NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

Lima menit lamanya Aletta menunggu dokter Gita yang membuatkannya minuman. Dokter Gita membawakan dua cangkir gelas teh. Beserta kue kering yang ditaruh dalam toples kecil.

"Apakah kamu lama menunggu ku?"

"Tidak mbak."

"Ayo minum, selagi panas. Cuaca mendung seperti ini enaknya minum teh panas. Aku nggak punya jus atau sirup lainnya jadi hanya bisa menyediakan teh panas untuk mu."

"Tidak apa-apa kok mbak. Aku berterima kasih karena mbak Gita sudah membuatkan minuman untuk ku." Aletta minum seteguk, dengan pelan. Karena minuman nya masih panas.

"Lalu apa yang ingin kamu katakan?"

Aletta mengeluarkan botol obatnya.

"Dokter Gita bisa bantu saya? Bisa tolong periksa obat ini?"

"Apa ada masalah dengan obatnya. Bukannya kamu bilang obat ini kurang manjur."

"Iya, tapi saya mencurigai sesuatu dan saya ingin dokter Gita membantu saya memeriksanya."

"Curiga?"

"Akan saya katakan jika hasilnya sudah keluar."

"Ah baiklah. Aku tidak akan memaksamu untuk mengatakannya."

"Kira-kira berapa lama menunggu untuk diperiksa?"

"Besok aku akan menyuruh orang lab memeriksa nya. Mungkin lusa kamu akan menerima hasilnya."

"Tapi sebenarnya apa yang membuat mu curiga pada obat ini?"

"Saya rasa ada yang menukar obat ini. Yang saya tunjukkan pada dokter waktu itu di rumah sakit seperti nya obat yang dokter resep kan. Dan obat yang saya bawa. ini sepertinya berbeda."

"Benarkah, bukankah itu termaksud kejahatan? Tapi siapa yang melakukannya?"

"Saat ini saya tidak bisa memberitahu dokter alasan yang sebenarnya. Namun setelah buktinya keluar saya akan memberitahu anda."

Dokter Gita mengangguk paham. Seperti nya hal ini sangat rahasia sehingga Aletta tidak bisa menceritakan hal itu padanya sekarang.

"Lalu putri mbak gimana keadaannya?"

"Sudah baikan. Dia mengalami demam semalam, hanya saja aku tidak tega meninggalkan nya sendirian di rumah. Ayahnya masih ada tugas di luar kota, dan kemungkinan dia pulang malam ini. katanya dia ingin mempercepat pekerjaan nya, karena dia sangat mengkhawatirkan putrinya. Kamu tahu sendiri, suamiku itu tidak bisa kalau mendengar putri kami sakit."

Aletta mengangguk paham. Bagi seorang ayah, putri pertama adalah cinta pertama mereka. Dirinya juga pernah mengalami hal itu dengan ayahnya.

"Syukurlah, ku kira keadaannya buruk sehingga aku merasa tidak enak bila datang ke sini."

"Tidak apa-apa. Hanya saja kamu tahu yang namanya seorang ibu, putriku mengatakan padaku untuk tidak perlu pulang tapi aku tetap menyempatkan untuk pulang lebih awal. Dan syukurnya hari ini sekolah lagi liburan." Dokter Gita diam sejenak, menarik napas panjang.

"Tapi setelah mengetahui kondisimu saat ini, itu terasa lebih mengkhawatirkan. Jika memang ada sesuatu di obat itu kita harus segera melaporkan ke polisi."

"Iya mbak, tapi bisa tidak mbak Gita merahasiakan hal ini sampai aku bisa membongkar semua rahasia yang sebenarnya."

"Baiklah, kamu tenang saja. Mbak tidak akan mengatakan pada siapapun meskipun itu kerabat atau keluarga mu."

"Terima kasih mbak."

Setelah hampir tiga jam lebih Aletta berada di rumah dokter Gita, ia akhirnya pamit pulang.

Melihat waktunya sudah sangat mepet, percuma juga kembali ke kantor jika sebentar lagi jam pulang kerja. Aletta berencana langsung pulang karena ada sesuatu yang harus ia periksa di rumah.

Aletta menekan sandi pintu apartemen nya dan masuk ke dalam. Saat akan melepaskan sepatunya, ia mendapat telepon dari Brian.

Aletta menatap panggilan tersebut dengan sangat lama. Meskipun sempat mati tetapi Brian kembali menelponnya bahkan sampai tujuh kali. Pada akhirnya Aletta mengangkat nya.

"Halo,"

"Halo Aletta, kamu dimana?Kenapa baru angkat telepon ku?"

