NovelToon NovelToon
Kansha

Kansha

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nico Queen

Mereka menyebutku misterius, setelah aku bertemu dengan sosok misterius yang berada di hutan misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nico Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seimbang

Ketika matahari pagi menembus celah-celah daun pohon di Eldoria, aku terbangun dengan perasaan lega dan penuh semangat. Setelah hari-hari penuh latihan dan pertempuran, istirahat semalam benar-benar membantu memulihkan tenagaku. Aku merasakan kehangatan sinar matahari yang menyusup melalui jendela kamar dan bangkit dari ranjang dengan semangat baru.

Begitu aku keluar dari rumah Nenek Seruni, pemandangan yang menakjubkan menyambutku. Di depan pintu, puluhan makhluk magis dari seluruh Eldoria berkumpul, menunggu dengan penuh antusiasme. Mereka adalah teman-temanku, makhluk-makhluk yang telah menemani hari-hariku di hutan ini. Ada Lumina, peri kecil bersayap cahaya, Aeris si roh angin, tentu saja kelinci kesayanganku Peko yanh selalu melompat ke arah pangkuanku, dan banyak lagi. Mereka semua tersenyum ceria, menunjukkan betapa mereka merindukanku.

"Kansha! Akhirnya kau keluar!" seru Lumina dengan suara nyaring sambil melayang ke arahku.

Aku tertawa kecil melihat kegembiraan mereka. "Hai semuanya! Aku merindukan kalian juga."

Mereka mengerumuniku, mengajakku bermain dan berbicara tentang berbagai hal. Aku bisa merasakan kehangatan dan keceriaan mereka, seolah-olah dunia gelap yang baru saja kami lawan hanyalah mimpi buruk yang telah berlalu.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Dari kejauhan, aku melihat Elarion mendekat dengan langkah cepat. Wajahnya serius, seperti biasa ketika ada hal penting yang harus dibahas.

"Kansha, kita harus melanjutkan latihan," katanya tegas. "Aktivitas di sisi gelap semakin meningkat. Kehadiranmu sangat penting untuk menjaga keseimbangan."

Makhluk-makhluk magis di sekitarku tampak kecewa. Mereka mencoba menahan Elarion, memohon agar aku bisa bermain dengan mereka lebih lama. "Tolong, biarkan Kansha bermain sebentar lagi. Dia juga butuh istirahat," kata Aeris dengan suara lembut, namun penuh harap.

Aku berada di antara dua dunia: satu penuh keceriaan dan kasih sayang, dan yang lain penuh tanggung jawab dan tugas berat. "Aku ingin bermain dengan kalian, tapi Elarion benar. Kita harus melanjutkan latihan untuk menjaga Eldoria."

Namun, Elarion mengerti betapa pentingnya kebahagiaan untukku dan teman-temanku. "Kansha, aku tahu ini sulit. Tapi kita harus seimbang. Kau bisa bermain sebentar, tapi setelah itu kita harus fokus pada latihan."

Aku tersenyum, merasa lega karena Elarion memberiku sedikit kelonggaran. "Terima kasih, Elarion. Aku akan bermain sebentar, lalu kita lanjutkan latihan."

Dengan semangat, aku menghabiskan waktu bersama makhluk-makhluk magis. Kami bermain di sekitar rumah Nenek Seruni, tertawa dan berlari-larian. Lumina dan Aeris mengajakku bermain petak umpet, sementara makhluk-makhluk lain menghibur kami dengan berbagai trik dan sihir kecil. Momen-momen itu sangat berharga, mengingatkan aku bahwa meskipun kita berada dalam situasi sulit, kebahagiaan masih bisa ditemukan.

Aku menoleh ke Elarion yang berdiri di pinggir, masih dengan wajah seriusnya. "Elarion, kenapa kau tidak bergabung? Ayo bermain dengan kami!"

Elarion tampak ragu sejenak, tetapi melihat kegembiraan di wajah kami, akhirnya dia tersenyum kecil dan melangkah maju. "Baiklah, aku akan mencoba."

Aku dan teman-temanku senang melihat Elarion bergabung. Kami mulai mengajarinya berbagai permainan sederhana. Pada awalnya, dia tampak canggung dan kaku, tetapi seiring berjalannya waktu, dia mulai merasa nyaman dan tertawa bersama kami.

"Siapa sangka kau bisa tertawa seperti itu, Elarion!" kata Lumina dengan senyum lebar.

Elarion mengangguk, masih dengan senyum di wajahnya. "Terkadang kita memang perlu melepaskan diri dari semua keseriusan."

Setelah beberapa waktu bermain, aku tahu sudah saatnya kembali ke latihan. "Maaf teman-teman, tapi aku harus pergi. Ada banyak yang harus kulakukan untuk menjaga Eldoria tetap aman."

Mereka semua mengerti, meski terlihat sedih. "Kami akan selalu menunggumu, Kansha. Kembali lagi nanti, ya?" kata Lumina dengan senyum kecil.

Aku mengangguk, lalu berjalan menuju Elarion yang sudah menunggu. "Mari kita mulai, Elarion. Apa yang harus kulakukan hari ini?"

Elarion mengangguk, senang melihat tekadku. "Hari ini kita akan fokus lagi pada mengendalikan aliran mana. Aku ingin kau bisa menggunakannya dengan lebih efisien dan tepat sasaran."

Kami berjalan menuju tempat latihan, sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi. Di sana, Elarion mulai mengajarkanku teknik-teknik baru untuk mengontrol dan mengarahkan mana. Aku mencoba sebaik mungkin, meski kadang-kadang masih merasa kewalahan dengan kekuatan besar dalam diriku.

