Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.
Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.
mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks
Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Setelah menempuh perjalanan satu setengah jam lagi, akhirnya mereka sampai di sebuah villa yang terletak sendirian di ujung karang. Di depan villa itu terhampar lautan luas yang sepi dan tidak bisa di masuki pengunjung lain karena ada batasnya. Setelah menurunkan barang dan memasukkannya ke dalam villa, ke enamnya langsung membuka pintu teras villa yang tembus ke laut,
“Horeeee pantai,” teriak Sarah.
“Berenang yuk, masih sore kan,” ujar Tania.
“Uuuuh.....gue pass dulu ya,” ujar Lina.
“Udeh sih, di air mabok lo langsung ilang, ayo,” Sarah menarik tangan Lina.
Keduanya berlari ke tepi pantai di susul oleh Tania, mereka langsung membuka pakaian mereka dan ternyata di baliknya mereka sudah memakai pakaian renang. Rio, Alex dan Jay yang memakai kemeja hawaii membuka kancingnya sehingga tubuh mereka yang kekar dan bidang terlihat jelas, mereka melihat ketiga gadis mereka bermain air di tepi laut.
“Ayo deh yu, udah sore juga, latihan nya besok aja,” ujar Alex.
“Malam ini makan apa ?” tanya Rio.
“Bener tuh kak,” tambah Jay menggunakan tablet.
“Barbeque, tuh di sana,” tunjuk Alex ke sebuah tempat pembakaran yang di lapisi porselein tepat di depan villa.
“Hmm...ok, bakar apa ?” tanya Rio.
“Ikan, abis ini kita jalan keluar villa bentar, buat belanja ikan, kalau daging dagingan kan kita udah bawa,” jawab Alex.
“Sekarang main dulu,” ajak Jay menggunakan tablet.
“Sip,” ujar Rio.
Ketiganya membuka kemeja hawaii mereka dan menaruhnya di kursi, ketiganya berjalan ke arah pantai menyusul Sarah, Tania dan Lina yang juga melihat mereka,
“Wow...hebat, bodi laki lo keren amat ya Sar,” ujar Tania.
“Hehe makasih kak, emang dia keker gila,” jawab Sarah.
“Iya emang, kak Alex juga keker walau kurus,” balas Lina.
“Iya bener, sama Jay juga gede tapi sayang aja dia bungkuk dikit ya, ga beda jauh banget ama Rio,” ujar Tania.
“Ntar lama lama juga lurus hehe,” balas Lina.
“Yuk samperin mereka,” ujar Sarah.
Ketiganya berlari ke pantai, tapi tiba tiba “groooas,” dari dalam air muncul seekor ular naga yang sangat besar tepat di belakang ketiganya. Sarah, Tania dan Lina menoleh karena mereka tertutup bayangan yang sangat besar,
“A..apa lagi itu ?” tanya Lina ketakutan.
“K..kita di tengah....tengah,” jawab Tania yang juga ketakutan.
“To...tolong,” ujar Sarah yang juga ketakutan.
“Groaaaaaaar,” naga itu membungkuk dan langsung meraung di depan ketiganya. Kemudian dia menaikkan lagi kepalanya dan membuka mulutnya, “groaaas,” naga itu menyemburkan sinar biru ke arah ketiganya. Tania yang reflek langsung mengangkat kedua tangannya, “blaaar,” sinar itu menghantam pelindung setengah lingkaran berwarna hijau. “Sriiing,” Sarah mengeluarkan dua pedang darahnya,
“Lina,” teriak Alex.
Lina berbalik, Alex melemparkan dua tongkatnya, Lina mundur dan menangkap kedua tongkat itu kemudian memutarnya, “tap,” Rio dengan kedua lengan yang sudah merekah dan mengeluarkan asap berdiri di depan Sarah, di ikuti Alex di sebelahnya dan “grrrr,”Jay yang menggeram kemudian memasang kuda kuda seperti macan kumbang dengan mata kuningnya yang menyala.
“Maju,” teriak Rio.
Rio langsung melompat dan menendang lompat ke arah naga, kakinya mulai membesar dan merekah mengeluarkan asap putih, “buakkk,” “groaaaar,” tendangan Rio mengenai tubuh naga dan membuatnya meraung kencang, namun naga langsung mengarahkan kepalanya menglihat Rio dan bersiap menembakkan lagi sinarnya, tapi “blam,” kedua moncong naga di tutup oleh dua buah tangan bayangan yang besar. Sarah berlari menaiki naga dari belakang di ikuti oleh Jay, sepanjang perjalanan meniti tubuh naga mereka menyabetkan pedang dan cakar mereka tanpa henti sampai akhirnya mereka sampai di kepala naga dan masing masing menusuk satu mata kemudian bersalto turun.
“Blaar...blaar....blaar,” Lina menembaki naga dengan bola bola listrik berukuran cukup besar menggunakan tongkat nya dari dalam pelindung. “Groooooar,” naga memutar berniat kabur dan menyelam, ketika ujungnya ekornya ingin menyelam, Rio melompat menangkap nya dan “raaaaaaah,” dia menarik tubuh naga keluar kemudian membantingnya ke belakang sebelum dia mendarat ke air, Jay langsung muncul di atas tubuh naga yang masih melayang dan menggali lubang di tubuh nya menggunakan cakar, setelah Jay lompat Sarah memperlebar lukanya menggunakan pedang dan ketika naga jatuh Alex menekan tubuh naga hingga tidak bergerak menggunakan tentakel tentakel bayangannya dan kedua tangan besarnya.
