TEROR "A Mystery Story"

Sesuai dengan isi pesan singkat yang ia kirim, Ayu terlihat menanti kedatangan teman-temannya di sebuah Cafe.

Sudah lewat lima menit tapi tak ada satupun dari ketiganya yang terlihat muncul di hadapannya.

Sampai kemudian setelah menunggu cukup lama, dari arah pintu masuk terlihat Fanda dan juga Gabriela tengah melangkahkan kakinya mendekat ke arah Ayu dan mengambil duduk di sana.

"Hanya kalian berdua? Dimana Arka?" tanya Ayu kemudian dengan raut wajah penasaran.

"Sepertinya tadi baru turun dari taksi, kami memutuskan untuk masuk terlebih dahulu dan menunggunya di dalam." ucap Fanda sambil menunjuk ke luar area Cafe.

"Apakah ada sesuatu? Mengapa kamu mengumpulkan kami?" tanya Gabriela kemudian dengan raut wajah penasaran.

"Aku hanya...." ucap Ayu namun terpotong dengan sapaan Arka yang baru saja tiba.

"Maaf membuat kalian menunggu..." ucap Arka sambil mengambil posisi duduk, yang lantas membuat ketiganya menoleh ke arah sumber suara.

"Oh men apa yang terjadi? Ada apa dengan lingkaran hitam di mata mu itu?" ucap Fanda yang terkejut begitu melihat penampakan Arka yang lebih mirip seperti zombi.

Arka mengusap raut wajahnya dengan kasar ketika mendapati pertanyaan dari Fanda barusan. Setelah malam itu, Arka bahkan tak pernah bisa tidur dengan tenang. Banyak sekali suara yang menggema di telinganya sepanjang malam. Semuanya benar-benar berubah membuatnya hampir gila karena hal tersebut.

"Semenjak kejadian malam itu aku tidak pernah bisa pergi tidur dengan nyenyak. Pria yang tewas di jalanan hutan malam itu mengikuti hingga ke rumah sampai hari ini." ucap Arka yang lantas membuat manik mata ketiganya membelalak dengan seketika.

Posisi Fanda yang saat itu tengah duduk di sebelahnya, mendengar jika Arka di ikuti sosok arwah lantas membuatnya langsung bergeser dan menjaga jarak dengan Arka.

"Mengapa kau tidak mengatakan apapun kepada kami? Apakah gangguannya intens? Mau aku bantu melakukan pengusiran?" ucap Gabriela kemudian menawarkan diri.

"Entahlah, kepala ku saat ini bahkan terasa ingin meledak ketika memikirkan segalanya." ucap Arka kemudian sambil memijat kepalanya secara perlahan.

Ayu yang mendengar keluh kesah Arka hanya menghela napasnya dengan panjang. Di ambilnya segelas air miliknya berharap hendak memuaskan dahaganya. Hanya saja ketika Ayu hendak mengambil gelas miliknya, tangannya yang tak sengaja bersentuhan dengan Arka lantas membuat Arka terkejut dengan seketika.

"Oh astaga...." pekik Arka sambil memejamkan pandangannya dengan seketika.

Sebuah kilas balik yang mendadak terlintas di benaknya, membuat Arka terkejut ketika mendapat penglihatan tersebut. Hembusan napas kasar terdengar menggema dari mulutnya, membuat ketiga temannya lantas menatapnya dengan raut wajah yang bingung.

"Ada apa? Apakah ada sesuatu?" tanya Ayu dengan raut wajah yang bingung sambil memandangi tangannya dan juga Arka secara bergantian.

Sepertinya Ayu menyadari akan keanehan yang terjadi kepada Arka, tepat setelah Arka tanpa sengaja menyentuh tangannya barusan.

"Siapa wanita yang kamu temui tadi? Bukankah dia wanita yang ada di kantor polisi?" ucap Arka dengan tiba-tiba sambil memijat pelipisnya dengan perlahan yang terasa berat akibat penglihatan tersebut.

Tidak hanya Ayu yang terkejut, Fanda dan juga Gabriela yang tidak tahu menahu dengan sosok wanita yang dimaksud oleh Arka barusan, lantas menatap tak percaya ke arah dimana Arka berada.

