Cinta Anak Manusia

Cinta Anak Manusia

Bab 1

Kampung jeruk, di sebuah rumah RT 02 RW 01, yang beranggotakan empat orang yaitu sepasang suami istri yang saling mencintai dan dua orang anak tercinta mereka hidup rukun dalam satu ikatan keluarga.

"Ratna sarapan dulu" ucap Bu Sri yang meletakkan satu baskom sayur lodeh berisi kacang pancang, kacang ose dan tempe."iya Bu sebentar" jawab Ratna yang masih berada di dalam kamar. »Ratna: *Ananda Ratna ayu biasa dipanggil Ratna. *Seorang gadis cantik dari keluarga sederhana. * Memiliki banyak prestasi saat masih berstatus sebagai pelajar. *Memiliki semangat dan dedikasi berjuang yang tinggi«. "Ini kopinya pak" ucap Bu Sri menyerahkan sebangkir kopi pada pak Sugeng suaminya. "Iya Bu terimakasih" jawab pak Sugeng mengambil kopi dari tangan Bu Sri kemudian menyeruput kopi tersebut dengan perlahan. »Pak Sugeng: *Sugeng Riyadi biasa dipanggil Pak Sugeng *Seorang suami sekaligus ayah yang baik dan pekerja keras demi menafkahi keluarganya. *Pencari kayu bakar di hutan«. "Nur kamu juga cepat sarapan, ini teh untuk kamu" ucap Bu Sri pada anak laki-laki nya. "Kok teh Bu biasanya susu" ucap nur protes. »Nur: *Nurul Huda biasa dipanggil Nur. *Putra kedua dari pasangan suami istri pak Sugeng dan Bu Sri. *Pandai dan sering juara kelas«. "Susunya habis ibu beli lagi" ucap Bu Sri. "Ratna kamu ngapain sih dikamar cepat keluar sarapan dulu" ucap Bu Sri kembali memanggil Ratna untuk sarapan. »Bu Sri: *Sri Lestari biasa dipanggil Bu Sri *Seorang istri dan ibu yang baik serta pengertian. *Ratu memasak di desanya«. "Iya Bu" jawab Ratna menghampiri ibu dan keluarga nya yang sudah berkumpul di meja makan dan mereka pun sarapan pagi bersama dengan menu sederhana yang tersedia di meja makan tersebut.

"Pak, Bu, hari Ratna interview doakan Ratna di terima berkerja ya" ucap Ratna setelah selesai sarapan pagi. Memangnya untuk hari ini kamu interview di mana" ucap pak Sugeng bertanya. Hari ada interview di station tv Semampir itu lo pak Ratna iseng iseng daftar jadi wartawan siapa tahu keterima bekerja di sana" ucap Ratna dengan penuh percaya diri. "Iya bapak doakan semoga kamu berhasil lolos interview dan di terima bekerja" ucap pak Sugeng, "Amin" ucap Ratna mengaminkan begitu juga dengan Bu Sri sang ibu dan juga Nur sang adik.

"Pak Bu Ratna berangkat dulu ya" ucap Ratna berpamitan pada kedua orang tuanya dan mencium tangan mereka. "Saya juga pak Bu pamit sekolah dulu ya" ucap nur yang juga berpamitan pada kedua orang tuanya dan mencium tangan mereka.

"Assalamualaikum" ucap Ratna dan Nur bergantian mengucap salam untuk berangkat dengan menaiki sepeda mini masing masing menuju tempat tujuan.

"Waalikum salam, Hati-hati kalian dijalan" ucap Bu Sri menatap kedua anaknya yang gadis berangkat untuk mencari pekerjaan sementara yang cowok berangkat untuk sekolah.

Bu Sri menatap dengan seksama kedua anaknya hingga merekapun jauh dan semakin jauh sampai tidak terlihat lagi dari pandangan Bu Sri.

