Ica semenjak di tinggal oleh Azzam tanpa alasan akhirnya memilih menikah dengan pria lain, syukurnya pernikahannya dengan suaminya yang awalnya tak begitu di cintainya berjalan dengan harmonis dan bahagia.
Tapi ternyata Ica di tipu mentah-mentah oleh sikap baik suaminya selama ini, justru suaminya ternyata pria yang suka berselingkuh dan gonta-ganti pasangan untuk memuaskan nafsu birahinya.
Bagaimana dengan rumah tangga Ica dan suaminya selanjutnya?
Apakah Ica tetap bertahan atau justru memilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Sabar ya, Nak. Mama akan melakukan segala cara agar pria itu bertanggung jawab" lanjut Loli
Loli sudah bertekad, segala ancaman pun dirinya anggap angin berlalu. Loli yang saat ini sedang bersembunyi di balik pohon besar yang ada di seberang rumah Hendra, terlihat celingukan memastikan Ica belum pulang. Setelah melihat keadaan sekitar aman, Loli berjalan mendekat ke arah rumah Hendra.
Loli ingin menghampiri Hendra yang sedang di teras rumahnya itu dan sebenarnya Loli takut, hanya saja tekadnya sudah bulat dan tak bisa di ganggu gugat. Semua demi masa depan buah hatinya, bayangan buah hati yang tumbuh tanpa figur seorang ayah lah yang membuat Loli seberani ini.
Saat Loli sudah berdiri di depan pintu pagar, Hendra belum menyadarinya. Loli menghela napas berkali-kali lalu di keluarkannya secara perlahan-lahan, mengatur degup jantung yang tak beraturan. Sebenarnya Loli takut dengan ancaman yang di berikan oleh Hendra, tapi apa boleh buat ada yang harus dirinya perjuangan saat ini.
Loli menekan rasa takutnya, Loli terus melangkah hingga langkah kakinya berhenti tepat di depan teras rumah Hendra. Hendra yang melihat keberadaan Loli langsung membelalak, tak menyangka jika Loli akan nekat mendatanginya. Hendra dengan cepat berjalan ke arah Loli, mereka saling pandangan dalam jarak yang cukup dekat.
"Mau ngapain kamu?" tanya Hendra dengan kepala menoleh ke kanan ke kiri, melihat keadaan sekitar.
"Kenapa? Kamu takut ketahuan oleh istrimu" cibir Loli dengan tersenyum sinis
"PENGECUT!!" hardik Loli
Membuat Hendra jadi murka, terlihat dari wajahnya yang memerah dengan rahang yang mengeras. Andai saja tidak ada Senja di gendongannya, mungkin Hendra sudah menyeret Loli untuk keluar dari rumahnya lalu melemparnya ke tengah jalan.
"Pergi dari sini"
"Gak, aku ingin berbicara dan ini sangat penting" ucap Loli dengan suara yang bergetar, dirinya takut melihat mantan kekasihnya itu terlihat murka.
"Astaga, Loli. Ica sebentar lagi pulang, pergi kamu" suara Hendra pelan namun penuh dengan penekanan
"Tidak mau" jawab Loli dengan tegas, membuat Hendra menghela napas dengan berat.
"Oke, baiklah. Nanti jam sembilan aku akan datang ke kosan mu, sekarang pergilah"
Suara Hendra memelan dan tentu membuat kedua mata Loli berbinar, Loli tersenyum samar. Akhirnya Hendra akan kembali, begitu lah yang ada dalam pikiran Loli saat ini ketika mendengar Hendra mau menemuinya di kosan nya.
"Kamu tidak bohong kan?"
"Tidak, cepat pergi" titah Hendra
"Oke, kalau kamu berbohong. Aku akan datang lagi ke rumahmu, tak peduli kalau pun ada istrimu"
Loli menatap tajam ke arah Hendra, dirinya ingin menunjukan pada Hendra kalau dirinya tidak bermain-main dengan ancamannya. Setelah perdebatan tadi, Loli pun melangkah pergi dari hadapan Hendra. Saat Loli keluar dari pagar, bertepatan Ica sudah kembali dan saat berpapasan Loli melempar senyuman tipis.
"Ngapain dia kesini?" gumam Ica sembari tetap melajukan kendaraannya yang di kemudinya masuk ke halaman rumah.
"Mama sudah pulang?"
"Iya, Pa. Senja rewel gak?" tanya Ica sembari melepaskan helm di kepalanya lalu meraih Senja dari gendongan suaminya, Hendra menggeleng pertanda Senja tidak rewel.
