NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Pocong

Pesugihan Siluman Pocong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Warga kampung Cisuren digemparkan oleh kemunculan setan pocong, yang mulai berkeliaran mengganggu ketenangan Warga, bahkan yang menjadi semakin meresahkan, banyak laporan warga menyebutkan kalau Dengan hadirnya setan pocong banyak orang yang kehilangan uang. Sampai akhirnya warga pun berinisiatif untuk menyelidikinya, sampai akhirnya mereka pun menemukan hal yang sangat mengejutkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengganggu Ketenangan Warga

Pov Dudung

Orang-orang yang mendengarkan ceritaku, Mereka terlihat manggut-manggut seolah mengerti dengan apa yang aku sampaikan. Ada pula yang menggeserkan tempat duduk mendekat ke arah orang lain, mungkin merasa takut membayangkan apa yang kau alami barusan. Begitu juga dengan aki Nanang yang terlihat menganggukan kepala kemudian menoleh ke arah bapak.

"Jang sukarmin kayaknya berita itu ada benarnya. Soalnya di kampung Tetangga sudah digemparkan dari bulan lalu oleh setan pocong yang suka berkeliling menakut-nakuti. Sekarang giliran ke kampung kita setan pocong itu berkunjung."

"Bisa jadi cerita itu memang benar adanya, karena saya juga sudah mendengar berita yang menyeramkan itu, bahkan yang terakhir minggu yang lalu di Kampung Cikaret. Namun yang terpenting sekarang bagaimana dengan anak-anak yang masih pingsan?" Jawab bapak sambil menunjuk ke arah Enong dan teman-temannya, seolah tidak memperdulikan pembahasan pocong yang masih Mengundang pertanyaan.

"Benar, aki harus secepatnya menolong mereka, supaya kita bisa mengetahui bagaimana keadaannya." Tambah pak RT yang terlihat merasa khawatir, takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa.

"Kalau melihat dari ceritanya, Aki Rasa Ini tidak akan terjadi apa-apa  paling mereka hanya tidak kuat menahan rasa takut, sehingga pingsan seperti ini. Coba tolong minta air putih satu gelas!" jawab aki Nanang yang terlihat tetap kalem, menunjukkan bahwa dia seorang sepuh yang memiliki banyak ilmu dan pengalaman.

"Baik aki, jangankan suatu gelas, satu ember pun ada." jawab Pak RT sambil menyuruh Ari untuk mengambil air di dapur. tak lama sudah datang kembali dengan membawa satu panci air lengkap dengan gelasnya.

Tanpa membuang waktu aki Nanang mulai mengisi Gelas itu dengan air lalu didekatkan ke bibirnya yang terlihat berkumat khamir seperti sedang membaca mantra, kemudian diteguk secara perlahan.

Fuih! Fuih! Fuih!

Byur! byur! byur!

Orang-orang yang sedang pingsan di Sembur mukanya satu persatu tanpa ada yang terlewat, disaksikan oleh orang-orang dengan kesabaran, diperhatikan oleh orang tua yang terlihat masih dipenuhi ketakutan. sedangkan di halaman semakin lama orang pun semakin memenuhi karena hampir seluruh warga Kampung mulai berdatangan untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.

"Biarkan mereka beristirahat dulu! Aki rasa mereka tidak akan terlalu lama pingsan karena tidak ada yang mengganggu, tidak ada yang mencubit, apalagi menggigit. hanya kelewat takut atau bahasa lainnya sinkop." ujar aki Nanang memberikan ketenangan bagi orang-orang yang berada di rumah Pak RT, khususnya orang tua teman-teman perempuanku.

"Ini tidak akan apa-apa?"

"Insya allah tidak akan ada apa-apa." jawab aki Nanang sambil tetap memperhatikan orang-orang yang sedang pingsan.

Benar saja, Tidak terlalu lama terlihat Enong menggerakan tangannya diikuti dengan kedua bola mata yang terbuka memindai keadaan sekitar, dengan segera bapaknya pun mendekat lalu membantu anaknya untuk duduk.

"Nyai Enomg, Enong....! Apakah kamu sudah sadar?" tanya Bapaknya yang terlihat tidak sabar.

"Ini ada apa, terus sekarang lagi ada di mana?"

"Alhamdulillah ternyata kamu sudah sadar. Sekarang kita ada di rumah Pak RT, soalnya tadi kamu tidak sadarkan diri. Apakah kamu sekarang Sudah sadar dengan keadaan, Coba tebak ini siapa?" Tanya bapaknya sambil menunjuk ke arah dada

"Ini kan bapaknya Enong."

"Syukurlah kalau begitu, berarti kamu sudah benar-benar sadar."

Yang menyaksikan ikut merasa bahagia, begitu juga denganku dan teman-teman laki-laki yang lain, yang paling merasakan kebahagiaan karena tidak jadi dimintai pertanggungjawaban

Setelah sadar Enong secara perlahan teman-teman Yang lain pun mulai sadarkan diri, bahkan terlihat ada dua orang yang berbarengan bangkit dari tempat tidurnya. matanya terbelalak memindai keadaan sekitar yang mungkin masih terasa ketakutannya.

"Alhamdulillah kalian semua sudah sadar. Apakah ada yang terasa?" sambut Aki Nanang dengan mengulum senyum.

"Saya sangat bahagia Ki, Saya tidak jadi bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak diperbuat. terima kasih banyak aki! awalnya saya takut kalau teman-teman saya tidak tertolong dan meninggal akibat tidak kuat menahan rasa takut." ujarku dengan wajah yang serius dari tadi terlihat santai.