"Bagaimana kamu tahu? Bukankah aku belum mengatakan apapun?" ucap Ayu tak mengerti.

"Entahlah aku juga tidak tahu, segalanya menjadi aneh tepat setelah aku melihat sosok arwah Pria yang tewas waktu itu." ucap Arka pada akhirnya.

"Apa maksud mu adalah Aldo?" tanya Ayu kembali.

"Ya, dia mendadak menghantui ku dan terus mengatakan hal yang aneh. Entah apa yang dimaksud tapi yang jelas ia selalu berkata jika aku harus menggantikannya untuk melihat sesuatu yang tak seharusnya terlihat. Aku bingung apa yang ia maksud, tapi ketika aku berusaha menanyakan apa maksud dari perkataannya ia selalu bungkam namun terus mengikuti ku tanpa henti." ucap Arka dengan raut wajah yang kesal.

"Jangan bilang semua ini berhubungan..." ucap Ayu seakan terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Arka.

"Pembicaraan apa sebenarnya ini? Mengapa aku sama sekali tak mengerti maksudnya?" ucap Fanda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku tahu pasti ada sesuatu yang terjadi kepadamu, entah itu karena Aldo atau memang karena sesuatu pesan yang harusnya ia sampaikan sebelum naik ke atas." ucap Gabriela kemudian yang lantas membuat semua orang menatap ke arahnya.

"Apakah kamu juga mengalami hal yang sama?" tanya Fanda dengan raut wajah yang penasaran.

"Sebenarnya bisa dikatakan ia atau tidak, tapi aku bermimpi tentang Nenek yang memberitahu tentang kecelakaan itu. Dia datang dan mengejar ku mengatakan jika ia akan ikut kemanapun kita pergi. Aroma tubuh kita membuat beberapa makhluk mendekat, begitu juga dengan Nenek tersebut. Sepertinya semua yang terjadi kepada kita mempunyai keterkaitan antara satu sama lain. Dan hal itu mempengaruhi pikiran ku sejak kemarin." ucap Gabriela mulai menjelaskan segalanya.

Ayu menyimak satu persatu perkataan teman-temannya dan mencocokkannya satu persatu. Perasaannya yang tak enak tentang segala hal kepada mereka, pada akhirnya mulai menemukan titik temu.

Apa yang terjadi kepada Gabriela, Ayu dan juga Arka memiliki keterkaitan yang mungkin masih ada hubungannya antara satu sama lain.

"Mengapa hanya kalian yang mengalaminya? Aku bahkan kemarin hanya tertidur pulas karena memang tubuh ku yang terasa pegal-pegal. Selebihnya tidak ada kejadian apapun yang aku alami seperti layaknya kalian semua." ucap Fanda dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Bukankah itu bagus? Apa kau ingin menggantikan ku untuk menggendongnya. Jika memang seperti itu maka aku dengan senang hati akan menyerahkannya kepadamu." ucap Arka sambil memutar bola matanya dengan jengah.

"Yang benar saja kau... Aku tidak akan sudi membawa roh tersebut berkeliaran. Membayangkannya saja aku sudah tidak mau!" pekik Fanda dengan nada meninggi membuat beberapa orang pengunjung Cafe, lantas langsung menoleh ke arahnya dengan raut wajah penasaran.

"Sttt bisakah kamu mengecilkan suara mu? Apa kau ingin memberitahu semua orang di sini?" sindir Arka kemudian yang lantas membuat Fanda memutar bola matanya dengan jengah.

"Lagian ada-ada aja..." ucap Fanda sambil menggelengkan kepala beberapa kali.

Disaat yang lainnya sudah mulai berusaha untuk mencairkan suasana di tengah rasa gelisah dan bertanya-tanya dalam diri mereka. Raut wajah datar nan serius milik Ayu lantas membuat Gabriela menyikut keduanya untuk menghentikan perdebatan Fanda dan juga Arka.

"Apa kamu baik-baik saja Ay?" tanya Gabriela kemudian.

"Sebenarnya aku memiliki jawaban dari pertanyaan kalian semua..." ucap Ayu dengan tiba-tiba yang lantas membuat ketiganya terdiam dengan seketika.

Bersambung