Namanya adalah Ryan Clifford. Dia adalah seorang Pangeran yang akan mewarisi tahta kerajaan Utara. Wajahnya tampan, polos dan sangat sederhana. namun, siapa sangka dibalik kepolosannya itu, tersembunyi kekuatan yang maha dahsyat. dia terlahir membawa takdirnya sendiri. ayahnya yang seorang Raja telah menorehkan sejarahnya sendiri. oleh karena itu, dia juga ingin mencatat sejarahnya sendiri.
walaupun seorang pangeran, tidak sekalipun dia memamerkan identitasnya. dan perjalanannya yang seru di mulai disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
...Bab 33...
Di dalam perjalanan, Arthur Patrick sangat murka. Dia yang berpikiran mesum dan menganggap bahwa Violet sang gadis kampung akan tunduk dengan sukarela dibawah selangk***nya akhirnya sadar bahwa apa yang dia pikirkan sebelumnya ternyata tidak sesederhana itu. Dan dia kini harus menelan pil pahit kenyataan.
Siapa dirinya? Dia adalah tuan muda dari keluarga besar. Egonya mengatakan bahwa hanya dia yang berhak menolak para gadis. Sebaliknya, ketika dia menginginkan seorang gadis, gadis tersebut harus patuh dan merasa beruntung karena diinginkan oleh dirinya.
Pandangan rendahnya terhadap Violet sang gadis kampung berubah menjadi rasa sakit hati yang andai tidak dia lampiaskan dengan cara yang sangat pedih, maka kelak dia pasti akan menjadi bahan lelucon dalam komunitas nya. Belum lagi karena misi nya yang tidak tercapai. Andai kepala keluarga Patrick mengetahui bahwa dirinya gagal dalam menundukkan seorang gadis kampung, wajah seperti apa yang bisa dia bawa untuk pulang ke ibukota kekaisaran.
Kegagalan dalam mendapatkan Violet berbuntut panjang. Bukan hanya harga dirinya yang terinjak-injak, melainkan kegagalan ini juga adalah kegagalan keluarga Patrick untuk dapat kembali memasuki wilayah Utara. Bagaimanapun, sudah dua puluh tahun kepala keluarga mendambakan untuk dapat kembali menguasai kota Altra karena walau bagaimanapun, akar mereka ada di kota Altra sebelum diusir dari sana oleh Raja Utara.
Walaupun ketika diusir dari kota Altra usianya baru dua tahun, tapi dirinya juga ingin kembali ke tempat dimana dia dilahirkan.
Tadinya dia ingin menunjukkan dominasinya terhadap keluarga Salazar. Tapi siapa sangka bahwa seorang pemuda bernama Ryan terlalu tidak tau malu dan tanpa aturan membuatnya merasa mati kutu dihadapan pemuda yang lebih muda beberapa tahun dibawahnya. Bahkan Ryan adalah orang pertama yang berani menghina dirinya dengan sebutan babu dan menyamakan wajahnya dengan taplak meja. Benar-benar memalukan.
"Tuan muda, selanjutnya apa yang harus dilakukan?" Tanya kepala pengawal yang turut serta dalam mengawalnya dalam perjalanan ke wilayah Utara ini.
"Cari tau latar belakang pemuda bernama Ryan itu. Aku tidak ingin melihatnya masih bernafas. Waktu mu hanya tiga hari untuk membereskan nya!"
"Dengan senang hati!" Jawab kepala pengawal itu. Kemudian dia menelepon ke beberapa nomor untuk memerintahkan mereka melacak informasi tentang Ryan.
Sepuluh menit berselang, ponselnya berdering menandakan seseorang mengirimkannya pesan.
Kepala pengawal itu membuka ponselnya kemudian membaca isi pesan tersebut.
"Tuan muda. Menurut informasi yang saya dapat, tidak ada catatan tentang keluarga pemuda bernama Ryan itu. Catatan tentang kelahirannya, dari keluarga mana, dan darimana asalnya sama sekali tidak dapat dilacak. Hanya saja, beberapa tahun terakhir, pemuda bernama Ryan ini pernah mengikuti wajib militer dan baru keluar dari camp pelatihan dalam beberapa bulan terakhir. Kegemaran anak ini adalah bertarung di arena tarung bawah tanah. Setelah itu, dia mendaftarkan diri menjadi mahasiswa di Wilbur University. Hanya itu saja informasi yang didapat mengenai pemuda yang bernama Ryan ini,"
"Bagus jika tidak memiliki latar belakang. Jika sudah begitu, maka nasib bocah itu benar-benar sudah disegel,"
"Apakah anda ingin segera mengakhiri hidupnya? Kalau demikian, saya akan membereskan anak itu sesegera mungkin untuk anda,"
"Ya. Memang itulah yang seharusnya kau lakukan. Kerjakan dengan bersih tanpa meninggalkan jejak. Bagaimanapun, kita sedang berada di Utara. Walaupun Raja Utara tidak mempermasalahkan kedatangan kami ke sini, tapi jika sampai berbuat hal yang tidak semestinya, kemungkinan jalan untuk kembali ke kota Altra akan sepenuhnya tertutup,"
"Saya mengerti!"
