Tania wanita berusia 25 tahun, harus rela tinggal di rumah mertua yang hampir berkepala 5, dan berstatus duda. Karena pekerjaan sang suami yang sudah mulai tidak stabil. Sifat Andra kini juga telah berubah, sering marah dan suka berbohong, akhirnya membuat Tania harus bersabar dan ikhlas, karena kesepian akhirnya Tania pun mulai mencurahkan semua perhatiannya terhadap ayah mertuanya. tapi lama kelamaan kedekatan mereka pun semakin intim saja dan benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanifah Anggraeni Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Pria paruh baya itu pun langsung menggebrak meja dengan sangat kencang, karena nama Tania kembali di sebut oleh Andra. Dia kembali merasa cemburu dan menutup akal sehatnya, lihat saja sekarang tingkahnya mungkin kalau saja dia tidak ingat Andra adalah putra nya pasti dia sudah memukulnya hingga babak belur.
"Papah ini kenapa..??" tanya Andra heran kenapa papahnya bisa tiba-tiba marah seperti ini, apa ada masalah yang sedang terjadi.
"Apa kamu menyesal telah bercerai dengan Tania...?" tanya Haris kesal.
"Papah benar, aku memang sangat menyesal telah bercerai dengan Tania aku sadar hanya dia wanita yang sangat tulus kepada ku dan aku juga baru sadar kalau aku sangat membutuhkannya.." sesal Andra
"Kamu memang laki-laki yang bodoh, setelah kamu kehilangan dia baru kamu menyesal. Sekarang sudah tidak ada gunanya lagi, semuanya sudah terlambat dan tidak bisa kembali seperti semula..." sinis Haris yang sekarang sudah mulai bisa mengendalikan emosinya.
"Papah benar, jika saja Tania mau aku sangat ingin rujuk kembali dengan dirinya.." harap Andra
"Kamu pikir dia masih mau kembali dengan kamu, itu tidak akan mungkin..." ucap Haris keceplosan
"Bagaimana papah bisa tahu hal ini...?" tanya Andra curiga
"Papah hanya menebak saja, lagi pula dia kan yang menggugat cerai kamu terlebih dahulu.." ucap Haris mencoba menutupi kebohongannya dan tidak mau membuat Andra semakin curiga terhadapnya.
"kalau saja waktu bisa di putar, aku pasti tidak akan berbuat hal sebodoh itu sehingga melepaskan berlian yang sangat berharga seperti Tania begitu saja.." sesal Andra
"Kamu baru saja tersadar jika Tania adalah berlian yang sangat berharga dan seharusnya aku yang harus mendapatkan berlian seperti Tania itu, bukan kamu yang terus menyakiti dia.." ucap Haris dalam hati
Haris pun segera mengambil dompet di kantong celananya, dia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan segera memberikannya kepada Andra.
"Masa cuma segini pah.. Cukup apa uang sejuta...??" protes Andra saat dia baru saja selesai menghitung uang yang baru saja di berikan oleh papahnya itu
"Papah tidak akan memberikan kamu uang lagi, apalagi jika kamu ingin jajan perempuan sebaiknya kamu cari uang sendiri saja.. Papah tidak ingin ikut menanggung dosanya kelak, sekarang kamu pergi papah masih banyak pekerjaan...!" usir Haris
"Baiklah, kalau begitu aku pamit pah dan terimakasih untuk uangnya.. " Andra pun segera keluar dari ruangan Haris
Setelah kepergian Andra, Haris menghela nafas. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika suatu saat nanti Andra tahu kalau dirinya dan Tania menikah, entah apa yang akan di pikirkan oleh anaknya itu.
Tiba-tiba saja kepalanya berdenyut karena memikirkan ini semua, mungkin nanti saja dia akan pikirkan jalan keluarnya.
🌸🌸🌸🌸🌸
Waktu berjalan begitu cepat tidak terasa sudah lima bulan berlalu, Haris juga sangat gencar mendekati Tania untuk memastikan wanita itu akan menerima lamarannya suatu hari nanti.
Sementara Andra, dia semakin terjerumus kedalam lubang kenikmatan yang tidak pernah ada hentinya. Setelah dia menyandang status duda, ulahnya malah semakin menjadi.
