Vika Amalia, seorang gadis ceria, giat, tangguh dan juga paling menomor satukan uang di atas segalanya. Keadaan yang membuatnya menjadikan dia matre karena pengalaman buruk keluarganya, Namun, hidup Vika berubah setelah kejadian fatal menimpanya kesalahan yang bukan sengaja terjadi malah jadi cerita baru di hidupnya. Arya Mahesa, adalah seorang Chef terkenal dengan keahlian memasak ala dirinya yang selalu cool terlebih lagi selalu menemukan resep baru di setiap sentuhan masaknya. membuat Arya begitu digemari oleh kaum hawa. dia mencintai Chika (kekasihnya) tapi terjebak dalam kesalahan pada Vika..
cerita menarik untuk mengisi waktu luang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auzora samudra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hamil
"Vika!!" Arya terkejut saat melihat tubuh gadis itu yang sudah jatuh di lantai "ada apa denganmu?" Kemudian segera menghampiri dan menopang kepalanya di pangkuan "dia pingsan lagi?. Vi... Vika" tepukan lembut di pipi untuk membangunkannya, namun mata gadis itu masih saja terpejam. Arya segera mengangkat tubuh lemah itu, berinisiatif membawa ke klinik karena ini bukan pertama kali dia pingsan. Arya khawatir kalau malah ada penyakit serius yang sebenarnya Vika sembunyikan atau malah dia juga tidak tahu, apalagi dia mengerti kalau gadis itu tidak akan mungkin mau mengeluarkan uang untuk dirinya sendiri
"Ada apa dengannya?" salah seorang karyawan bertanya ketika melihat Arya menggendong tubuh Vika
"Saya juga tidak tahu, tiba-tiba dia pingsan" Arya begitu paniknya "bukakan pintu mobil. Saya akan membawanya ke klinik" perintah Arya
"Baik Chef" dia segera membukakan pintu mobil untuknya "apa perlu saya ikut?" Salah satu dari mereka yang lainnya menawarkan diri
"Tidak usah, kalian lanjutkan saja pekerjaannya. Ini sudah tanggung jawab saya"
"Baik Chef"
Kemudian Arya membawanya ke klinik terdekat dari restoran.
***
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Arya setelah dokter memeriksanya
"Nona ini baik-baik saja tapi untuk lebih jelasnya kita tunggu hasil lab dulu"
"Tapi kenapa dia belum sadar? "
"Tidak apa-apa biarkan dia istirahat lebih lama karena ini sangat baik untuknya, apakah akhir-akhir ini dia terlalu banyak beraktivitas?"
"Iya!!" Arya menjawab apa adanya
"Baiklah, ini hasil lab yang sudah keluar" dokter itu membaca lembaran kertas setelah suster memberikannya "hmm.. bener dugaan saya." Dokter itu mengamati lalu menghitung kalender "kapan terakhir istri bapak menstruasi?" Tiba-tiba perkataan dokter itu mengejutkan Arya
"Hah...!!! maksudnya? Maaf Saya kurang mengerti"
Istri? Yang benar saja. Dokter ini kenapa harus memberi julukan itu, dan menanyakan menstruasi juga, mana saya tahu!!
"Istri bapak sedang hamil!. Ini sangat wajar, dan tidak perlu khawatir." sang dokter menjawabnya santai
"Apa?" Arya mengencangkan suaranya karena dia benar-benar terkejut "oh maaf, saya... saya sangat terkejut" setelah menyadarinya dia jadi gugup
"Hahaha... tidak apa-apa, ini wajar karena memang kalian sama-sama tidak tahu" tanpa beban dokter itu memaklumi ekspresi suami pasiennya
"Sejak kapan dok" seketika otak Arya langsung kosong, bahkan dia tidak bisa berbicara dengan baik
"Saya juga belum pasti. Sebaiknya kita USG dulu agar lebih akurat" sang dokter bangun kemudian mengarahkan untuk pindah dari tempat itu ke poli ibu dan anak
"bisa tolong bantu saya, bukakan kancing baju dan roknya?" Dokter itu meminta pada Arya karena memang saat ini Vika masih pakai seragam restoran
Apa? Aku!!. Kenapa bukan suster?. Ach sial. Dia kan menganggap aku suaminya, tunggu!! vika hamil? Apakah ini anakku?.. aku memang orang pertama yang menyentuhnya dan gadis ini juga bukan wanita yang rela memberikan tubuhnya begitu saja pada pria lain, jadi.... Yang dia kandung adalah anakku?!!!
