Pernikahan yang sudah didepan mata harus batal sepihak karena calon suaminya ternyata sudah menghamili wanita lain, yang merupakan adiknya sendiri, Fauzana harus hidup dalam kesedihan setelah pengkhianatan Erik.
Berharap dukungan keluarga, Fauzana seolah tidak dipedulikan, semua hanya memperdulikan adiknya yang sudah merusak pesta pernikahannya, Apakah yang akan Fauzana lakukan setelah kejadian ini?
Akankah dia bisa kuat menerima takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Dua
Ana akhirnya berdiri dengan tetap menggendong Chelsea. Bocah cilik itu tak mau sedikitpun melepaskan dirinya dari pelukannya.
Ana dan Meyda di minta pindah ke meja keluarga. Awalnya mereka ragu, tapi Bu Sandi meyakinkan jika semua tak apa, apa lagi Chelsea masih tak mau lepas dari Ana.
Saat sampai di meja keluarga, Ana lalu mendudukkan Chelsea di kursi. Bocah itu langsung memeluk lengan Ana, takut lepas.
"Chelsea mau makan apa?" tanya Ibu Sandi begitu Ana dan Meyda duduk. Cucunya itu duduk dengan merapatkan tubuhnya ke gadis itu.
"Aku tadi sudah makan di suapin Mami," jawab Chelsea.
Rakha menatap Ana tanpa kedip mendengar ucapan bocah itu. Dia heran kenapa anaknya sampai memiliki pikiran jika itu maminya. Dan yang makin membuat dia heran karena sang bocah mau makan tanpa paksaan.
"Kamu makan sama Mami?" tanya Rakha tak percaya. Chelsea biasanya paling susah makan dan harus dengan rayuan maut barulah dia mau.
"Iya, Mami suapin dengan ikan," ucap Chelsea dengan polosnya.
Ibu Sandi tersenyum bahagia mendengar cucunya mau makan tanpa rayuan dan paksaan. Dia lalu merapatkan duduknya ke samping Chelsea.
"Chelsea sayang dengan Tante Ana?" tanya Bu Sandi.
"Bukan Tante, Oma. Tapi mami ...," ucap Chelsea.
"Iya, Oma lupa. Kenapa kamu sayang Mami Ana?" tanya Ibu Sandi lagi.
"Mami Ana cantik. Aku nggak mau Mami lain, aku maunya Mami Ana," ucap Chelsea.
"Ana, maaf sekali lagi, karena Chelsea merepotkan kamu," ujar Bu Sandi.
"Tak apa, Bu. Chelsea sudah gede, tak merepotkan," ucap Ana.
Rakha tampak menarik napas. Dia malu karena putrinya langsung memanggil Mami dengan bawahannya, Ana. Takut wanita itu salah paham. Dia lalu mendekati putrinya. Sedangkan Bu Sandi pamit karena harus menemani suaminya melayani tamu undangan.
"Chelsea, ini bukan mami kamu. Ini Tante Ana," ucap Rakha pelan mencoba membujuk putrinya.
"Nggak, ini mamiku. Kata Papi, mami akan datang. Kenapa Papi bohong?" tanya Chelsea.
"Papi nggak bohong, Sayang. Suatu hari nanti pasti mami kembali. Tapi bukan sekarang," balas Rakha.
"Ini bukan Tante Ana, tapi mamiku. Mami, Mami bukan Tante Ana'kan, tapi mamiku?" tanya Chelsea dengan menangis.
Ana jadi serba salah. Dia tak tahu harus menjawab apa. Chelsea sudah menangis sambil memeluknya, berharap jika gadis itu menjawab iya.
"Iya, Sayang. Sekarang Chelsea mau makan apa. Biar disuapin," ujar Ana akhirnya.
Mendengar ucapan gadis itu, barulah Chelsea menghentikan tangisnya. Dia memeluk lengan Ana erat.
"Apa saja yang Mami mau, aku juga mau," jawab Chelsea.
"Kalau begitu Chelsea tunggu di sini. Biar Tante ambil makanannya dulu," kata Ana.
"Kenapa Tante, Mami," jawab bocah itu.