"Aku baru selesai mandi maaf jika tidak mendengar nya."

"Oh, ah tidak apa-apa. Aku hanya khawatir saja. Syukurlah jika kamu sudah sampai di rumah dengan selamat."

"Apa yang terjadi? Kenapa suaramu terdengar ngos-ngosan seperti itu?"

"Ini karena aku mengejar atasan ku ke dalam lift. Jadi beginilah. Malam ini tidak apa-apa kan kalau aku pulang terlambat. Aku dan bosku akan minum bersama koleganya."

"Ya, tidak apa-apa."

"Aku matikan dulu ya, selamat malam sayang."

"Selamat malam."

Brian merasa bingung setelah telepon nya dan Aletta berakhir. Seperti ada yang aneh. Tapi ia tidak tahu hal apa yang membuat situasi menjadi aneh. namun firasatnya mengatakan ada keanehan dari Aletta kali ini.

Apa yang aneh, ya. Aku merasa Aletta merahasiakan sesuatu dariku.

Aletta seakan-akan tidak percaya dengan kebenaran suaminya. "Brian selingkuh, dan aku menjadi orang bodoh yang kehilangan ingatan ku. Sekarang aku harus mencari bukti tentang suamiku sendiri. Maaf Brian jika kali ini aku mulai mencurigai mu. Tapi aku harus tahu yang sebenarnya."

Aletta dengan cepat melepaskan sepatunya, Ia segera berlari naik ke atas kamarnya. Ia memeriksa seluruh isi rumahnya, dari lemari, meja riasnya dan lemari kecil di dekat kasur tempat tidurnya karena ia selalu menaruh obatnya di situ. Bukan hanya kamarnya, di dua kamar lain juga ikut diperiksa, pokoknya hampir semuanya ia telusuri.

ia duduk istirahat setelah tidak menemukan apapun di setiap sudut rumahnya.

"Dimana Leo menyembunyikannya."

Ceklek, Brian segera masuk ke dalam rumahnya. Ia merasa ada sesuatu yang terjadi sama Aletta makanya ia memutuskan untuk pulang. Ia pergi tanpa izin ke bosnya. Bahkan bosnya beberapa kali menelponnya tapi ia tidak peduli. Mungkin banyak sekali pesan makian dari sang bos yang ia terima. Namun sekarang baginya Aletta lebih penting.

Brian berjalan menuju kamar. Saat ia membuka pintu kamar, Aletta sudah tidur.

"Sepertinya Aletta sangat capek, jadinya dia tidur lebih awal."

Brian berjalan menuju laci meja yang biasa Aletta gunakan untuk menaruh obatnya.

"Nggak ada obatnya, apa mungkin Aletta sudah memindahkannya ya? Apa dia sudah minum obatnya?"

Brian berjalan ke kamar mandi untuk menggantikan pakaiannya. Aletta membuka matanya setelah Brian masuk ke dalam kamar mandi. Ia belum tidur. Aletta hanya berpura-pura tidur saja. Ia sangat terkejut dan merasa kecurigaan nya pada Brian adalah benar.

Selama ini aku hidup dengan seorang penjahat.

Brian berjalan keluar dari dalam kamar mandi sambil mengusap-usap rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil. Ia memperhatikan Aletta seksama melihat betapa cantik istrinya saat sedang tidur. Brian keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang kerjanya. Ia mengambil sebuah buku aneh yang posisinya berada di pojok atas dan lumayan tinggi. Di dalam buku tersebut tersimpan sebuah kotak kecil. Namun setelah merasa ada yang memperhatikan nya Brian menutup kembali buku tersebut dan memeriksa sekitar.

"Kenapa seperti ada yang mengawasiku."

Seperti nya aku salah menerka. Tidak ada apapun di ruangan ini.

Brian keluar dari ruangan nya dan berjalan ke arah kamar. Ia membuka pintu dan melihat Aletta yang sudah tertidur dengan nyenyak di atas kasur.

Brian. Hentikan! Kau baru saja mencurigai istrimu. Semua ini hanya perasaanmu saja. Batin Brian yang berusaha menghilangkan kecurigaan nya.

Keesokan harinya saat bangun, Aletta tidak ada di sampingnya.

"Apakah dia di bawah?" Brian memeriksa ke dapur tapi Aletta benar-benar tidak ada di sana.

"Semua ruangan sudah ku periksa, Aletta tidak ada. Apa dia begitu sibuk di kantor akhir-akhir ini."

Brian mengambil teleponnya.

Bzzzz Bzzz

"Dia tidak mengangkat telepon ku. Aku akan menelpon sekali lagi."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!