🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Kata-kata Ajaib
Perawat rumah sakit selesai membalutkan perban pada luka-luka yang ada dipunggung Samuel.
Hampir sebagian tubuh Samuel ditutupi oleh perban berwarna putih sehingga penampilan laki-laki itu lebih terlihat mirip sebuah patung manekin.
"Sudah selesai sekarang, tinggal meminum obat setelah makan siang", ucap perawat rumah sakit.
Samuel menerima beberapa pil obat yang diletakkan diatas mangkok kecil untuk diminumnya setelah makan siang.
"Nanti akan ada petugas kesehatan yang mengantarkan makan siang kemari, karena setiap harinya, akan ada petugas khusus yang membawakan makananan untuk pasien", lanjut perawat rumah sakit.
Samuel hanya terdiam saat petugas rumah sakit itu menjelaskan rutinitas dikamar ini selama dia dirawat disini.
"Saya akan menyuntikkan cairan obat berupa serum khusus untuk mempercepat penyembuhan luka-luka pada tubuh anda, pak Samuel", ucap perawat itu sambil memasukkan cairan serum kedalam alat suntikan ditangannya.
Perawat rumah sakit menarik pelan tangan Samuel saat dia hendak memasukkan suntikan.
''Tunggu !" ucap Samuel.
"Ya, ada apa, pak Samuel ?" sahut perawat rumah sakit itu agak memicingkan matanya saat Samuel mencegahnya.
"Biarkan aku memanggil istriku !" kata Samuel.
"Untuk apa ?'' ucap perawat kebingungan.
"Biar dia menemaniku sewaktu aku disuntik", kata Samuel.
"Perlukah itu ? Ini hanya terasa seperti gigitan semut, tidak mematikan bahkan tidak terasa apa-apa, pak Samuel", ucap perawat itu.
"Soraya !!!" panggil Samuel dengan suara keras.
"Apa ada istri anda disini ?" tanya perawat rumah sakit sembari celingukan, mencari-cari orang yang dipanggil oleh Samuel.
"Soraya !!!" panggil Samuel.
Muncul Soraya yang berlari tergesa-gesa dari arah kamar mandi menuju ke tempat tidur Samuel.
Wajah Soraya yang semburat merona merah terlihat cemas ketika Samuel memanggilnya.
"Ya, Samuel...", sahutnya sembari berjalan cepat ke arah sisi tempat tidur lalu duduk didekat Samuel.
"Tolong temani aku !" kata Samuel.
"Oh, iya, aku akan menemanimu", sahut Soraya patuh.
Perawat rumah sakit kembali melirik ke arah Soraya, tampak jelas bekas memerah ditubuh wanita itu yang tidak tertutupi oleh gaun.
"Baiklah, kita lanjutkan lagi acara menyuntiknya ini", katanya dengan menghela nafas panjang.
Perawat rumah sakit menarik kuat-kuat pergelangan tangan Samuel untuk memasukkan cairan serum suntikan obat.
"Nyonya, tolong bantu memegangi tangan suami anda karena saya hendak menyuntiknya", pinta perawat itu.
"Baik...", sahut Soraya sembari melakukan apa yang diperintahkan oleh perawat tersebut.
"Tu-tunggu ! Biarkan aku merebahkan kepalaku diatas pangkuan istriku karena kurasa akan lebih baik lagi suasana hatiku !" kata Samuel.
Perawat rumah sakit itu lalu menaikkan kedua alisnya ke atas sembari memandangi Samuel yang bertingkah aneh.
"Silahkan saja, terserah mau anda, pak Samuel ! Selama obat suntikan ini dapat masuk ke tubuh anda, tidak masalah !" kata perawat itu dengan raut wajah dingin.
Samuel segera merebahkan kepalanya pada pangkuan Soraya sebelum perawat rumah sakit itu menyuntikkan obat ke lengannya.
Tampak Soraya malu-malu dengan sikap Samuel tapi dia hanya membiarkan suaminya berbuat sesuai keinginannya.
Perawat rumah sakit selesai menyuntikkan obat pada lengan Samuel.
"Foto rontgennya untuk hari ini ditunda besok pagi karena hari ini masih banyak yang antri, pak Samuel", kata perawat itu.
"Baiklah...", sahut Samuel yang masih memejamkan kedua matanya seusai disuntik.
"Besok jam delapan pagi tepat, bersiap-siap untuk melakukan foto rontgen, akan ada petugas rumah sakit menjemput anda kemari", kata perawat itu.
"Ya, aku akan bersiap-siap besok, terimakasih", sahut Samuel.
"Saya pamit pergi dulu, pak Samuel", ucap perawat sambil mendorong troli medis ke arah pintu kamar.
Soraya hanya terdiam ketika perawat rumah sakit itu pergi dari kamar Samuel.
"Apa sakit ?" tanya Soraya saat melihat Samuel masih terpejam.
"Hanya nyeri saja...", sahut Samuel yang masih membaringkan kepalanya diatas pangkuan Soraya.
"Syukurlah, akhirnya lukamu diperban tapi kenapa baru sekarang mereka melakukannya", kata Soraya.
