.

Marchel mengusap rambut panjang sang istri, dengan setitik air mata yang terjatuh. "Maafkan aku, Sheila. Aku sudah melakukan dosa yang sangat besar. Dan sekarang aku seperti tenggelam dalam rasa bersalahku. Tolong aku, bagaimana caraku melepaskan diri dari semua itu. Bagaimana aku bisa menghapusnya."

Marchel menarik selimut menutupi tubuh Sheila, kemudian melepas kacamata tebal yang masih melekat di sana.

Selama beberapa jam, Marchel terdiam di kamar itu sambil memandangi wajah polos gadis itu.

***

_

_

_

_

Besarnya rasa bersalah yang tidak dapat dipikul oleh Marchel telah menciptakan kesenjangan bagi keduanya. Hubungan Marchel dan Sheila yang tadinya sempat menunjukkan banyak kemajuan, nyatanya tak berlangsung lama. Hubungan Sheila dan Marchel kembali berjarak seperti saat Sheila baru menginjakkan kaki di rumah itu.

Pagi itu, Sheila sudah berangkat ke sekolah ketika Marchel baru turun untuk sarapan.

"Bibi, dimana Sheila?" tanya Marchel pada Bibi Yum.

"Sheila sudah berangkat. Sepertinya naik bus," jawab wanita paruh baya itu.

Marchel menyeruput teh hangat buatan Bibi Yum, memikirkan sang istri yang harus pergi ke sekolah dengan naik bus. "Kenapa tidak minta diantar sopir?"

Marchel menatap Bibi Yum, ketika wanita itu tidak menjawab pertanyaan tuannya. Sejenak, Bibi Yum melirik nyonya besarnya, ingin berkata jujur, namun ancaman ibu untuk mengusir Sheila dari rumah itu membuatnya memilih diam.

"Sepertinya Sheila lebih senang naik bus," jawab Bibi Yum

"Baiklah, Bibi. Untuk hari ini saja. Katakan pada Sheila, besok berangkat harus diantar sopir."

Bibi Yum mengangguk pelan, "Akan ku sampaikan padanya."

BERSAMBUNG

1
Mak sulis
Marchel, kenapa gak di power glue ajah mulut Willy temanmu itu, biar gak meracuni Chela😖
Mak sulis
kalo memang sudah dasarnya orang baik, pasti sedih lihat orang lain sedih, meskipun itu orang2 yg telah menjahatinya
Mak sulis
poooasss buwaaanget😁
Fenny Arif
mataku bengkak, hidungku meler thor 😭
Mak sulis
pembalasan lebih kejam.. dendam membakar sheila.dan Ray tau hanya Marchel yg bisa menghemtikan
Mak sulis
Willy kamu jangan shock yah.. karena Qiandra itu sudah bersuami dan suaminya adalah sahabatmu..mangkanya jangan muji muji kecantikan Qiandra didepan Marchel..bisa2 kau dicekik sahabatmu itu🤪
Mak sulis
sekarang aja bilang tidak..tapi kalo sudah tau faktanya siapa pewaris group Darmawan bakalan shock
Mak sulis
kayaknya Sheila sudah bersama pak Arman, bapaknya Reyhan
Mak sulis
ini anak waras nggak sih..hamil dan melahirkan tuh butuh biaya, kok ATM pemberian suaminya dibuang😖
Amud Muztaba
cocok fotonya dg shella
Mak sulis
pak dokter yg ganteng tambah ganteng kalo tegas menolak menjemput si Audry
Mak sulis
ada yg kebakar api cemburu..jangan salahkan Reyhan yg tidak tau status Sheila yg dirahasiakan
Mak sulis
hey Marschel, bukan Sheila yg menggemaskan, tapi kamunya yang mulai jatuh cinta sama si bocil istrimu😍
Mak sulis
mulai sedikit ada pencerahan siapa pewaris Darmawan group
Mak sulis
bibi Yum yg baru kenal aja menyayangi istrimu..berarti mata hati yg bisa lihat baik seorang itu baik🥺
Mak sulis
andai Marsel tau, temen laki laki istrinya yang dibencilah yg selalu melindungi saat ini
Reni Ajja Dech
jangan- jangan Cella anak mereka.ada yg menukarkan ny.
Welem Jacobus
Kecewa
Welem Jacobus
Buruk
Nurhayati Hutagalung
mulai nyimak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!