*********
Dalam waktu yang sama, dua mobil yang dikendarai oleh Lazuard beserta istrinya dan Aston Martin yang dikendarai oleh Ryan dan Violet meninggalkan Villa keluarga Salazar.
Ryan, yang menyaksikan sendiri seperti apa seseorang yang diusir dari keluarga kini benar-benar turut merasakan perasaan sedih itu. Dia membayangkan, seperti apa dulu rasanya ketika ayahnya diusir dari keluarga Clifford saat berusia dua belas tahun. Pasti kehidupan ayahnya begitu berat.
Sedangkan orang yang seusia Lazuard saja tampak murung dan menangis sedih. Lalu bagaimana dengan ayahnya yang masih kecil? Mungkin ayahnya kedinginan ketika malam, tidur di kaki lima atau di bawah jembatan. Atau ketika lapar, mungkin ayahnya akan mengorek tong sampah untuk mencari sisa makanan. "Oh tuhan. Tidak terbayangkan," katanya dalam hati.
"Ryan. Terimakasih atas bantuan mu,"
Apa yang terbayang dibenak Ryan buyar seketika manakala Violet mengucapkan terimakasih kepadanya.
"Tidak perlu berterima kasih. Kita adalah sahabat," jawab Ryan. Dia sengaja berkata seperti itu agar Violet tidak merasa berhutang budi kepadanya.
"Ryan. Aku malah mengkhawatirkan keselamatan mu?" Kata gadis itu bersungguh-sungguh.
Ryan melirik gadis itu dengan sudut matanya. Dia tidak memikirkan bahwa ada seseorang di wilayah Utara ini yang mampu mengancam keselamatannya.
"Yang aku dengar, Tuan muda dari keluarga Patrick itu adalah orang yang berpikiran sempit. Sangat pendendam. Aku khawatir kalau dia akan membalas mu dengan cara kasar,"
"Kau terlalu banyak berpikir. Bukankah yang terpenting adalah perjodohan mu sudah sepenuhnya gagal total?"
"Ya. Aku senang dengan gagalnya perjodohan ini. Tapi saat aku memikirkannya kembali, aku terlalu egois. Aku telah menyeret mu ke dalam masalah ku. Bukan hanya menyeret mu, bahkan aku juga menyebabkan ayahku di usir dari keluarga,"
"Berhentilah menyalahkan diri sendiri. Sekarang ini, kau harus lebih memikirkan dirimu. Jangan terlalu memikirkan orang lain. Bagaimanapun, kau harus memikirkan perasaan mu terlebih dahulu. Memikirkan kebahagiaan mu terlebih dahulu. Dalam arti, membahagiakan dan memikirkan diri sendiri tanpa mengusik orang lain. Itu juga bisa dianggap sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang diberikan oleh Tuhan. Menyayangi diri sendiri juga bentuk kesyukuran. Tandanya, kau menjaga sesuatu yang dianugerahkan, yang telah diberikan oleh Tuhan kepadamu. Dengan menerima perjodohan, sedangkan kau mengetahui bahwa orang yang dijodohkan denganmu itu bukan orang yang baik, lalu kau menerimanya begitu saja. Bukankah kau mencampakkan dirimu sendiri ke dalam kesengsaraan? Artinya, kau membiarkan dirimu menderita padahal kau memiliki pilihan untuk menolak. Itu artinya, kau menyia-nyiakan apa yang diberikan oleh Tuhan kepadamu,"
"Aku mengerti. Tapi aku telah melibatkan banyak orang ke dalam masalah ini,"
"Kau mengkhawatirkan ku? Sejujurnya, kau bukan orang yang pertama yang mengkhawatirkan ku. Ada banyak gadis yang berkata seperti itu kepadaku. Aku bisa apa selain menerima. Siapa suruh aku terlalu tampan,"
"Mulai lagi kambuh penyakit mu kan?" Akhirnya Violet tersenyum juga setelah tadi terus-terusan menangis. "Ryan. Kau harus berhati-hati. Tuan muda dari keluarga Patrick itu membawa ramai pengawal. Mungkin mereka itu mantan petinju. Jangan dulu berkeliaran sebelum mereka kembali ke ibukota kekaisaran. Mengerti?"
Sikap Violet yang seperti emak-emak memperingati anaknya ini membuat Ryan sedikit tersentuh dalam hatinya. Dia tidak akan mengabaikan kekhawatiran gadis ini. Bagaimanapun, itu adalah bentuk perhatian yang tulus.
"Aku akan mendengarkan apa katamu!" Jawab Ryan membuat Violet mengangguk dan kembali tersenyum.
padahal ceritanya Sangat Bagus
kereen banget .
lope lope utk mu Thor..
suka banget dgn sifat Ryan..