"Masalahnya aku masih dalam keadaan tak sadarkan diri, jadi mungkin mereka fokus sampai aku tersadar kembali", ucap Samuel.
Tampak Samuel masih memejamkan kedua matanya sedangkan tubuhnya kaku saat dia berbaring dipangkuan Soraya.
"Apa kau merasa nyaman ?" tanya Soraya.
"Hmmm..., yah...", jawab Samuel.
"Aku senang saat kau bersikap manja seperti ini", kata Soraya.
"Hmmm..., benarkah...", sahut Samuel yang hanya menggerakkan pelan kepalanya.
"Aku akan pulang ke rumah setelah ini dan sore nanti, aku akan kembali kesini untuk menemanimu malam hari", kata Soraya.
''Kenapa tidak menginap saja dan jangan pulang ?" ucap Samuel.
"Tidak mungkin karena aku harus berganti pakaian", kata Soraya.
"Bukankah kau bisa menyuruh orang rumah untuk mengambilkan barang-barang keperluanmu selama dirumah sakit", ucap Samuel.
"Apa kamu berkenan untuk aku temani dirumah sakit ?" tanya Soraya.
"Jika kamu mau maka aku akan merasa senang karena kamu temani selama dirawat dirumah sakit sampai pulih", sahut Samuel.
"Umm..., akan aku pikirkan lagi permintaanmu itu...", kata Soraya.
"Hai, bukankah kamu adalah istriku sekarang ?! Seharusnya kamu menjagaku selama aku sakit dirumah sakit, Soraya ?!" ucap Samuel lalu membuka kedua matanya seraya menatap ke arah Soraya.
Soraya tertawa renyah ketika Samuel mulai merajuk padanya.
Senyuman Soraya mengembang manis disudut bibirnya yang cantik serta menggoda.
"Haruskah tugas istri selalu ada menemani suami ? Tidakkan ?" sahut Soraya.
"Terserah padamu saja kalau begitu", kata Samuel sembari memiringkan badannya.
"Jangan merajuk seperti anak kecil, aku tidak lama pulang kerumah, hanya mengambil keperluanku", ucap Soraya.
"Sungguh ?" sahut Samuel.
"Ya, benar, untuk apa aku berbohong padamu", kata Soraya.
Soraya tersenyum lembut sembari membelai rambut tebal milik Samuel dengan jari-jemari tangannya.
Dipandanginya Samuel yang masih berbaring diatas pangkuannya.
"Samuel...", panggil Soraya.
"Ya, apa ?" sahut Samuel.
"Apakah aku terlihat cantik dimatamu ?" tanya Soraya.
"Cantik ?" tanya balik Samuel.
Soraya lama terdiam ketika tidak ada respon dari Samuel.
"Apa aku jelek ?" tanya Soraya.
"Tidak, kau menarik buatku", sahut Samuel.
"Tapi aku gemuk dan tidak menarik", kata Soraya.
"Mungkin itu yang ada dipikiranmu sekarang, tidak dipikiranku", sahut Samuel.
"Jujurlah padaku !" kata Soraya.
"Tentu saja, aku jujur padamu, Soraya", sahut Samuel.
"Tapi banyak orang mengatakan kalau aku tidak menarik dan membosankan bahkan ada yang mengataiku kalau aku betina bodoh", lanjut Soraya.
Samuel terdiam, tidak merespon ucapan Soraya, namun, pandangannya terlihat dingin ketika mendengar curahan hati istrinya.
"Akan aku patahkan seluruh tubuhnya sampai orang yang menjelekkan dirimu tidak berkutik lagi", kata Samuel lalu beranjak bangun.
Samuel berusaha sekuat tenaga untuk menghadapkan dirinya pada Soraya meski tertatih-tatih.
"Siapa yang memanggilmu seperti itu ? Katakan nama orangnya !" lanjut Samuel sembari menatap tajam kedalam kedua mata Soraya.
"Seriuslah, Samuel !" sahut Soraya.
"Bagaimana bisa kamu mengatakan bahwa aku tidak serius padamu ? Hah ? Aku berkata sungguh-sungguh !" ucap Samuel.
"Sungguh ?" kata Soraya sambil menaikkan kedua alisnya keatas.
"Perlukah tindakan khusus agar kamu yakin kalau ucapanku serius ?" tanya Samuel.
"Baiklah, aku percaya padamu", sahut Soraya.
"Tapi aku merasa tidak puas jika tidak membuktikan kesungguhan ucapanku ini", kata Samuel.
"Dengan apa kamu akan membuktikan ucapanmu serius ?!" sahut Soraya.
"Dengan tindakan !" kata Samuel.
Samuel menarik paksa tubuh Soraya kembali kedalam dekapannya lalu dilahapnya bibir indah milik istrinya itu dengan ciuman mesra.
Tindakan tiba-tiba dari Samuel sontak membuat Soraya panik tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolaknya. Dan terpaksa menerima semua perlakuan Samuel terhadap dirinya.
Menerima serta memberi balasan ciuman mesra pada Samuel yang memabukkan Soraya serta menenggelamkan mereka kedalam lautan kemesraan.