BOCIL MINGGIR DULU
MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!!!
Rihana seorang gadis berusia 22 tahun yang baru saja lulus kuliah, menolak kenyamanan bekerja di perusahaan keluarga. Ia memilih untuk mengasah kemampuannya sendiri di dunia kerja yang sebenarnya. Tak disangka, lamaran magangnya diterima di sebuah perusahaan multinasional ternama di Kota X.
Kegembiraannya mendadak sirna ketika ia dipertemukan dengan CEO muda dan karismatik perusahaan itu. Pria itulah yang merenggut keperawanannya tepat 3 hari lalu dan berhasil menjadi suaminya tepat 1 hari setelah kejadian itu. Lebih mengejutkan lagi, pria itu adalah teman dekat ayahnya, hanya berselisih lima tahun dari sang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arasa Aurelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Kilat 1
"Memangnya siapa yang mau?" jawabnya dengan nada usil
"Saya hanya mengatakannya agar kamu tidak kecewa" balas Mahendra dengan santai
"Dih, Percaya diri sekali"
"Jelas dong"
"Denger ya om, aku ga akan kecewa hanya karena sentuhan om yang tidak ada apa-apanya itu" ucap Rihana dengan wajah mengejek
"Yakin?"
"Of course."
Mendengar jawaban dari Rihana membuat Mahendra memiliki niat jahil didalam benaknya. Mahendra mendekatkan dirinya kembali kearah Rihana mengalungkan tangan kekarnya Kembali di pinggang ramping miliknya. Hingga menyisakan jarak 1 cm saja antara keduanya barulah Mahendra megambil aksi.
"Aaaakh, hmpph" Rihana mulai kehabisan nafas karena ulah Mahendra, hingga beberapa kali memukuli dada bidang milik Mahendra
"Om-" baru beberapa saat diberikan jeda untuk mengambil nafas, Mahendra sudah kembali lagi mencium bibir Rihana dengan begitu rakus
"hah hah hah, om gila kita bisa diomeli papah jika terus seperti ini" ucap Rihana sembari mencari udara sebanyak-banyaknya
"Kamu yang memancing saya, jika sudah dipancing saya mana tahan Rihana."
"Tau ah nyebelin banget." Ucap Rihana sembari membenahi penampilannya
"Baby" panggil Mahendra dengan suara beratnya, pandangan matanya sudah sayu membuat sekujur tubuh Rihana meremang. Tatapan seperti inilah yang masih teringat jelas diingatan Rihana sebelum dirinya berakhir tidur dengan Mahendra
"A-apa om?"
"Saya ingin kamu sekarang, apa boleh?"
"Tapi papah sudah menunggu kita om"
"Satu ronde saja, setelah itu kita berangkat menuju tempat pernikahan"
Rihana memasang wajah malu-malu mendapatkan permohonan dari Mahendra, hingga sesaat kemudian Mahendra mulai melancarkan aksinya. Mencium bibir Rihana kembali hingga menuruni leher.
Baru saja Mahendra ingin mencium kembali puncak gunung kembar milik Rihana suara nyaring dari handphone yang berada di saku celananya sudah menganggu. Terpaksa Mahendra menyudahi aksinya.
"Tunggu sebentar baby, saya akan mengangkat telpon dulu" ucap Mahendra yang dibalas anggukan oleh Rihana
Dari jarak yang cukup dekat Rihana dapat mendengar dengan jelas siapa gerangan yang menganggu aktivitas nya dengan Mahendra
"Sebenar lagi Prabu, putrimu masih bersiap. Aku sedang membantunya"
'Cih, membantu kata dia. Justru dia membuatku lama bersiap' batin Rihana
"Baiklah, sebentar lagi berangkat" Setelah Mahendra mengakhiri telpon dan beralih menatap Rihana kembali, mengelus pipinya dengan lembut lalu berkata
"Jangan kecewa baby, kita masih bisa melanjutkannya nanti malam" ucap Mahendra sembari terseyum genit
"Siapa yang kecewa?"
