Suamiku Adalah Musuhku

Awalnya Summer mengira bahwa Hakim telah mengetahui sandiwara yang ia mainkan bersama Axel, mendengar dari kata-kata yang dia ucapkan padanya barusan, membuat ia diam tak bergeming. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa hal itu akan langsung diketahui oleh kakaknya. ia mencoba untuk berpura-pura tak tahu apa yang dikatakan kakaknya agar ia bisa memberitahukan hal apa yang sebenarnya dia ketahui. 

“ Apa maksudmu kak?“ Tanya Summer dengan suara yang mulai bergetar.

Kakaknya saat itu hanya menatapnya tanpa menjelaskan apapun kepadanya. Hakim memintanya untuk segera keluar meninggalkan kamarnya. Summer tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perkataannya. Ia kemudian meninggalkan kakaknya sembari menatapnya dengan lirih. Hakim sama sekali tidak mau menoleh ke arah Summer.

“ Apakah sandiwara ku akan terbongkar secepat ini? Apakah mungkin dugaan ayah ku telah salah?“ Ucap Summer bertanya-tanya dalam hati seraya melangkah menuju ke kamarnya.

Semalaman Summer terus saja memikirkannya, sampai-sampai sulit kedua matanya untuk terpejam. Tanpa sadar hari kembali menjadi pagi dan Summer masih belum menemukan jawaban apapun yang mungkin bisa membuat dirinya merasa tenang. 

Lagi-lagi pagi itu kakaknya tidak ikut sarapan bersama, ibu dan ayahnya tampak terlihat seperti biasanya dan tidak ada perubahan sama sekali dari gestur serta bicaranya. Summer merasa bahwa sepertinya kakaknya belum menyampaikan apapun kepada mereka berdua. Summer menghela nafas panjang dan terlihat oleh ayahnya.

“ Ada apa denganmu nak? Apakah ada masalah di kantor?“ Tanya ayahnya tiba-tiba.

“ Tidak yah, tidak ada apa-apa. Hanya merasa kelelahan sedikit.“ Jawab Summer.

“ Bagaimana hubunganmu dengan Axel? Ibu lihat dia tidak pernah mengantarmu pulang. Apakah kalian tidak pernah bertemu lagi setelah makan malam waktu itu?“ Sambar ibunya tiba-tiba. 

“ Ha? Itu– Mm– karna dia sibuk bu, kami baik-baik saja kok.“ Sahut Summer menepis perkataan ibunya.

Sebelum ibunya bertanya lebih banyak lagi, Summer memutuskan untuk segera pergi bekerja. Summer pikir sepertinya ia telah salah sangka terhadap kakaknya, dan ia pikir kakaknya mungkin saja memang tidak ingin menceritakannya kepada kedua oran tuanya melihat mereka yang tampak sangat senang karena Summer telah memiliki seorang kekasih.

“ Ah, masa bodo lah. Nanti saja ku pikirkan lagi. Aku harus fokus bekerja.“ Gumam Summer sambil menyemangati dirinya sendiri. 

Setibanya di kantor, tak lama kemudian Summer mendapatkan sebuah kiriman bingkisan. Seorang kurir menuju ruangan dan menginginkan tanda tangannya m untuk menunjukkan bahwa bingkisan tersebut telah ia terima. Ia tandatangani dan terima bingkisan tersebut. Summer masih berpikir siapa yang telah mengirimkan bingkisan tersebut kepadanya, padahal ia sama sekali tidak memesan apapun dari market place tempat biasa ia belanja online. 

Bingkisan tersebut terlihat sangat mewah, sebuah kotak besar berwarna pink dengan di balut pita berwarna merah membuat kotak tersebut terlihat cantik. Saat ia membukanya, ternyata sebuah gaun malam berwarna putih yang terlihat sangat elegan. Summer menemukan sepucuk surat di dalamnya lalu mengambil dan membacanya. 

“ Kali ini kau harus memainkan peran mu, datanglah malam ini ke restoran Lapizza dengan menggunakan gaun ini pukul 7 malam. Tertanda Axel.“

Begitulah kiranya tulisan yang ada di dalam sepucuk surat yang ia temukan di dalam bingkisan tersebut. 