"Alhamdulillah! kejadian itu tidak terjadi mereka dan kita semua sudah selamat. Aki juga merasa tenang dan bahagia tidak ada orang yang terluka." jawab aki Nanang sambil mengeluarkan dompet tembakau lalu mencubitnya sedikit untuk dijadikan lintingan.

Akhirnya orang-orang pun terdengar riuh dengan obrolan-obrolan ringan tentang kejadian yang sudah kita lalui, terutama mengintrogasi Eong dan teman-temannya untuk dimintai Keterangan Yang ternyata Semuanya sama semakin menjelaskan bahwa setan pocong itu benar adanya, mulai menjarah ke kampung Cisuren.

Pak RT terlihat manggut-manggut, Bapak terlihat menggeleng-gelengkan kepala, mungkin merasa heran kenapa ke kampungnya ada setan seperti itu. Yang Lain terlihat terdiam mendengarkan orang yang sedang bercerita.

"Sebenarnya bagaimana awal mula kejadiannya Jang Dudung?" Aki Nanang mulai kembali mengintrogasiku.

"Kejadian itu dimulai dengan bau kemenyan diikuti oleh bau kembang kamboja dan bau bangkai. Awalnya teman-teman tidak percaya kalau itu adalah tanda-tanda kemunculan setan pocong, Bahkan mereka menganggapku sebagai pembual belaka, yang kerjaannya hanya menakut-nakuti. namun setelah melihat buktinya Mereka pun mungkin sekarang percaya dengan apa yang aku ucapkan, karena sudah melihat bagaimana seremnya setan pocong." jawabku sambil bergidik ngeri mengingat kembali kejadian yang baru saja dialami.

"Iya benar aki. Awalnya aku tidak percaya ada setan pocong di zaman modern seperti sekarang, namun setelah melihat kenyataannya tidak bisa terbantahkan lagi." ujar Amin menimpali.

"Aduh bagaimana kalau sudah begini? sebenarnya itu setan apa, kok bisa ada di kampung kita?" tanggap aki Nanang yang terlihat menghela nafas dalam seolah merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa jangan-jangan ada orang yang meninggal yang tidak disempurnakan, sehingga menjadi hantu yang berkeliaran menakut-nakuti warga?" ujar Pak RT membuka pemikiran yang baru.

"Tidak, tidak ada orang yang baru meninggal. bahkan rasanya sudah lama tidak mendengar ada orang yang meninggal, jangankan di kampung kita di kampung tetangga saja kayaknya tidak ada kabar yang baru." jawab aki Nanang menjelaskan.

"Bagaimana kalau pendapat Mang sukarmin?" Pak RT mengalihkan pertanyaan, matanya menatap ke arah Bapak. walaupun di kampung cisoren termasuk orang yang serba pas-pasan tidak sedikit orang yang menghormati, soalnya Bapak memiliki kelebihan dibandingkan warga Kampung lainnya terutama dalam masalah keberanian tidak pernah mundur sebelum mencoba, tidak pernah mengeluh sebelum bekerja.

"Saya kurang paham pak RT. meskipun ada selentingan kabar yang menjelaskan bahwa setan pocong itu sudah berkeliaran di kampung yang lain, namun kita tidak bisa memastikan kebenaran berita yang kita dapat, tidak ada bukti yang menguatkan. Namun yang jelas pocong itu suka berkeliaran dalam keadaan malam, tapi belum ada berita yang mengatakan ada orang yang dicelakai oleh setan pocong. hanya ketakutan seperti yang menimpa dengan anak-anak kita."

"Walaupun tidak melukai, namun ketika bertemu dengan orang yang penakut dan memiliki penyakit jantung. Pasti akan sangat berbahaya." tanggap Pak RT.

"Itulah yang saya takutkan, kalau hanya sekedar menakut-nakuti nanti Mamang akan intip dan tangkap perusuh itu." Jawab bapak tanpa sedikitpun keraguan tergambar di raut wajahnya.

"Yah kalau berbicara sama Mamang, sama seperti berbicara dengan si Dudung." Amin menimpali.

"Emang Apa susahnya kalau hanya menangkap pocong yang tidak bisa berjalan. Kalau tadi ketahuan oleh Mamang tidak akan dibiarkan menghilang begitu saja, pasti kuncungnya akan dipegang supaya tidak lari. Siapa tahu saja laku dibawa ke pasar."

Mendengar jawaban dari bapak, orang-orang pun terdengar gtertawa, bahkan aki Nanang terlihat mengulum senyum, begitu juga dengan Pak RT mungkin mereka sudah mengerti bahwa apa yang dibicarakan Bapak hanyalah bualan belaka.

"Iya kalau nanti bertemu kembali dengan setan pocong itu, nanti aku akan bantu menangkapnya." timpalku yang tidak meragukan lagi keberanian Bapak, meski menangkap pocong akan susah. tapi keberaniannya tidak akan ada yang menandingi, jika dibandingkan dengan seluruh warga kampung cisuren.

"Hahaha, Sudah sudah jangan diteruskan. mendingan sekarang kalian pulang, soalnya sudah larut malam yang baru pulang nonton bawa ke rumah supaya bisa istirahat dengan tenang." pisah aki Nanang sambil menunjuk ke arah Nong dan teman-temannya.

1
Sri Ningsih
ceritanya jdi ngalor ngidul😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!