"Fokus, Kansha. Rasakan aliran mana dalam tubuhmu atur dan kendalikan dengan pikiranmu," kata Elarion sambil mengawasi setiap gerakanku.

Aku menutup mata, mencoba berkonsentrasi. Aku merasakan energi dalam tubuhku, mencoba memandu dan mengarahkannya. Pelan-pelan, aku mulai bisa merasakannya bergerak sesuai keinginanku. Aku membuka mata dan melihat bola energi kecil di tanganku, berkilauan dengan warna biru cerah.

"Bagus, Kansha. Sekarang coba arahkan energinya ke target sejauh 200 meter tersebut," kata Elarion, menunjuk ke sebuah batu kecil jauh di depan kami.

Dengan hati-hati, aku mengarahkan bola energi itu ke batu. Bola itu melesat dengan cepat dan menghantam batu, membuatnya pecah. Aku tersenyum, merasa bangga dengan pencapaianku, aku tidak menyangka akan tepat sasaran di jarah yang tidak dekat.

"Kerja bagus, Kansha. Kau semakin mahir," puji Elarion.

Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba, tanah di sekitar kami bergetar hebat. Burung-burung di pohon terbang dengan panik, dan aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

"Lagi lagi mereka menggangguku" ucapku dengan sangat kecewa. 

Elarion memandang ke arah hutan yang gelap, wajahnya serius. "Ini adalah tanda aktivitas gelap yang semakin meningkat. Kita harus segera ke sana dan melihat apa yang terjadi."

Aku mengangguk, siap untuk menghadapi apa pun. Kami berlari menuju sumber getaran, melewati hutan yang semakin pekat dan suram. Saat kami mendekati area gelap, aku merasakan energi gelap yang kuat dan menekan.

Di tengah area gelap, kami melihat makhluk bayangan yang lebih besar dan lebih kuat dari sebelumnya. Mereka mengelilingi batu besar yang berkilau dengan cahaya gelap. "Itu adalah inti energi gelap," kata Elarion dengan tegas. "Kita harus menghancurkannya."

Pertarungan pun dimulai. Elarion menggunakan kekuatan anginnya untuk menyerang makhluk-makhluk bayangan, sementara aku menggunakan berbagai elemen sihir yang telah kupelajari. Kami berdua bekerja sama dengan baik, tetapi makhluk-makhluk itu tampak tak terkalahkan.

Tarian angin api adalah jalan yang cepat untuk membereskan semuanya. 

"Elarion, buatlah pusaran angin yang sangat besar sementara aku akan memberinya api" ucapku dengan serius. 

Dengan Angin dari Elarion tentu saja lebih besar daripada aku menggunakan Levita Aeris dan Ignis Flamma. 

Akhirnya sebuah pusaran angin dahsyat yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya keluar dari tangan kami. Hingga akhirnya kami berhasil menghancurkan batu inti energi gelap dengan kekuatan penuh dengan lebih cepat dari sebelumnya.

Makhluk-makhluk bayangan mulai menghilang, dan tanah di sekitar kami kembali tenang. Aku terengah-engah, merasa sangat lelah tetapi lega. "Kita berhasil," kataku dengan napas terputus-putus.

Kenapa aku tidak berpikir seperti ini sebelumnya ya?

Elarion menatapku dengan bangga. "Kau melakukannya dengan baik, Kansha. Kau memiliki kekuatan besar dalam dirimu. Tapi ingat, perjalanan kita masih panjang."

"Rencana yang sempurna Kansha, jika kamu mengatur volume sihirnya, ia bekerja lebih baik dan lihatlah kamu sekarang. Lebih fit daripada biasanya yang melehoy lehoy" ucap Elarion.

"Hey Makhluk kaku, apa maksudmu melehoy lehoy, darimana kamu belajar kosakata seperti itu?"

----

1
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Bening Hijau
semangat up nya..
2 iklan za sayang
Nico queen: Siap, makasih kak
total 1 replies
Bening Hijau
pengen punya nenek kayak nenek seruni
Bening Hijau
semoga harapan khansa menjadi kenyataan
Bening Hijau
penasaran dgn identitas nenek seruni sebenarnya
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
waduhh
Tini Timmy
nenek seruni baik banget/Smile/
Tini Timmy
wahh nenek seruni bisa baca pikiran kali ya
Tini Timmy: maklum kalau nenek" mah/Facepalm/
Nico queen: Hanya insting seorang nenek kolot😅
total 2 replies
Aegis Aetna
di buat layar tempat dipisah kak, di bawah, di sini.
Aegis Aetna: yoi, sama-sama.
Nico queen: Siap kak, makasih masukannya🙏.
total 4 replies
syro
matap tetap semangat menulisnya
Aegis Aetna
subcreb dulu, nampaknya seru.
Nico queen: Siap kak, makasih udah mampir
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Nico queen: Siap kak/Drool/
total 1 replies
Bening Hijau
3 iklan + 1 bungga
semangat...
Nico queen: Woa makasih banyak kak
total 1 replies
Bening Hijau
suara siapa ini ?
Nico queen: Kira-kira siapa kak/Grin/
total 1 replies
Bening Hijau
kansha kmu pasti bisa, ini baru awal jgn menyerah
Bening Hijau
kansha kamu pasti bisa
Nico queen
Siap kk makasih
Tini Timmy
semangat nulisnya kk/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!