Pesona Teman Papah
Lampu kelap-kelip disekitaran bar membuat pandangan Rihana menjadi buram, wanita cantik itu berjalan dengan sempoyongan menuju pintu bertuliskan Exit.
Tubuh lemah itu tanpa sengaja menabrak seorang lelaki berbadan kekar dengan perawakan tinggi, hidung mancung, rahang tegas, serta bibir tebal. Pemandangan didepannya ini membuat Rihana semakin tak terkendali menahan gejolak gairah yang semakin memuncak.
"Maaf. Aku tidak sengaja" ucap Rihana. Dia tidak ingin orang yang ditabraknya marah
Mahendra nama pemuda yang ditabrak oleh Rihana hanya mengangguk saja. Kemudian dia melanjutkan langkahnya dengan cepat karena ada sebuah meeting penting yang harus dihadiri.
"Mimpi apa aku bertemu dengan pria matang seperti itu. Tidak sia-sia jika aku melepaskan keperawananku Dengannya." Gumam Rihana sembari menatap mata berwana hijau milik Mahendra
Sebelum Mahendra menjauh dari pandangan matanya tanpa sadar kaki Rihana sudah mengikutinya dari belakang membuat Mahendra menghentikan langkah.
"Apa kau seorang penguntit? Sehingga mengikuti ku sampai mobilku. Atau jangan-jangan kau sengaja menabrakkan diri kepadaku tadi?" Suara tajam keluar dari bibir tebal milik Mahendra membuat Rihana semakin tidak fokus
"Om tolong aku, ini sangat panas" tanpa basa-basi Rihana menyuarakan keinginannya untuk meminta bantuan kepada pria matang didepannya. Toh dia tidak akan rugi jika melepas keperawanannya dengan pria setampan Mahendra
"Hey, kau kenapa? Wajahmu merah sekali nona."
"Cepatlah bantu aku menghilang panas ini om" ucap Rihana dengan memohon kepada Pria dewasa didepannya
"Apa yang akan kau berikan kepadaku jika aku berhasil membantumu?"
"Aku punya 50 juta didalam kartu ini, cepat bantu aku om" senyum simpul terlihat jelas di wajah Mahendra. Membuat Rihana semakin frustasi. Rasa panas pada tubuhnya semakin menjalar membuatnya tidak tahan lagi.
Dengan langkah sempoyongan Rihana mengikis jarak antara keduanya 'cup' kecupan singkat dilayangkan dibibir tebal milik Mahendra, sontak kedua matanya terbelalak melihat gadis didepannya ini sangat berani
Bukannya menolak justru Mahendra membalas kecupan singkat itu menjadi sebuah ciuman yang menggairahkan "aahh hmftt" kedua tangan Mahendra tidak tinggal diam.
Tangan kirinya mulai meremas gunung kembar milik Rihana sedangkan tangan kirinya digunakan untuk menekan kepala Rihana, membuat ciuman mereka semakin dalam
"Kau membangunkan singa kecil yang sedang tertidur baby." Bisik Mahendra ditelinga Rihana. Suara Mahendra sudah terdengar sangat berat menandakan dirinya sudah terpancing dan siap menyantap gadis kecil didepannya. Tanpa sadar Mahendra kembali memberikan sentuhan panas pada bibir mungil milik Rihana.
Seorang pria berjas navy mendekati Mahendra dengan langkah mantap, namun yang dilihatnya justru sang bos sedang berciuman dengan seorang gadis muda. Sebenarnya tidak enak jika menegur sang bos, tapi mau tidak mau Hans harus memberanikan untuk bertanya. Jika tidak dirinya bisa dipecat oleh sang bos yang terkenal tegas dan galak.
"Ekhem, tuan Mahendra. Anda harus menghadiri rapat 10 menit lagi." Sontak ucapan Hans membuat Mahendra menghentikan aktifitasnya
"Batalkan rapatnya, pesankan kamar untukku." Hans mengangguk lalu pergi memesan kamar sesuai dengan perintah bosnya. Hotel dipesan dekat bar agar mereka berdua bisa segera sampai dan istirahat. Hans memperhatikan Rihana dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Penampilan gadis didepannya sangat sederhana. Tidak terlihat seperti gadis nakal, menggunakan dress hitam berlengan pendek, dress itu sepanjang lutut, rambut panjangnya dibiarkan terurai. Mahendra mencoba mengingat siapa wanita didepannya ini, wajahnya tidak asing baginya
"Om, cepat bantu aku. Ini sangat tidak nyaman." Ucapan Rihana membuyarkan lamunan panjang milik Mahendra
"Sabar sedikit baby, aku juga sudah tidak sabar ingin memakan mu." Tanpa berkata panjang lebar Mahendra mengendong tubuh langsing Rihana menuju Hotel yang dipesan oleh Hans.