Tania melepaskan pelindungnya dan mengangkat Lina terbang ke angkasa menggunakan sayap nya, dari atas Lina menghujani tubuh naga dengan bola bola listriknya dan masuk ke dalam lukanya. “Blam,” bola bola listrik berledakan di dalam tubuh naga, “groaaaaaar,” naga meronta melepaskan seluruh ikatan bayangan Alex dan masih berniat untuk lari, tapi “blam” Rio turun ke tubuh naga dan langsung mendekap lehernya menggunakan kedua lengannya dan kedua kakinya. “Klek,” naga mendadak diam dan tidak bergerak lagi, “blaaz,” seluruh tubuhnya jatuh ke air dan mengambang, Rio melepaskan dekapannya kemudian berdiri di atas tubuh naga.
“Yey....berhasil,” ujar Sarah melompat memeluk Rio yang masih berada di atas naga.
“Pantes dari sepanjang jalan tadi kok kayaknya pantai ini sepi banget, rupanya ini toh penyebabnya,” ujar Rio.
Lina dan Tania turun di atas tubuh naga, Jay melompat naik bersama dengan Alex yang menggunakan tangan bayangannya untuk naik. Ke enamnya berdiri di atas dada naga yang sudah mati dan mengambang,
“Hmm...ini sea serpent, jenis varian naga yang hidup di laut, tidak salah lagi, makhluk ini juga berasal dari bola itu,” ujar Alex.
“Bola itu ?” tanya Jay menggunakan tablet.
“Oh bener juga, kak Tania dan Jay belum tahu ya ?” tanya Sarah.
“Um....gue pikir gue di dunia lain atau paling ga dunia yang sama tapi di dimensi lain hehe,” jawab Tania.
“Ada fenomena aneh yang sekarang sedang terjadi di samudra pasifik kak,” ujar Lina.
“Oh gitu, aku ga tau tuh,” ujar Tania.
“Ok, pertama tama kita jelasin dulu sama Tania dan Jay, ayo kita balik ke villa,” ajak Alex.
“Trus bangkai ini mau di apain ?” tanya Rio sambil menunjuk ke bawah.
“Hmm kalau di dunia gue sih naga termasuk makanan mewah yang sangat enak, mau coba ?” tanya Alex.
“Makasih, tidak berminat,” jawab Sarah.
“Mau, kapan lagi makan naga coba,” ujar Lina.
“Iya bener, potong aja Lex,” tambah Tania.
“Hmmmmm,” gumam Jay menggunakan tablet.
“Ok gue potong, coba ya, (menoleh kepada Sarah) pinjem pedang lo sini,” ujar Rio yang jongkok di atas tubuh naga dan memegang tubuhnya.
“Lo...serius ?” tanya Sarah sambil memberikan sebuah pedangnya dengan gagang masih tersambung ke pergelangan tangannya.
******
Malamnya, setelah selesai menjelaskan semuanya kepada Tania dan Jay, ke enamnya berdiri memutari pemanggang di depan villa,
“Jadi berarti saat ini dunia dalam bahaya dong ?” tanya Tania.
“Belum pasti juga, masih di teliti, tapi kita siap siap aja,” jawab Alex.
“Benar, yang penting kita bisa melawan kalau di serang,” tambah Rio.
“Hmmm,” gumam Jay menggunakan tabletnya.
“Ngerti ga Jay ?” tanya Lina.
“Ngerti, tapi bingung,” jawab Jay menggunakan tabletnya.
“Semua juga masih bingung kale, (menoleh ke Rio) udah mateng lom ?” tanya Sarah.
“Udah nih, gue ambilin,”
Rio mencapit daging naga yang dipotong seperti steak dan menaruhnya ke enam piring di sisi pemanggang, kemudian ke enamnya mengambil garpu dan menusuk sebagian steak naga, mereka memakannya dan langsung melayang karena sangat enak,
“Enak banget, sayang sisanya di buang,” ujar Lina.
“Iya, empuk dan juicy,” ujar Tania sambil memegang pipinya.
“Dah gue bilang kan, di dunia gue ini makanan mewah loh, cuman bangsawan yang sanggup beli,” balas Alex.
“Tapi emang bener sih, enak banget ini mah,” balas Rio sambil menatap daging di piringnya.
“Masih banyak kan, nambah aja kalau mau nambah atau bakar lagi aja,” ujar Sarah.
“Ini...halal ga ya,” ujar Jay menggunakan tablet.
Rio, Sarah, Alex, Tania dan Lina yang sedang mengunyah daging di dalam mulut langsung menoleh ke arah Jay, kemudian mereka meneruskan makan nya,
“Ga usah mikir kesono,” ujar ke limanya.
“Ok,” balas Jay menggunakan tablet dan kemudian dia makan dengan lahap.