Setelah pulang kerja dia tidak memiliki kegiatan lain selain menikmati malam-malam panasnya bersama dengan Rina, bahkan tidak ada kata bosan di antara keduanya. Mereka melakukan kegiatan panas itu tanpa paksaan sama sekali bahkan kini baik Rina maupun Andra sama-sama menikmatinya.
Rina yang awalnya hanya melakukan tugas dari Haris kini menjadi benar-benar mencintai Andra, entah sejak kapan dia mulai jatuh cinta kepada pria itu. Tapi Rina juga tidak pernah tahu bagaimana perasaan Andra terhadap dirinya, apakah sama dengan dirinya atau hanya teman berbagi kenikmatan saja
"Mas..." panggil Rina yang kini tengah memeluk tubuh polos Andra setelah mereka baru saja selesai melakukan kegiatan panas.
"Hmmmm..." ucap Andra dengan mata yang masih terpejam karena merasa lelah dengan kegiatan mereka barusan.
Tangannya terus mengelus punggung Rina yang masih polos, tanpa sehelai benang pun. Saat ini yang dia butuhkan adalah beristirahat karena badannya benar-benar sangat lelah, setelah seharian bekerja di kantor dan malam harinya dia bekerja keras di apartemen Rina.
"Sampai kapan kita akan terus begini...?" tanya Rina sambil bermain di dada Andra yang masih basah karena keringat.
"Apa maksud kamu...?" tanya Andra yang langsung membuka mata dan menatap Rina tajam.
"Apa kamu tidak ada niat untuk menikahi ku sama sekali mas, kita sudah cukup lama bersenang-senang tapi kamu tidak pernah membahas sampai ke arah sana..." Rina mulai memberanikan diri untuk bertanya.
Lama-lama dia juga merasa lelah dengan hubungan mereka yang sama sekali tidak ada kemajuan dan sekarang akhirnya dia bisa memberanikan dirinya untuk bertanya kepada lelaki yang setiap malam menemaninya itu.
"Apa sekarang kamu mau mengatur ku...??" tanya Andra tidak suka.
Dia langsung melepaskan pelukannya dan sedikit mendorong tubuh Rina agar menjauh darinya, tentu saja hal itu membuat Rina terkejut.
"Maksud ku bukan begitu mas, aku merasa lelah jika terus seperti ini. Aku merasa seperti wanita yang hanya menjadi pemuas nafsu mu saja.." ucap Rina yang mulai menangis, entah kenapa sekarang dia harus menjadi seperti ini.
"Bukannya sejak awal kamu juga sudah tahu kalau hubungan kita berdua ini atas dasar suka sama suka, lalu kenapa sekarang kamu malah protes seperti ini...!" ucap Andra.
Entah kenapa ketika Rina mulai mempertanyakan soal status nya dia menjadi sangat tidak nyaman, padahal sudah cukup lama mereka berbagi peluh dan bahkan setiap hari mereka melakukannya.
Andra merasa masih sangat trauma dengan yang namanya pernikahan, dia masih takut untuk menjalin hubungan yang serius dengan seorang wanita. Walaupun sampai saat ini hanya Rina saja wanita yang selalu bersamanya tapi dia sama sekali tidak pernah berpikir sampai sejauh ini.
"Apa salah jika aku hanya ingin status yang lebih jelas lagi..?" ucap Rina dengan sendu
Dia terus menatap Andra yang kini tengah memakai pakaian nya yang sejak tadi berserakan.
"Bagi ku itu tidak penting, apalagi hanya untuk sebuah status saja.. Jujur saja aku masih sangat trauma dengan yang namanya pernikahan, bukannya selama ini kita sudah nyaman seperti ini jadi aku harap kita jalani saja seperti sebelumnya..."
"Tapi mas mau tidak mau kamu harus segera menikahi ku.." Rina menundukkan pandangannya dia saat ini sudah tidak memiliki jalan lain.
"Ingat Rina, aku tidak akan menikahi kamu dan aku tidak mau...!" ucap Andra tegas, bahkan kini dia sudah selesai memakai baju.
"Tapi mas, saat ini aku sedang hamil. Di dalam sini ada darah daging kamu.." Rina pun mengelus perut nya yang masih rata.
Sedangkan Andra dia seperti tersambar petir di siang bolong ketika mendengar kabar itu, dia tidak pernah menyangka kalau Rina akan mengatakan hal seperti ini.