"Iya, Mami mau ambil makanan dulu. Kamu tunggu di sini dulu dengan papi," ucap Ana.
"Aku ikut, aku tak mau Mami pergi lagi," ucap Chelsea. Dia juga ikut berdiri.
Ana akhirnya membawa bocah itu mengambil makanan, setelah itu kembali ke tempat mereka duduk tadi. Di sana masih menunggu Rakha. Hingga acara hampir berakhir, Chelsea selalu saja memeluk gadis itu.
"Ana, Meyda, mari aku antar pulang. Karena Chelsea kalian harus bertahan hingga acara berakhir," ucap Rakha.
Rakha lalu menghubungi Kevin. Dari tadi pria itu sibuk melayani para tamu undangan dan belum bertemu Ana dan Meyda.
Saat sampai di meja mereka, Kevin terkejut melihat anak atasannya memeluk lengan Ana erat. Dia tahu semua kebiasaan bocah itu.
"Om Kevin, aku sudah ada Mami. Mami aku sudah pulang," ucap Chelsea dengan riang.
Kevin terkejut dengan mulut terbuka mendengar ucapan bocah itu. Apa lagi melihatnya memeluk Ana dengan erat.
"Ini Maminya Chelsea?" tanya Kevin masih tak percaya.
"Iya, mami aku. Om Kevin tak boleh ambil mami," jawab Chelsea dengan makin mempererat pelukannya di lengan Ana.
Kevin memandangi Rakha, seolah meminta jawaban dari atasannya itu. Namun, pria itu hanya menjawab dengan mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya.
"Kita pulang sekarang. Ana dan Meyda pasti sudah ngantuk," ucap Rakha.
Rakha mengajak kedua wanita bawahannya itu untuk pulang dengannya. Ana lalu mendekati Bapak dan Ibu Sandi. Mau berpamitan.
"Maaf, Bu, saya mau pamit. Sudah malam," ucap Ana.
"Oh, iya. Terima kasih ya. Chelsea mau kemana?" tanya Bu Sandi dengan cucunya.
"Aku mau pulang dengan Mami," jawab Chelsea dengan tetap memeluk gadis itu.
Ibu Sandi tampak terkejut mendengar jawaban cucunya. Dia lalu berbisik dengan suaminya. Mengenalkan Ana.
"Jadi ini yang namanya Ana. Chelsea mau ikut kemana?" tanya Pak Sandi dengan cucunya setelah bersalaman dengan kedua gadis itu.
"Mau pulang dengan Mami," jawab Chelsea.
Pak Sandi hanya bisa tersenyum mendengar jawaban cucunya. Rakha lalu mengatakan jika dia akan mengantar Ana dan Meyda. Dia berharap putrinya akan tertidur di mobil sehingga dia bisa membawa putrinya pulang.
Rakha, Ana dan Chelsea duduk di belakang. Mereka bertiga seperti satu keluarga bahagia. Sedangkan Meyda duduk di depan dengan Kevin.
"Mami, aku ngantuk," ucap Chelsea ditengah perjalanan. Bocah itu lalu memeluk tubuh Ana dengan menyandarkan kepalanya di dada gadis itu.
Ana mengusap rambut dan punggungnya sehingga Chelsea cepat terlelap. Rakha melirik dalam diam.
Satu jam perjalanan akhirnya mereka telah sampai di kost Ana dan sahabatnya. Meyda turun dan menunggu gadis itu keluar.
Ana dengan pelan melepaskan pelukan Chelsea dan memindahkan kepalanya ke dada Rakha.
"Maaf, karena Chelsea merepotkan kamu," ucap Rakha.
"Tak apa, Pak. Saya tak merasa direpotkan," jawab Ana.
Ana lalu keluar dari mobil dengan perlahan, takut Chelsea bangun. Dia tak ingin Rakha susah membujuknya lagi.
"Pak, saya pamit, saya masuk dulu," ujar Ana.
"Ya, sekali lagi terima kasih," balas Rakha.
Ana dan Meyda masuk ke kamar. Setelah kedua gadis itu menghilang dalam kost nya barulah Rakha meminta Kevin menjalankan mobilnya meninggalkan halaman kost.
Kawin..... kawin.... kawin.... kawin...