Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Banteng betina
Sonia bangun di bantu oleh kekasihnya, Adel dan Cindy memasang wajah galaknya. Adel di beritahu oleh Cindy saat melihat dari kejauhan Sonia menghampiri mobil Al, dia mendengar apa yang Sonia ucapkan kepada Al menghina suaminya sama saja dengan memancing banteng betina keluar dari kandangnya.
"Beraninya kau menarik rambutku, hah?!" Amuk Sonia.
"Jangankan rambutmu, menarik nyawamu saja aku bisa." Balas Adel tak kalah garangnya.
"Siapa kau? Aku tidak berurusan denganmu! Jangan ikut campur sialan." Bentak Sonia.
Adel melipat tangannya di depan dadanya, dia tersenyum devil ke arah Sonia.
"Aku istrinya, Albert satya Wiguna!" Tekan Adel.
Sonia tertawa nyaring mendengar jawaban Adel, dia menatap jijik kepada Albert dan menatap remeh kepada Adel yang dilihatnya seperti wanita kampung.
"Pria cacat punya istri? Hahaha.. Kau dengar Honey, jika wanita normal pasti tidak akan ada yang mau menikah dengannya, burungnya saja layu tak bisa di gunakan sama seperti kakinya, kau tidak pantas menjadi istri Albert, kau hanya pantas jadi babunya." Hina Sonia.
" Jangan salah, meskipun suamiku lumpuh tapi adik kecilnya sangatlah perkasa. Beruntungnya suamiku tidak jadi menikah denganmu, wanita sampah yang tidak bermoral dan juga mulut yang busuk." Ucap Adel tak mau kalah.
Sonia geram mendengar kata-kata Adel, dia hendak menampar wajah Adel namun segera di tangkap Oleh Adel sendiri, dia memutar tangan Sonia sampai berteriak kesakitan. Kekasihnya ingin membantu Sonia namun Adel menatap nyalang kepadanya dan juga menendang tubuhnya sampai terpental.
Dug..!!
"Jika kau berani menghina suamiku, maka kau berhadapan denganku!!" Ancam Adel.
"Sekali cacat tetaplah cacat, kau kira aku tidak tau kalau dia telah membunuh ayahnya sendiri? Silahkan kau ambil pria cacat itu dariku, aku juga tidak mau mengoleksi pria cacat gila dan juga pembunuh." Bukannya takut Sonia malah menjadi-jadi.
Al mengepalkan tangannya, matanya berubah memerah keringat dingin sudah mulai membanjiri wajahnya, kepalanya sakit seperti ditusuk belati, dia memegang kepalanya. Satria melihat perubahan wajah Albert yang menandakan kalau penyakitnya tengah kambuh, dia mengajak Cindy untuk masuk ke dalam mobil menenangkan Al, Adel mengalihkan pandangannya menatap Al yang mulai bereaksi.
"Aarrgghhhh..!" Teriak Al memegangi kepalanya.
Emosi Adel berubah menjadi naik pitam, dia menampar wajah Sonia, kekasih Sonia juga membantu menyerang Adel namun Adel tak akan kalah kalau hanya menghadapi dua curut di hadapannya.
Plakk.. Plakk.. Bughh.
Bughh.. Sreettt..
Bukan tanpa alasan Adel menyerang Sonia, selain wanita ular itu menghina fisik Albert dia juga yang sudah membuat suaminya semakin terpuruk dan sekarang penyakitnya kembali kambuh saat mendengar hinaan yang di lontarkan Sonia, Adel menendang perut kekasih Sonia saat mendengar teriakan Al semakin keras, dia langsung menghampiri Al dan memeluknya menenangkan suaminya meskipun berontak di dalam dekapan tubuhnya.
"Al tenang Al, kau bersamaku." Ucap Adel tepat di telinga Albert.
"Sakitt.. Kepalaku sakit..!" Keluh Al.
Perlahan kondisi Al membaik, gerakannya mulai melemah matanya pun terpejam. Adel bernafas lega, dia menyandarkan kepala Al di jok mobil, perlahan Adel menggerakkan tubuhnya yang sakit akibat ulah Albert.
"Aw, lumayan juga nii badan." Ringis Adel.
Wajah sonia dan kekasihnya sudah babak belur, baju Sonia sudah hampir koyak akibat ulahnya sendiri memancing kesabaran Adel.
"Lihat saja, aku akan membalas semua perbuatanmu sialan." Ucap Sonia.
"Kku tunggu pembalasanmu." Tantang Adel.
Petugas keamanan bandara datang menghampiri keributan yang terjadi, Adel memasang wajah penuh drama saat petugas menghampirinya.
"Ada apa ini?" Tanya petugas.
"Pak, mereka mencoba merampok mobilku dan juga mengambil barang berharga yang ada di dalamnya, mereka mencelakai suamiku, jika aku datang terlambat aku tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.. Hiks.. Malangnya suamiku, tolong tangkap mereka Pak.. Hikkss." ucap Adel mengeluarkan airmata buayanya.
Cindy menahan tawanya, dia tau kalau Adel sedang berpura-pura sedih di hadapan para petugas keamanan. Sonia mengibaskan tangannya, petugas ke amanan menyeret keduanya Adel tertawa puas di dalam hatinya.
"Nyonya jangan khawatir, saya akan membawa mereka ke pihak berwajib agar bisa di proses lebih lanjut, agar tidak terulang lagi kejadian serupa kepada yang lainnya." Ucap petugas.
"Terimakasih pak, hikss.." Ucap Adel.
"Tidak, dia berbohong! A-aku bukan perampok Pak." Kilah Sonia.
Petugas keamanan tidak mendengarkan ocehan Sonia, dia membawa keduanya pergi. Melihat petugas sudah pergi jauh Adel mengusap air mata buayanya lalu tertawa, Cindy pun ikut mengeluarkan suara tawanya sedangkan Satria, dia menggelengkan kepalanya menyaksikan drama singkat istri majikannya.