NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan
Popularitas:564.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Clarissa icha

Semua bermula dari CINTA TERLARANG.!!!

Diselimuti ego, obsesi dan dendam, mereka tidak sadar jika semua perasaan itu yang telah menciptakan kehancuran dalam kehidupan mereka.

Kebahagiaan terenggut, mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah di sekitar mereka. Banyak hati yang terluka, bahkan mereka yang melukai hatinya sendiri.

Seandainya saja bisa mengesampingkan ego, membuang obsesi dan menghapus dendam, mungkin kehancuran ini tidak akan mereka alami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Baru 2 jam berada di pantai, Sinta tiba-tiba mengeluh sakit kepala dan meminta istirahat. Alan akhirnya memesan hotel terdekat agar Sinta bisa istirahat dengan nyaman. Hotel yang berhadapan langsung dengan pantai. Bahkan dari jendela kamar hotel, mereka bisa melihat pemandangan tepi pantai dari atas.

"Sebentar lagi jam makan siang, Mas pesankan makan siang sama obat buat kamu ya." Ucap Alan. Keduanya baru saja masuk ke kamar hotel.

Sinta mengangguk tanpa protes. Dia mengeluh sakit kepala, jadi harus menuruti perkataan Alan agar tidak dicurigai. Sebab yang sebenarnya tidak seperti itu. Sinta baik-baik saja dan dia merasa sangat sehat. Dia tadi sedang menikmati bermain air di tepi pantai bersama Alan, tiba-tiba melihat sosok yang sangat mirip dengan Liana. Sosok itu sedang bersama laki-laki dan tampak mesra.

Akhirnya Sinta langsung pura-pura sakit kepala dan meminta pulang untuk istirahat. Tapi karna mereka baru 2 jam di pantai, perjalanan juga tidak sebentar, Alan memberikan penawaran untuk istirahat di hotel sampai nanti sore.

'Sebenarnya aku yang salah lihat atau dia benar-benar Mba Liana.?' Sinta membatin sambil mendudukkan diri di tepi ranjang. Dia ragu karna penglihatannya bisa saja keliru, mengingat jaraknya lumayan jauh. Tapi dress yang dipakai wanita itu sangat mirip dengan dress milik Liana. Sinta sangat hapal baju-baju milik Kakaknya karna selama ini dia yang mencucinya.

"Sayang, kamu melamun.?" Alan membuyarkan lamunan Sinta dengan menyentuh lembut pipinya. "Apa sangat pusing.? Bagaimana kalau periksa ke dokter.?" Tawar Alan.

"Nggak perlu Mas, dibawa tidur sebentar juga ilang pusingnya." Tolaknya.

"Ya sudah, sekarang ganti baju dulu, celana pendek kamu basah. Kemejanya juga." Alan memegang lengan kemeja Sinta yang digulung.

"Hemm, aku ke kamar mandi dulu." Sinta mengambil baju gantinya di tangan Alan. Mereka memang membawa baju ganti dari rumah untuk berjaga-jaga. Ketika dua orang pria dan wanita dewasa pergi berduaan, sesuatu bisa saja terjadi tanpa bisa dihindari. Jadi mereka sengaja membawa baju sekalipun tidak berencana melakukan sesuatu.

"Ngapain ke kamar mandi, ganti disini saja. Sini biar Mas bantu." Alan menarik pelan tangan Sinta dan mendudukkannya lagi di tepi ranjang.

Sinta menatap Alan dengan tatapan protes.

"Kenapa.? Jangan bilang kamu malu." Goda Alan. "Kita sudah sering te lan jang bersama." Lanjutnya.

Sinta mencubit perut Alan. Pipinya menjadi merah karna malu. "Mas Alan kalau ngomong suka sembarangan."

"Bukan sembarangan, tapi fakta. Udah kamu diem aja, biar Mas yang gantiin baju jamu."

Sinta tidak berkutik lagi saat tangan Alan mulai membuka satu persatu kancing kemejanya. Sinta benar-benar pasrah.

"Sayang, pegang dikit boleh nggak.?" Tanya Alan dengan suara berat. Sinta tidak merasa heran, dia sudah memprediksi reaksi Alan aku seperti itu saat melepaskan kemejanya.

"Nggak boleh. Kepala ku lagi sakit, Mas Alan sempat-sempatnya mau pegang-pegang." Jawabnya cepat.

