NovelToon NovelToon
Cinta Anak Manusia

Cinta Anak Manusia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

Perjalanan dan perjuangan cinta anak Manusia.
Seperti apa kisah gadis yang bernama Ratna, akankah ia mendapat cinta sejatinya. Langsung saja baca dan simak keseruannya dalam Novel dengan judul Cinta Anak Manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Selamat malam Rika" ucap Bu Siti. "Ibu, kapan sampai, kenapa tidak beri Rika dulu" ucap Rika menghampiri Bu Siti dan mencium tangan beliau. "Mas, ada ibu" ucap Rika memanggil suaminya yang berada dapur. "Ibu siapa Rik" ucap Edi suami Rika dari arah dapur. "Kalau suami kamu masih sibuk, biarkan saja" ucap Bu Siti "Tidak terlalu sibuk mungkin masing menggoreng bebek" ucap Rika. "Ada apa Rika, kalau ada sesuatu kamu tinggal panggil Pak Heru, Aku masing menggoreng bebek" ucap Edi. "Masyaallah Bu kapan sampai kenapa tidak beri kabar dulu" ucapnya langsung mencium tangan Bu Siti. "Kalian ini masasih kesini harus bilang-bilang dulu" ucap Bu Siti. "Kalau ibu memberi tahu sebelumnya kami kan bisa jemput ibu dan bagaimana kabar Bhima" ucap Edi. "Kalian tidak perlu menjemput, nah itu Bhima" ucap Bu Siti menunjukkan pada seorang pemuda yang tengah duduk di bangku khusus WiFi. "Itu Bhima Bu, Massa Allah, maaf ya Bu, saya kira pengunjung, pasalnya begitu saya melihat ibu datang, dia juga datang dan duduk di bangku khusus WiFi, saya turut prihatin dengan peristiwa yang menimpa keluarga ibu waktu itu" ucap Rika merasa terharu dan terbawa suasana atas apa yang menimpa keluarga Bu Siti beberapa tahun lalu. "sudahlah Rik yang lalu tudak usah dibahas lagi" ucap Bu Siti seketika air matanya tumpah. "Aw, sakit, ada apa sih mas" ucap Rika pelan yang secara tiba-tiba pinggang nya dicubit oleh suaminya. "Jangan bahas soal itu, cepat kasih minum, saya mau kembali ke dapur" bisik Edi pada Rika. "Maaf ya Bu kalau perkataan Rika membuat Ibu sedih, mau saya buatkan minuman teh hangat Bu" ucap Edi. " Boleh" ucap Bu Siti. "Maaf ya Bu saya jadi tidak enak" ucap Rika. "Tidak apa-apa Rika, Kamu kan sudah ibu anggap sebagai keluarga sendiri, oh iya selama saya tinggal, bagaimana penjualan nya" ucap Bu Siti mengalihkan pembicaraan agar tidak sedih. "Alhamdulillah penjualan lancar Bu, seperti yang ibu lihat sekarang masih ramai pengunjung" ucap Rika menunjukkan keadaan rumah makan depot miliknya. "Alhamdulillah kalau begitu" ucap Bu Siti penuh rasa syukur. " Ada pengunjung lagi saya izin melayani mereka dulu ya Bu" ucap Rika. "Silahkan" jawab Bu Siti. Seperti biasa setiap ada pengunjung Rika selalu menyapa dengan sopan dan menunjukkan buku daftar menu pada pelanggan. "Maaf Bu lama menunggu ini teh hangat buat ibu" ucap Edi memberikan satu gelas teh khusus buat Bu Siti. Tak hanya Rika, Edi pun dengan sigap membantu menyiapkan menu yang di pesan oleh para pelanggan.

Dalam kesempatan itu Bu Siti juga menyibukkan diri, sesekali melayani pelanggan dengan memberikan minuman yang telah dipesan sebelumnya. "Berapa Bu total semuanya" ucap pelanggan membayar setelah selesai menyantap makanan. "Total semua menjadi lima puluh dua ribu lima ratus tapi ibu cukup membayar lima puluh ribu rupiah saja" ucap Bu Siti. "oh iya, ini uangnya Bu terimakasih sudah mendapatkan potongan harga" ucap pelanggan. "Iya Bu sama-sama dan terimakasih sudah berkunjung di depot kami" ucap Bu Siti dengan sopan. Setelah menyelesaikan pembayaran pelanggan itupun melangkah pergi meninggalkan warung makan Bu Siti.