"Siapa wanita tadi, Pa? Sepertinya habis dari sini ya?" tanya Ica berpura-pura, dirinya masih harus berpura-pura selagi mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan suaminya.
"Cari alamat orang, Ma. Katanya rumah Bu Marwa, kan di komplek ini gak ada nama Bu Marwa jadi aku suruh tanya di pos satpam" jelas Hendra dengan tenang, tak ada guratan kegugupan di wajahnya
"Ma, Papa berangkat dulu ya"
"Tapikan ini masih terlalu pagi"
"Iya, kan. Semalam Papa sudah bilang dengan Mama kalau lagi ada masalah di rental, jadi Papa mau selesaikan" ucap Hendra
Ica pun hanya mengangguk, kemudian Hendra melenggang pergi begitu saja padahal tangan Ica sudah terulur hendak meraih tangan suaminya. Ica menggeleng, sorot matanya tak lepas menatap mobil suaminya yang mulai bergerak meninggalkan halaman rumah mereka.
Hingga Ica memutuskan masuk, setelah mobil suaminya melesat. Tapi setelah itu Ica langsung menghubungi orang suruhannya untuk mengikuti mobil suaminya, Ica memang sudah menyiapkan mata-mata untuk mengintai setiap pergerakan suaminya.
Sebenarnya bisa saja Ica meninggalkan Hendra saat ini juga, tapi masalah itu tidak akan selesai begitu saja. Ica juga masih memperjuangkan hak dua putrinya, harta yang selama ini mereka kumpulkan secara bersama-sama. Untungnya dulu sebelum menikah, Ica dan Hendra sempat tanda tangan surat perjanjian pra-nikah.
Itu Ica lakukan sebagai apresiasi, apalagi Ica sudah pernah gagal dalam percintaan dengan cinta pertamanya yaitu Azzam kakak sepupu sahabatnya Rani. Dalam surat perjanjian pra-nikah tertulis siapa yang terbukti selingkuh, semua harta akan jatuh pada si korban.
Tapi untuk memenangkan itu, Ica harus memiliki bukti yang kuat dan lengkap. Sebuah foto tidak bisa menjadi bukti karena bisa saja Hendra mengelak, Ica harus mempunyai sebuah video kebersamaan Hendra dengan selingkuhannya atau sebuah video pengakuan dari selingkuhannya.
"Aku harus bertemu lagi dengan Loli, agar bisa meminta video pengakuan nya" gumam Ica
.
.
.
Sementara di perjalanan Hendra berapa kali memukul setir mobil, meluapkan kekesalannya. Dirinya benar-benar kesal terhadap Loli yang tiba-tiba nekat mendatanginya, Hendra memelankan kendaraannya saat melihat Loli di bonceng tukang ojek.
Tin....
Hendra membunyikan klakson mobilnya, kemudian Hendra menurunkan kaca mobil dan memberi isyarat pada Loli agar berhenti. Lalu Loli meminta tukang ojek untuk berhenti, dengan patuh tukang ojek itu menghentikan laju motornya. Sebelum pergi Loli membayar ongkos, setelah itu Loli masuk ke dalam mobil Hendra.
Tentu saja dari kejauhan ada yang mengabadikan kejadian itu, dia adalah orang suruhan Ica. Ketika Loli menutup pintu mobil, Hendra kembali melajukan mobilnya dengan cepat. Loli bertanya mereka mau kemana dengan raut wajah berbinar, Hendra yang melihat justru semakin kesal. Kebahagian Loli, adalah sama dengan kehancuran Hendra.
"Kita bicara disini saja" pinta Hendra
"Baik, kapan kamu menikahi ku?" tanya Loli tanpa basa-basi
Seketika Hendra memukul setir mobil, membuat Loli terlonjak kaget tapi Loli menepis rasa takutnya. Loli tahu dirinya harus berani jika berhadapan dengan Hendra, jika dirinya bersikap lemah tentu Hendra akan semakin semena-mena. Loli tidak mau di tindas, demi calon buah hatinya.
"Aku tidak akan menikahi mu, Loli"
"Lalu bagaimana dengan anak kita? Jika kamu tidak mau menikahi ku, jangan salahkan aku jika aku nekat menemui istrimu. Akan aku ceritakan semua kebusukan kamu lalu dia yang akan meninggalkan kamu, jadi kita impas begitu kan?"
"Apa yang kamu minta? Sebutkan saja, aku akan mengabulkan permintaan kamu"