"Bapak mau berangkat sekarang" ucap Bu Sri pada pak Sugeng. "Iya Bu, mumpung masih pagi" ucap pak Sugeng yang mulai menata gerobak untuk mencari kayu di hutan. "Ini pak bekal makan siang dan minum nya, ibu letakkan di tas seperti biasa ya" ucap Bu Sri meletakkan satu rantang berisi makanan dan satu botol minuman kedalam tas yang akan dibawa pak Sugeng bekerja mencari kayu di hutan. "Iya taruh saja di tas" ucap pak Sugeng yang juga meletakkan golok dan juga gergaji kecil untuk dimasukkan ke dalam tas yang lain yang juga akan dibawa oleh pak Sugeng untuk bekerja."sudah semua pak tidak ada yang tertinggal kan alat-alat bapak" ucap Bu Sri. "Seperti nya sudah semua Bu, bapak berangkat ke hutan dulu, assalamualaikum" ucap pak Sugeng berpamitan pada Bu Sri dan mulai meninggalkan rumah menuju hutan untuk mencari kayu. "Waalikum salam, hati-hati pak dijalan" Jawab Bu Sri.

Setelah kedua anaknya pergi meninggalkan rumah untuk mencari pekerjaan dan juga sekolah kini Bu Sri juga melihat suaminya pergi meninggalkan rumah guna mencari nafkah demi keluarganya di hutan untuk mencari kayu yang akan dijual nya nanti.

★★★

"Selamat pagi Bu Endang, bagaimana pagi ini sudah rame Bu" ucap Ratna yang sudah sampai di tempat penitipan sepeda mini. "Selamat pagi juga Ratna, Alhamdulillah, seperti biasa sudah banyak yang menitipkan sepeda disini, mau berangkat sekolah ya, lo kok tidak pakai seragam" ucap Bu Endang yang menjawab pertanyaan Ratna dan juga bertanya. "Alhamdulillah Bu aku sudah lulus sekolah kemarin, sekarang tinggal si bontot yang sekolah"ucap Ratna pada Bu Endang. "Mbak yu ini apa apaan sih" ucap nur sebal yang tidak suka dirinya dipanggil si bontot. "Tutip sepeda dulu ya, kami mau berangkat, assalamualaikum" ucap Ratna.

Ratna dan Nur kemudian pergi meninggalkan tempat penitipan sepeda menuju tempat pemberhentian bus yang tidak jauh dari tempat Bu Endang, tak menunggu waktu lama bus yang ditunggu akhirnya datang Ratna dan Nur bergantian naik dalam bus tersebut.

★★★

Laju motor pak Sugeng tiba tiba terhenti di depan sebuah bangunan yang akan dijadikan kandang ayam. "Pintu gerbang terbuka" guman pak Sugeng "tidak seperti biasa nya, biasanya tertutup sekarang terbuka" ucap pak Sugeng saat melihat sebuah gudang yang terletak di pinggir hutan itu terbuka lebar. "Tok tok tok, permisi, assalamualaikum" ucap pak Sugeng setelah turun dari sepeda motor yang membawa gerobak di belakangnya menuju pintu gerbang kandang yang terbuka."Tok tok tok assalamualaikum, permisi" ucap pak Sugeng lagi. Karena tak ada jawaban, namun terdengar obrolan dari orang di balik tembok Pak Sugeng berinisiatif untuk mendatangi dimana letak sumber suara tersebut.

"Eh, pak Sugeng sarapan pak" ucap salah seorang tukang bangunan yang baru saja selesai menikmati sarapan di tempat tersebut, beliau mengenal Pak Sugeng, dan beliau adalah pak Samijan terengga yang tidak jauh dari rumahnya. "Iya pak Jan, sudah sarapan lanjutkan saja, saya cuma mau melihat-lihat" ucap pak Sugeng. "Ternyata pak Jan yang membangun tempat ini" ucap pak Sugeng lagi. "Alhamdulillah, iya pak saya dapat kepercayaan untuk membangun tempat ini" jawab pak Samijan. "Mau cari kayu ya pak" ucap salah seorang pekerja lain yang bernama Budi yang juga tetangga. "Iya pak Budi, saya mau cari kayu di hutan, tapi begitu melihat pintu gerbang terbuka entah kenapa saya berhenti dan ingin melihat tempat ini" ucap pak Sugeng seakan merasa nyaman ditempat ini.

"Kalau mau cari kayu ada banyak pak disini" ucap pak Samijan "sisa kayu yang tidak terpakai bapak ambil saja pasti bolehlah sama pemilik ya" pak Budi menimpali.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!