"Kamu lah, memangnya disini ada manusia selain kamu?"
"Cih, jelas-jelas om yang kecewa pake membalikan fakta lagi."
Berkat bantuan Mahendra, hanya membutuhkan waktu 10 menit saja Rihana sudah siap dengan gaun pengantin miliknya, gaun berwarna putih dengan lengan panjang namun transparan sangat cocok berada ditubuh Rihana, tidak kebesaran ataupun kekecilan.
"Intimate wedding nih?" tanya Rihana
"Bisa jadi. Tapi papah kamu mengundang sekitar 1000 orang untuk pesta pernikahan kita" ucapnya santai
"Loh, ada pestanya?" Rihana tidak terlalu terkejut mendengar ayahnya mengudang sekita 1000 orang, pastinya disana banyak rekan bisnis ayahnya termasuk teman dekat sang ibu
"Iya baby, sebenarnya saya tidak mau ada acara seperti itu tapi papah mu memaksa"
"Yasudah lah nikmatin aja om. ga mungkin mungkin juga papah bisa nyiapin pesta pernikahan cuman hitungan jam"
"Mungkin saja. papah mu bukan orang miskin Rihana."
Rihana berjalan keluar kamar dibarengi dengan Mahendra yang membantunya menuruni tangga sembari mengangkat gaun miliknya yang terlihat cukup panjang.
"Kamu cantik baby" bisik Mahendra dekat telinga Rihana. Tidak ada jawaban dari sebrang sana. Rihana hanya tersenyum malu mendapatkan pujian dari Mahendra
Mahendra membukakan pintu mobil untuk Rihana, membantunya memasuki mobil hingga menutupnya kembali selayaknya melayani seorang princess sungguhan.
"Om juga terlihat lebih tampan" ucap Rihana setelah mendapati Mahendra duduk di kursi penumpang sebelahnya
"Benar kah" jawab Mahendra dengan senyum secerah matahari
Gadis itu terlihat malu-malu karena berani mengatakan hal yang belum pernah diucapkannya kepada lelaki manapun selain sang ayah, pipinya merona dengan sempurna.
Mahendra menyuruh sopir didepannya untuk melajukan mobilnya menuju tempat pernikahan yang disiapkan sahabatnya. Mobil melaju dengan sangat halus sementara 2 sejoli yang berada di kursi penumpang hanya senyum-senyum tidak jelas seperti remaja yang baru saja pacaran.
"Rihana" suara keheningan dihentikan oleh suara Mahendra yang memanggil nama calon istrinya dengan sangat lembut. Tangannya terulur secara perlahan megambil alih tangan Rihana yang terasa kosong. Digenggamnya tangan Rihana se erat mungkin
Kedua sejoli itu kembali bertemu pandang namun mereka berdua hanya senyum-senyum tidak jelas. Kelihatannya memang seperti orang gila nyatanya mereka sedang salbrut (salting brutal)
"Kenapa memanggilku?" setelah beberapa saat dalam keheningan barulah Rihana menjawab pertanyaan dari Mahendra
"Tidak jadi, saya lupa" ucap Mahendra sembari senyum kikuk
"Dasar om-om"
Mobil berwarna hitam milik Mahendra yang dihiasi dengan bunga khas mobil pernikahan sudah mendarat tepat didepan KUA, didepan pintu masuk KUA sudah nampak pria paruh baya bersama beberapa orang seusianya sedang berjejer menunggu kedatangan sang pemeran utama.
Tak lupa Mahendra kembali membantu Rihana dengan membawakan ekor gaun miliknya yang menjuntai panjang, mengikuti langkah gadis itu secara perlahan hingga sampai didepan ayahnya
"Lama. Mahendra bocah nakal ini tidak menyusahkan mu bukan?" Tanya pak prabu
"Kok aku lagi sih, tuh tanya om Mahen. Dia yang bikin lama" Mahendra hanya tersenyum menanggapi perdebatan antara anak dan calon mertuanya
"Emang dia ngapain sampai selama ini?"