Summer tidak menyangka sama sekali bahwa Axel akan mengirimkan gaun untuknya. padahal Summer belum memberitahukan apa pekerjaan apalagi dimana kantornya berada, tiba-tiba saja ada sebuah bingkisan yang mengatasnamakan Axel, secara di kantor tidak ada yang mengetahui hubungannya dengan Axel. Ia pun menjadi khawatir apakah diam-diam Axel mencoba mencari tahu tentang dirinya dengan cara menyuruh seseorang untuk memata-matainya.

“ Ah, sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir Summer.“ Katanya dalam hati.

***

Jam pulang kantor tiba. Summer lihat saat itu sudah pukul 6 sore, ia rasa masih sempat membeli sebuah sepatu untuk melengkapi gaun yang akan ia kenakan nanti. Karena tidak mungkin ia memakai sepatu hak tinggi yang di kenakan saat ini karena terlalu biasa untuk gaun yang luar biasa ini. Summer menyadari bahwa sepertinya Axel akan membawanya ke sebuah pertemuan megah karena ia akan berada di sebuah restoran italia termewah. Dan Summer tidak ingin terlihat mempermalukan dirinya. 

Summer menghampiri sebuah departemen store yang berada dekat dengan kantornya. Setelah ia mendapatkan sepatu, ia mencari sebuah salon untuk menata rambutnya dan juga riasannya. Setelah semuanya selesai, ia pun bergegas menuju lokasi. Dengan gaun mewah berwarna putih serta sepatu hak tinggi yang baru saja ia beli, Summer mengendarai mobilnya sendiri. meskipun sangat sulit namun ia tidak memiliki banyak waktu lagi. 

Sempat terjadi kemacetan di jalan dan memakan waktu cukup lama, ia sampai di lokasi telat 15 menit dari waktu yang sebelumnya di tentukan oleh Axel. Ia mengatur lebih dulu nafasnya yang terengah-engah sehabis berlari kecil, bayangkan saja m dengan hak tinggi ia berlarian menuju restoran karena tidak ingin terlalu terlambat.

Sesampainya di depan restoran ia di sambut dengan seorang pelayan yang bertanya apakah ia sudah memiliki reservasi atau tidak. Summer menyebutkan nama Axel. lalu, pelayan tersebut mengantarnya menuju meja atas nama yang ku sebutkan sebelumnya. Malam itu kebetulan hanya ada satu nama Axel di daftar reservasi.

Restoran nya terlihat begitu mewah dan megah, dan terlihat para pengunjung yang datang merupakan dari kelas atas. Bahkan para pria semua mengenakan setelan jas. Membuatnya semakin merinding.

“ Lihatlah restoran ini, sepertinya dia akan membawa ku bertemu dengan para koleganya. Tapi dia memang sepertinya orang yang sangat kaya.“ Gumam Summer sambil berjalan mengikuti pelayan yang memandunya.

Sampailah Summer di sebuah meja dimana ada Axel dan juga pria paruh baya serta wanita paruh baya yang saat itu berdiri menyambut kedatangannya. Axel tampak tersenyum ketika melihat kedatangannya. Sejujurnya saat itu Summer kembali melihat sisi Axel yang sebelumnya ia lihat saat datang bertandang ke rumahnya.

“ Tunggu, Apakah ini orang tuanya?" Kata Summer bertanya-tanya dalam hati. “ Maaf, aku terlambat. Siapa mereka?“ Tanya Summer berbisik mendekati Axel.

" Orang tuaku." Jawab Axel singkat. 

Summer pun langsung tersenyum sambil bersalaman kepada keduanya. Mereka kemudian mempersilahkan Summer untuk duduk, yang mengejutkan lagi, Axel menarikkan kursi untuknya. benar-benar terlihat seperti pria yang mempunyai manner yang baik.  Axel kemudian mengenalkan Summer kepada kedua orang tuanya. Dia berkata kepada mereka bahwa Summer adalah calon istrinya.

Summer terkejut hingga membelalakkan kedua matanya dan melihat ke arah Axel, sepertinya kedua orang tuanya pun terlihat terkejut sama sepertinya. Summer sama sekali tidak menyangka bahwa akan di perkenalkan seperti ini di depan kedua orangtuanya Axel. Memang sih sesuai kontrak yang telah mereka sepakati, namun Summer tidak menyangka bahwa dia akan mengenalkannya dengan cara seperti ini, dan itu terlalu to the point menurutnya. Namun jika mereka sampai menikah, Summer harus memikirkan dan juga merevisi kembali kontrak di antara mereka.