Bhima yang sedari tadi duduk sendiri merasa bosan. Bhima pun melangkah keluar menghampiri pak Heru yang baru saja selesai mengambilkan sepeda motor yang terparkir milik pelanggan. "Terimakasih pak" ucap pelanggan. "Iya Pak, Bu, hati-hati pulangnya" ucap pak Heru. Melihat ada Bhima di tengah duduk di bangku yang biasa didudukinya pak Heru pun menghela nafas pelan dan menghampiri Bhima. "Cah Bagus disini Itu dingin, banyak angin berhembus apa tidak sebaiknya didalam saja, nanti masuk angin" ucap Pak Heru. "Tidak akan masuk angin pak, justru angin yang takut sama Bhima" ucap Bhima dengan senyum celoteh nya.

"Ya sudah kalau mau di sini" ucap pak Heru duduk di bangku yang lain. "Pak biasanya sampai jam berapa warung buka, memangnya jam segini masih ada yang datang" ucap Bhima bertanya. "Haduh, cah Bagus ini bagiamana sih justru semakin malam, yang datang itu semakin banyak" jawab Pak Heru. "Ooo begitu" ucap Bhima manggut-manggut. "Iya cah Bagus, memang seperti itu setiap harinya" jawab pak Heru ikut manggut-manggut.

★★★

"Ten...Ten...Ten" suara klakson sepeda motor bapak sampai di depan rumah. "Tok tok tok Assalamualaikum Bu bapak pulang" ucap Pak Sugeng mengetuk pintu rumah dengan wajah sumringah. "Waalaikum salam, iya tunggu sebentar Pak masih jalan ini lo" ucap Bu Sri segera berjalan ke arah pintu untuk membukakan nya. "Ceklek" suara pintu terbuka. "Kenapa sih Pak tidak sabaran tunggu buka pintunya" ucap Bu Sri sedikit kesal. "Ini loh Bu ada bingkisan dari Pak Hadi, anak-anak mana apa sudah tidur" ucap pak Sugeng. "Inikan sudah malam, Anak-anak jelas sudah tidur, memangnya bingkisan apa Pak" ucap Bu Sri bertanya.

"Ini Bu Nasi bebek kesukaan ibu dan anak-anak" ucap pak Sugeng. "Banyak sekali pak, jangan-jangan bapak sendiri yang beli, bilangnya di kasih sama pak Hadi" ucap Bu Sri tidak percaya. "Ibu ini kok tidak percaya sih, benar Bu dikasih pak Hadi sebagai ungkapan terimakasih karena sudah mengantar beli obat di apotek, sudah sekarang panggil anak-anak bangunkan dulu kalau sudah tidur" ucap pak Sugeng menjelaskan.

"Ini sudah malam lo Pak, mereka harus bangun pagi karena sekolah, kalau buat besok saja bagaimana, lagipula inikan makanan kering tidak apa-apa kan" ucap Bu Sri. Bu Sri merasa bahagia karena mendapat bingkisan yang membuat bapak bahagia, tetapi beliau juga tidak ingin membangunkan kedua anaknya yang baru saja tertidur hanya karena makanan. "Huff ya sudah Bu, Ibu sudah makan belum, kalau belum ini buat Ibu saja, yang lain bisa disimpan untuk anak-anak besok" ucap pak Sugeng dengan nada pasrah. "Ibu sudah makan Pak, buat besok saja ya, Ibu simpan di kulkas" ucap Bu Sri yang memisahkan antara lauk pauk, sambal dan nasi yang ada dalam bingkisan tersebut kemudian meletakkan di kulkas.

★★★

"Bu sepertinya sudah agak sepi dan ini juga hampir jam sepuluh bagaimana kalau kita tutup sekarang" ucap Rika pada Bu Siti. "Iya Rika kalau menurut kamu ini sudah waktunya untuk di tutup silahkan" ucap Bu Siti. "Kalau begitu saya panggil Pak Heru dulu" ucap Rika bergegas menuju depan depot untuk memanggil pak Heru agar segera menutup pintu gerbang sebagai tanda bahwa rumah makan depot Bu Siti sudah tutup.

"Alhamdulillah hari ini kita memiliki banyak pelanggan yang memesan makanan dengan cara dibungkus" ucap Rika. Rika kemudian menghitung dan merinci pendapatan hari ini mulai dari modal awal, modal akhir, modal untuk membeli bebek, jumlah pendapatan hasil jualan dan keuntungan yang di dapat. Semua terinci dengan jelas dan dimasukkan dalam pembukuan kas harian.

Bersambung

1
Selfi Selfi
semangat kk.

saling suport yuk🤗
Idar: Terimakasih telah berkunjung dan terimakasih juga atas dukungan nya.
semangat terus.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!