"Tanya aja sama orangnya" jemari lentik milik Rihana menunjuk keberadaan Mahendra yang berada disampingnya pada sang ayah
"Udah lama nunggunya kan? langsung masuk aja" ucap Mahendra untuk mengalihkan topik. Tidak mungkin jika dirinya menjelaskan kejadian yang dilakukannya bersama Rihana. Sementara itu Rihana menertawakan Mahendra, wajahnya terlihat seperti anak kecil yang ketahuan habis mencuri uang
"Puas?"
"Hahaha, sangat puas" tawa Rihana semakin lepas mendapati pertanyaan dari Mahendra membuatnya memukul tangan sang ayah
"Kebiasaan, kalau ketawa tuh biasa aja. Kamu tuh udah mau nikah loh." omel pak Prabu pada anaknya sementara Rihana dia hanya cemberut sembari menatap Mahendra agar membelanya.
Tak ada tindakan apapun yang dilakukan Mahendra, dia hanya menatap Rihana dengan tatapan meledek kearahnya.
'Tidak bisa diandalkan, awas aja kalau nanti malam minta jatah' batin Rihana menatap tajam kearah Mahendra
***
Pernikahan telah usai 5 menit yang lalu, kini Mahendra dan Rihana sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pak Prabu menatap anaknya dengan penuh haru sembari memeluk nya dengan sangat erat.
"Jadilah istri yang baik untuk sahabatku, Jangan kecewakan papa Rihana" ucapnya sembari menangis haru
"Ish, kok ngomongnya gitu sih. Aku pasti bisa jadi istri yang baik untuk om Mahen tapi apa papa tidak khawatir jika om Mahen tidak bisa jadi suami yang baik untukku" keluh Rihana dalam pelukan sang ayah
"Jangan panggil suamimu dengan sebutan om, bisa-bisa orang mengira jika Mahendra sugar Daddy mu" tawa pak prabu lepas setelah mengatakannya begitupun Mahendra yang berada disebelahnya
"Emang udah om-om kan? masa harus aku panggil dek Mahendra, kan ga cocok pah"
"pletak" suara nyaring di dahi Rihana membuatnya mengaduh kesakitan. Pak prabu melayangkan sentilan hangat di dahi sang putri dengan sangat keras membuat Rihana tersenyum kecut kearahnya
"Apaan sih, papah suka banget KDRT mirip sama om Mahen" sembari mengelus dahinya yang terasa panas tak lupa Rihana mengomeli sang ayah yang kelakuannya sudah persis seperti suaminya itu
"Kok saya lagi sih" sela Mahendra
"Ya emang om suka kDRT kan, papah jadi ikut-ikutan tuh" omelnya pada Mahendra sembari melepas genggaman tangannya
"Ganti panggilanmu menjadi mas!" ucap pak prabu dengan sedikit emosi mendengar panggilan tidak mengenakan dari anaknya
"Apaan sih ga cocok banget pah, besok aja aku pikirin panggilan yang cocok. Sekarang aku mau bobo sore dulu."
"Mahendra bawa istrimu pergi aku sudah pusing dengan kelakuannya, lebih baik aku mencari istri baru daripada mengurus anak nakal ini."
Mahendra hanya menganggukkan kepala sebagai tanda setuju kepada mertuanya, baru saja mereka ingin beranjak pergi terdengar suara seseorang dari belakang Rihana.
Seorang wanita paruh baya bergaya modis menghampiri Rihana lalu memeluknya dengan sangat erat membuatnya terasa begitu sesak, dibelakangnya terlihat pula seorang pria dewasa berdiri tepat dibelakang wanita yang memeluknya itu bersama anak kecil dan juga ibunya.
Bisa di tebak jika mereka sepasang suami istri karena sangat serasi bahkan wajah mereka sangat mirip.
JANGAN DIGANTUNGIN.....
imajinasi diluar nurul....
ada cermin janggih kaya film Star Wars aja