"Pak?" Sekali lagi dokter itu menyadarkan lamunan Arya
"Oh iya" dia segera membukakan kancing baju bagian bawah, juga kancing rok untuk melonggarkan area perutnya
Maaf!! aku membukanya tanpa izin. Meskipun ini bukan yang pertama kali aku melihat tubuhmu, tapi saat itu aku tidak begitu sadar. Jadi maafkan aku untuk yang ini
Dokter segera memberikan gel ultrasonik di perut Vika, kemudian sedikit menekannya dengan alat USG. Barulah terlihat di layar monitor benih yang telah Arya tanamkan waktu itu, sekarang sudah berkembang dengan sempurna. Betapa terharunya dia bahkan saat dokter menjelaskan tentang keadaan Bayi itu pun, dirinya tidak fokus, pikirannya kosong dengan tatapan yang terus menatap tanpa berkedip sedikitpun. Sampai tak sadar air matanya mulai jatuh karena haru. Arya menggerakkan jemarinya, menyentuh pada monitor tersebut, mengusapnya perlahan, tak peduli meskipun dokter sedang memeriksanya.
"Nona ini sangat beruntung memiliki suami sepertimu, baru tahu hamil saja kau terlihat sangat menyayangi mereka"
"Sejak kapan dok, dia ada? " Arya bicara tanpa berhenti menyentuhnya
"Menurut hitungan hasil USG sekitar 15 Minggu atau hampir 4 bulan"
Benar. Dia anakku. Selama ini kamu tumbuh dan aku tidak tahu?
"Bapak tenang saja, saya akan mengcopy foto USG" dokter itu tersenyum melihat tingkah laku Arya
"Memangnya bisa? " Dia langsung melepaskan monitornya dan berpaling pada sang dokter kembali
"Tentu saja" tanpa menunggu lama foto USG itu kini ada di tangannya
"Terima kasih" Arya tersenyum sambil menyeka pelupuk matanya
"Sama-sama, Selamat ya Pak!! anda akan jadi ayah" dokter itu turut memberikan jabatan tangan yang kemudian diraih dengan begitu gembira
"Sekali lagi terima kasih banyak" balas Arya antusias
Setelah itu dokter pergi meninggalkannya. Lalu Arya dibantu suster untuk menebus beberapa vitamin untuk ibu hamil, juga susu yang sudah direkomendasikan oleh pihak apotik Disana. Dua jam sudah, dia duduk menemani Vika yang masih terlelap. Perlahan dia menyentuh perutnya, mengelus lembut karena takut gadis itu bangun. Arya beralih meraih tangan Vika dan menciumnya tanpa sadar lagi-lagi dia menjatuhkan air matanya
Aku sama sekali belum bisa berpikir jernih. Untuk saat ini apa yang harus aku lakukan?. pertunangan ku dan Chika baru saja terjalin semalam, setelah sekian lama menantinya. Dan tak lama lagi ,kami akan menikah. Tapi!! bagaimana denganmu? Dan calon anak kita. Maaf..!! karena kebodohanku sudah mengacaukan semuanya. Aku sangat mencintai Chika, namun anak ini juga tidak bisa dibandingkan dengannya
"Chef Arya?" Tanpa arya sadari ternyata Vika sudah membuka mata
"Eh.. kamu sudah bangun?" Arya segera memasukkan hasil lab dan foto USG ke sakunya. Kemudian merapihkan wajahnya yang sedih
"Kenapa saya ada di sini?" Vika mengamati sekeliling ruangan
"Tadi kamu pingsan di restoran, dan saya bawa kamu ke sini "
"Terus, saya nggak apa-apa kan?" Vika sedikit tidak nyaman karena ini kedua kalinya dia tak sadarkan diri
"Tidak ada. Jangan khawatir, kamu baik-baik saja. Dokter bilang hanya terlalu lelah, jadi mulai sekarang harus lebih banyak istirahat "
Dia tidak tau sedang hamil, Dasar pecundang aku bahkan tidak berani mengatakan yang sebenarnya
"Syukurlah lagi pula sekarang aku merasa lebih segar setelah pingsan tadi"
"Baiklah. Kalau begitu saya akan mengantarkan kamu pulang?" Arya bicara sangat lembut tidak seperti biasanya
"Tidak perlu Chef, saya kan tadi izin ke tempat Chef, mau jenguk Rara" Vika bangun dengan perlahan
Ada baiknya juga dia pulang ke rumahku. Setidaknya Disana banyak orang yang menjaganya
"Baiklah" Arya kemudian membantu Vika berjalan dengan memapahnya
"Hehehe.. kayaknya saya masih kuat buat jalan deh!!" Vika menolaknya karena tidak nyaman dengan tangan Arya yang melingkar di pinggangnya
"Tapi kamu masih lemah" Tegas Arya namun masih tetap dengan nada suara yang lembut
Tumben banget Dia manis kayak gini
"Ya udahlah, terserah Chef aja"
Akhirnya Arya mengantarkan Vika ke
kediaman Mahesa dengan perjalanan yang sangat lama. Khawatir pada kandungan gadis itu sampai-sampai dia mengemudi dengan perlahan.