Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 - Kemungkinan
2 hari pun berlalu sejak Dion mengekstrak esensi benda langit di atas bukit, dan 5 hari sejak penyerangan pasukan Kekaisaran ke desa Majaren.
Di istana Kekaisaran Riu.
"Tidak kusangkan Ketua Gedo akan meninggal saat penyerangan." kata Shang dengan sedih.
"Bahkan keadaan Clan Shinbi sekarang terancam bubar." kata Raiden.
"Pasukan kekaisaran dan pasukan Clan Shinbi, dengan total 28rb hanya kembali sekitar 3.000 orang saja. Itu pun sisa dari pasukan komandan Mona. Ini benar-benar kerugian yang besar bagi kita." kata Seila.
"Kita harus memikirkan cara untuk memperbaiki keadaan kekaisaran, salah satu pondasi akan hilang. Dan saat itu terjadi, kekaisaran Riu akan kehilangan pondasi utama kita." kata Shang.
"Apa kejadian ini ada campur tangan dari Clan Siwa.? Aku rasa kekuatan dari sisa-sisa Clan Siga tidak akan mampu menahan serangan kemarin." kata Raiden.
"Sudah cukup, kita tidak bisa memusuhi Clan Siwa. Meskipun pemimpin mereka tidak peduli dengan pertemuan seperti ini, tapi Clan Siwa juga berjasa untuk kekaisaran." kata Shang.
"Meskipun begitu, Clan Siwa mempunyai hubungan yang sangat dalam dengan Clan Siga. Kita harus berhati-hati kedepannya." sahut Raiden.
"Hmm. Mungkin sudah cukup sampai disini." kata Raja Eden.
"Tapi Yang Mulia. Bagaimana dengan sisa-sisa Clan Siga yang masih hidup.? Sepertinya mereka sedang berlindung di atas nama Clan Siwa. Tidak mungkin mereka bisa bertahan hidup setelah serangan kemarin." sahut Raiden.
"Aku tau itu. Bahkan diplomat kekaisaran sudah melaporkan semuanya padaku. Semua orang dari Clan Siga, memasuki wilayah Clan Siwa dan di berikan pertolongan. Tapi, jumlah mereka sangat sedikit, hanya sekitar 80 orang. Aku tidak bisa mengorbankan lebih banyak pasukan lagi hanya untuk membunuh 80 orang itu. Bahkan kita tidak bisa mengidentifikasi orang-orang dari Clan Siga. Karena meraka sudah membaur bersama rakyat Siwa." kata Raja Eden.
"Ini cukup sulit." sahut Seila.
"Yang Mulia Benar. Rata-rata pemasok hasil pertanian dan peternakan kekaisaran adalah Clan Siwa. Jika kita memusuhi mereka, keseimbangan ekonomi akan runtuh, dan akan menjadi bencana perekonomian kekaisaran." kata Shang.
"Clan Siga sudah berakhir. Pak Tua yang membunuh Ketua Gedo, adalah orang terakhir yang paling kuat di antara orang-orang dari Clan Siga. Dan Gedo sudah membunuh bocah yang di gadang-gadang adalah anak Raimond. Garis keturunan mereka sudah musnah. Tidak akan ada penerus dari Clan Siga." kata Raja Eden.
"Anda benar Yang Mulia."
"Untuk saat ini, mari kita tutup masalah Clan Siga. Sudah tidak ada ancaman lagi kedepannya." sahut Raja Eden.
"Baik laksanakan perintah Yang Mulia." kata semua orang yang ada di sana.
...
Di kediaman Clan Siwa.
Terlihat, Anna sedang merenung melihat keluar jendela. Hidupnya benar-benar hancur. Bahkan pasukan patroli yang dikirimkan oleh Ayahnya tidak menemukan jejak keberadaan Dion.
"Dion, apa kamu masih hidup.?Tolong jangan tinggalkan ibu sendirian Dion. Kembalilah nak, kembalilah."
TOK TOK. suara ketukan pintu
"Nyonya, ada beberapa kabar dari pasukan patroli." kata Leo yang berbicara di balik pintu.
"Hm.?" Anna pun langsung bergegas membuka pintunya.
"Leo.? Apa mereka menemukan sesuatu.?" tanya Anna dengan sangat penasaran.
"Ada Tiga kabar mengenai kondisi dan keadaan di desa Majaren sekarang." jawab Leo.
"Apa ada kabar dari Dion.? Aku harus membahas ini dengan tenang." kata Anna dalam hati.
"Baiklah, kita bicarakan di ruang depan." sahut Anna.