"Kamu nggak kasian sama Mas.? Nanti kepala Mas ikut pusing juga kalau nggak pegang ini." Alan mengarahkan bola matanya pada dua gundukan besar di depan wajah.

"Kalau kepala kita sama-sama pusing, nanti siapa yang bawa mobil.? 4 jam lagi kita harus pulang." Bujuk Alan.

"Ck,, bisa banget cari alasan.!" Sinta melirik sebal dengan bibir mengerucut. Alan hanya terkekeh dan masih berusaha bernegosiasi.

"Boleh ya.? Janji cuma pegang dikit."

Sinta menggeleng. "Sinta nggak yakin, pasti nanti ujung-ujungnya naik ranjang.!" Tegasnya kemudian berdiri sambil menyambar baju gantinya. Sebelum di tahan lagi oleh Alan, Sinta buru-buru lari ke kamar mandi dan menguncinya.

"Sayang.!! Kamu beneran tega sama Mas.?!" Rengek Alan frustasi.

"Biarin.!!" Balas Sinta. Wanita itu tertawa geli di dalam kamar mandi. Dia sebenarnya ingin menguji perasaan Alan. Sinta tidak mau dirinya hanya dijadikan pemuas naf su oleh Kakak iparnya. Sinta ingin melihat apakah perasaan Alan masih sama jika dia berkali-kali menolak disentuh.

Alan merebahkan tubuhnya dengan kedua kaki menapak lantai. Pria pemilik wajah tampan itu senyum-senyum sendiri. Dia merasa seperti orang gila kalau sudah berduaan dengan Sinta.

...*****...

Alan dan Sinta sedang menikmati makan siang di kamar hotel. Tiba-tiba ponsel Alan berdering dan menampilkan nama My wife di layar ponselnya. Keduanya lantas saling pandang, namun dengan pikiran yang berbeda. Sinta merasa jika Liana mengetahui keberadaan mobil Alan, sebab dia sempat melihat Liana di tempat yang sama. Mungkin Liana menelfon Alan untuk memastikan.

"Jangan dimatikan Mas.!" Cegah Sinta saat melihat telunjuk Alan ingin menggeser tombol merah. "Angkat saja, Mba Liana bisa curiga kalau Mas Alan nggak angkat telfon. Kalau Mba Liana tanya Mas ada dimana, jujur saja." Bujuknya.

"Jujur kalau aku sama kamu lagi di pantai.?" Tanya Alan main-main.

"Iihh.! Bilang saja urusan pekerjaan." Sinta menjawab sambil cemberut.

"Iya sayang, Mas ikut apa kata kamu saja."

"Jangan lupa di loudspeaker, aku juga mau dengar."

Alan mengangguk dan memberikan isyarat pada Sinta agar diam.

"Halo sayang, kamu sedang apa.? Apa aku mengganggu.?"

Sinta langsung membatin, kali ini dia yakin kalau Liana benar-benar melihat mobil Alan. Sinta pasti ingin memastikan keberadaan Alan.

"Aku sedang meeting dengan tim. Ada apa.?"

"Di kantor.?"

"Hotel dekat pantai. Kenapa.? Kamu buruh sesuatu.?"

"Ah tidak, aku hanya bertanya saja. Aku juga ingin memberitahu kamu, sepertinya aku baru bisa pulang 2 hari lagi. Banyak pekerjaan yang masih harus diselesaikan."

"Hemm, aku mengerti. Aku tutup telfonnya." Alan segera memutuskan sambungan telfonnya dan meletakkan ponsel itu di tempat semula.

"Aku pikir Mba Liana pulang hari ini." Sinta pura-pura menghela nafas lega. Tapi sebenarnya dalam hati Sinta bertanya-tanya. Jika benar Liana ada di pantai, artinya Liana berbohong soal pekerjaannya di luar kota. Sinta juga mencurigai hubungan Liana dengan pria tadi karna mereka sangat mersa.

"Kita punya banyak waktu berduaan di rumah." Ucap Alan sambil menaikan sebelah alisnya untuk menggoda Sinta.

"Dasar mesum.!"

"Bukan mesum, tapi kebutuhan. Memangnya kamu nggak butuh ke nik matan.?"

"Tapi tidak maniak seperti Mas Alan."