Tubuh seksi berbalut dress hitam itu pasrah dalam gendongan Mahendra. Rihana menyembunyikan wajahnya dibalik dada bidang milik Mahendra, banyak sorot mata yang menatap mereka dengan tatapan aneh
Dibalik pintu nomor 253 terlihat kamar yang begitu mewah dan luas, lebih tepatnya bukan seperti hotel melainkan apartemen. Bergegas Mahendra membawa tubuh ramping itu menuju kamar yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Melempar tubuh Rihana secara perlahan keatas kasur berukurang king size
"Baby, apa kau benar-benar yakin?" Tanya Mahendra tampak ragu dengan keputusan gadis didepannya, bukannya menjawab pertanyaan tersebut Rihana justru melepas dress yang melekat pada tubuhnya.
Menampakkan kulit eksotis miliknya. Sontak mata Mahendra terbelakang melihat pemandangan dihadapannya, ini kali pertama Mahendra menatap tubuh polos seorang gadis dengan jarak yang sangat dekat
"Cepat om, aku yakin"
"Apa kau tidak mabuk baby?"
"Tentu saja tidak."
Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi Mahendra sudah melepas seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya, Menyisakan Rihana yang masih menggunakan bra dan celana dalam. Gairah dalam tubuhnya sudah memuncak melihat wajah Rihana yang memerah
"Apa kamu pernah melakukannya dengan pria lain baby?" Tanya Mahendra sembari memberikan kecupan-kecupan singkat di sekujur tubuh Rihana
"be-belum pernah om"
Jawaban dari mulut Rihana membuat Mahendra semakin berani menjelajahi tubuh mulus milik Rihana. Ciuman penuh dominan mulai diberikan untuk Rihana gadis cantik itu kewalahan mendapati lawan mainnya yang sangat mendominasi
"Apa kau siap baby?" Tanya Mahendra dengan mata yang sudah dipenuhi kabut gairah
Rihana hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju setelahnya Mahendra kembali menciumi bibir ranum miliknya. Tak mau kalah dengan bibirnya kedua tangan Mahendra mulai menjelajahi tubuh Rihana dengan begitu lihai hingga beberapa kali suara desahan keluar dari mulut Rihana
Mahendra menghentikan sebentar aktifitas lalu berkata "kau yang memulainya baby, jangan salahkan aku jika besok pagi kau tidak bisa berjalan."
"Jangan hanya bicara, aku butuh bukti nyata om." Tantang Rihana
"Kalau begitu, saya tidak akan sungkan lagi baby."
Dua jam lamanya Rihana dan Mahendra berbagi keringat diatas ranjang king size yang sudah basah oleh cairan percintaan mereka. Hingga jam di dinding sudah menunjukkan pukul 1 dini hari barulah Mahendra membiarkan Rihana tertidur.
Gadis cantik itu merintih untuk menghentikan permainannya padahal tadi dia yang menantangnya, karena tidak tega Mahendra menyudahi aktifitasnya
"Selamat tidur baby, saya tidak akan melepaskan kamu setelah ini." Setelah mengecup singkat Puncak kepala Rihana barulah Mahendra mengambil ponsel dan menghubungi Hans
"Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang gadis ini?"
"Menurut informasi yang saya dapat. Gadis itu bernama Rihana tuan, dia sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 22 tahun di bar. Saya tidak tau pasti kenapa nona Rihana bisa meminum obat perangsang, rekaman cctv pada pukul 11 malam sudah dihapus seseorang untuk menghilangkan jejak."
"Sepertinya gadis ini dijebak. Cari rekaman cctv yang hilang. Saya ingin melihatnya."
"Baik tuan, ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Ada satu lagi, tolong selidiki latar belakang gadis nakal ini. Saya merasa tidak asing dengannya."
"Baik tuan, besok pagi akan saya berikan datanya."
Mahendra sudah mengakhiri telpon bersama Hans. Lalu dia tersenyum melihat wajah Rihana yang terlihat sangat lelah karena permainannya. Tak tahan melihat bibir bengkak milik Rihana, Mahendra kembali menciumnya secara sepihak. Sebelum ikut ke alam mimpi bersama Rihana, Mahendra menarik tubuh polos milik Rihana agar mendekat kearahnya lalu memeluknya dengan erat.
......------------------------------------------------------------......
...Hai maniez tolong bantu vote ya😘...
...------------------------------------------------------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
HARTINMARLIN
assalamualaikum hai 🖐️ salam kenal dari ku
2024-11-15
0