Mereka berdua pun menuju ruang depan dan di hadiri oleh beberapa orang dari Clan Siga. Bahkan Lily pun ikut dalam pertemuan itu.
"Nyonya." sahut Lily.
"Apa kau sudah baikan Lily.?" tanya Anna.
"Berkat pertolongan pertama Anda dan Leo, aku bisa di selamatkan. Terimakasih Nyonya." sahut Lily.
"Em, baiklah. Jadi kabar apa yang kau terima Leo.?" tanya Anna.
"Baik Nyonya. Yang pertama adalah, Tim patroli menemukan mayat Guru Sima di atas tumpukan mayat pasukan Clan Shinbi, bahkan mereka menemukan mayat Ketua Clan Shinbi disana."
"Jadi, Guru Sima pun meninggal dalam pertempuran itu." kata Anna dengan sedih.
"Kedua, tim patroli menemukan tubuh Seto yang sudah hancur di bawah lubang besar di tengah desa. Dari posisi tubuh yang di temukan, sepertinya Seto sedang melindungi sesuatu disana. Dan di temukan sebuah serpihan pedang kayu di samping tubuh Seto. Pedang kayu itu adalah milik Dion."
Anna yang mendengarkannya pun langsung terkejut dan tiba-tiba tubuhnya menjadi lemas.
"Kabar yang ketiga. Menurut pengamatan kami, kekuatan Seto sudah mencapai tingkat Dom Bride bintang 6. Seharusnya, dengan kekuatan seperti itu dia mampu menahan hantaman dari serangan apapun. Tapi hasil akhirnya, tubuhnya bisa hancur berkeping-keping. Dan jika melihat serpihan pedang kayu yang ada di sampingnya..." Leo pun menghentikan pembicaraannya.
Dan semua orang disana pun langsung memasang Raut wajah yang begitu sedih.
"Ini hanya kemungkinan kami saja Nyonya. Dan kami berharap ini salah. Dengan kekuatan Tuan Muda saat ini, dia masih berada di tingkat Dom Verage, yang artinya, tubuh Tuan Muda tidak akan bisa menahan serangan itu. Dan kemungkinannya adalah hancur total tak berbekas."
"Ha." Anna yang mendengarkannya pun langsung lemas dan tatapannya pun langsung kosong.
"Nyonya, nyonya." teriak semua orang disana.
"Di on."
Anna pun langsung pingsan di tempat.
"Nyonyaaa."
...
Beberapa saat kemudian. Anna pun di rawat di dalam kamarnya, bahkan Verda ada disana dengan rasa yang sangat cemas. Dan diluar kamar Anna, Leo di marahi oleh Lily.
"Seharusnya kau tau kondisi Nyonya seperti apa Leo. Tidak seharusnya kau bilang seperti itu." Ucap Lily.
"Maafkan aku. Aku hanya berusaha berkata dengan jujur." sahut Leo dengan sangat menyesal.
"Lalu, apa kemungkinan itu adalah benar.?" tanya Lily dengan serius.
"Aku sendiri tidak tau, itu semua hanya kemungkinan yang aku simpulkan dari laporan tim patroli." jawab Leo.
"Jika masih belum tau kepastiannya, jangan berbicara seperti itu." sahut Lily.
"Maafkan aku."
Tiba-tiba beberapa orang pun datang menghampiri mereka.
"Apa yang sudah terjadi.?" tanya seorang laki-laki yang menghampiri mereka bersama dengan perempuan.
"Ah, Tuan Muda. Ini hanya salah paham saja." Jawab Leo.
"Em.? siapa mereka Leo.?" tanya Lily.
"Ah, perkenalkan. Beliau ini adalah Asih Nyonya Anna, Tuan Muda Clan Siwa bernama Rin Siwa, dan Nona ini adalah adik ketiga Nyonya Anna bernama Elie Siwa." kata Leo.
"Eh.? Salam kenal Tuan muda dan Nona. Nama saya Lily."
"Ah salam kenal Nona Lily." sahut Rin.
"Salam kenal Nona." sahut Elie
"Lalu, bagaimana keadaan kakak.?" tanya Rin.
"Tuan muda tidak perlu khawatir, kami sudah berusaha untuk merawat Nyonya. Bahkan dokter dari Clan Siwa sedang berada di dalam bersama Tuan Verda." jawab Leo.
"Aku harap hatinya tidak terguncang." sahut Rin.
...
Didesa Majaren.
Tim patroli menemukan sejak darah yang mengarah ke arah bukit yang ada di samping desa. Meskipun jejak itu hampir hilang karena hujan deras, tapi masih terlihat dengan samar-samar.
"Darah ini menuju keatas bukit, apa ada seseorang yang mencoba kesana.?"
...