"Salah siapa kamu bikin Mas kecanduan. Sudahlah, bikin kepala bawah sakit saja.!" Akan menggerutu sendiri karna kesal. Dia sudah diperingatkan Sinta agar tidak macam-macam. Jadi sudah dipastikan tidak akan ada adegan ranjang selama mereka beristirahat di hotel.

Sinta terkekeh. "Mas Alan lucu kalau lagi uring-uringan."

"Nggak usah ngeledek, nanti Mas paksa baru tau rasa enaknya." Balas Alan dengan senyum licik.

"Awas aja kalau ada adegan paksa memaksa, Sinta nggak bakal mau pergi sama Mas Alan lagi." Ancaman Sinta tidak main-main.

"Dari tadi kamu galak banget sama Mas, mau datang bulan ya.?"

Sinta diam sebentar sebelum mengangguk. "Sepertinya iya. 2 atau 3 hari lagi."

"Terus nasib si junior bagaimana.? Nanti malam boleh ya.?" Alan mengajak bernegosiasi.

"Nggak tau, liat situasi dan mood."

"Sayang,,," Alan memasang wajah memelas. Sinta memilih menikmati makan siangnya lagi dan mengabaikan Alan yang masih berusaha membujuknya.

1
Dian Rahmawati
wah Clara kyknya ga menghargai keluarga Galang
Ais
Wah mas galang ngak ksh"kbr tau"udah nikah aja sm daun muda anak kuliahan lg kok bs seh trus knp istrinya galang kok enggan banget dtng kermh mama heni ada apa galang apa yg kamu sembunyikan sekalipun istri adalah ratu dlm rumah tangga kamu ttp aja sbg suami kamu hrs bs mengarahkan istri kamu untuk bs sayang sm ibu kamu galang karena kamu anak laki"satu"nya dlm keluarga tanggungjwb kamu bkn hny pd istri saja tp pd orangtua kamu juga bila msh hidup
erma wahyuningsih
bagus
Eka Bundanedinar
knpa menantu nya mama heni sllu ada aja masalah
mngkin clara orang kaya jd cuma mnfaatin galang kisah galang dimulai
alan beranak lg
Lela
da apa dengan rumh tangga galang,,,mungkinkah sebenrnya tidak baik2 sajah
fitri
aduh Thor gimana si lanjutan nya LG seru seru nya juga🥰 aku tunggu ia Thor semangat terus 👍
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Sugiharti Rusli
semoga nanti setelah dari resort masalah kesalahpahaman antara Steven dan Rania bisa mendapatkan solusi terbaik yah
Dien Elvina
Steven harus peka ..dlm hubungan rmh tangga harus cair ..sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman..harus ngertiin mungkin Rania ingin tinggal di rmh sendiri..
Eka Kaban
ini pelajaran buat kita perempuan lelaki gak pernah rugi memang udah ada Lebel an*ing tapi kita perempuan Lebel pelakor merajut kemana mana
Aprisya
solusi terbaik yaitu ya pindah rumah,, walaupun steven anak satu2nya,,apalagi dirumah masih ada saudara pada kumpul,,,
Ruwi Yah
semoga ada solusinya biar masalahnya segera teratasi dan rumah tangga rania steven baik2 saja
Ummi Yatusholiha
semoga permasalahan kalian bisa diselesaikan dgn baik ya
Uthie
Nexxxttt 💞
Ais
Yg namanya hubungan pasangan itu hrs ada yg bs menjadi air dikala salah satu pasangannya tengah menjadi api artinya masalah dlm hubungan pasangan suami istri ngak akan ada titik temunya klo keduanya msh mempertahankn ego dan kemarahan posisi steven mmg sngt sulit tp bkn berarti ngak ada penyelesaiannya mungkin steven bs mulai bertanya dgn para pekerja dirmh bagaimana sikap smua orang rumah pd rania cr pelayan rmh yg bnr"bs jujur dan ngak kuatir mengungkapkan smua fakta yg ada kemudian pasang cctv yg kira"tidak diketahui smua anggota keluarga agar steven bs smakin meyakinkan hatinya dan bs mengambil sikap tidak tidak berat sebelah pd salah satunya
Bunda Abil
semoga mereka berdua bisa menemukan titik terang dalam masalahnya
Mitha Ali
♥️♥️♥️♥️
Maharani Rani
lanjut
Zainab Ddi
semoga Rania bisa ngasih pengertian Steven bahwa mereka harus bisa tinggal sendiri
Dian Rahmawati
semoga ada jln keluar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!