NovelToon NovelToon
Ketulusan Hati

Ketulusan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / dosen / nikahmuda
Popularitas:38.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: desih nurani

Berwajah ayu dan selalu berpakaian syar'i , lemah lembut, taat beribadah dan penurut adalah sifat yang dimiliki oleh seorang gadis bernama Cut Dara Maristha, memiliki darah kental Aceh karena kedua orangtuanya berasal dari Aceh. Gadis pemilik senyuman indah, seindah bulan purnama.

Naas, sebuah kecelakaan mobil merubah hidup Dara tiga ratus delapan puluh persen. Sang pemilik mobil yang menabrak dirinya, meminta agar Dara menikahi suaminya sebagai permintaan terakhirnya. Pria yang memiliki sifat dingin dan sangat membenci wanita alim dan lembut karena masa lalunya.

Apakah Dara akan menerima permintaan terakhir itu? Tidak ada yang tahu rencana besar sang maha pencipta untuk makhluk ciptaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desih nurani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Dikala hati dipenuhi kegundahan, hanya pada-Nya aku bisa mengadu.

...\~Cut Dara Maristha\~...

Pendar cahaya langit mulai membentang, manandakan sang fajar telah tiba. Di sebuah balkon rumah dua tingkat, terlihat seorang gadis terduduk lesu dengan tatapan kosong. Sedetik kemudian ia mulai bergerak untuk menarik kedua kakinya. Lalu memeluknya dengan erat. Dan tangisanya pecah seketika. Mata indah itu terlihat membengakak. Sepertinya semalaman ia terus menangis. Bahkan ia membiarkan udara dingin menyusup hingga ketulang. Berusaha untuk menepik semua rasa sakit dihatinya, rasa sakit yang sulit diungkapkan.

"Takdir seperti apa yang Engkau goreskan dalam kehidupanku ya Allah? Kenapa begitu menyakitkan? Jika memang beliau jodoh hamba dunia akhirat, tolong bantu hambaMu ini untuk melunakkan hatinya." Lirihnya dengan tubuh yang bergetar. Ia semakin terisak, kala mengingat kejadian malam tadi. Di mana ia harus kehilangan mahkota berharganya. Arham memang suaminya, tapi bukan cara itu yang Dara inginkan. Ia akan menyerahkan dirinya pada sang suami jika sudah siap. Namun nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa ia sesali lagi.

Di tempat yang sama dengan kejadian malam tadi, Arham mulai terbangun dari tidurnya. Ia menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Arham terhenyak saat menyadari jika dirinya tak berada di dalam kamar. Melainkan di ruang tengah dan posisinya saat ini tertidur di sofa.

Sekelebat ingatan semu malam tadi pun melintas, tetapi ia tak bisa melihatnya dengan jelas. Dan hal itu membuat kepalanya semakin berdenyut hebat. Hingga pandangan Arham pun jatuh pada pakaian miliknya yang tercecer di lantai.

"Sial! Apa aku melakukan itu dengannya? Akh... apa yang kau lakukan Arham?" Umpatnya seraya menjambak rambutnya dengan kasar.

Arham beranjak turun dari sofa, memunguti pakainnya dengan tak semangat. Dan lagi-lagi Arham tersentak kaget saat melihat bercak darah di lantai. Menguatkan semua dugaannya tentang mimpi malam tadi. Arham mengutuk diri sendiri atas kebodohannya. Bagaimana mungkin ia melakukan itu dengan gadis itu? Meski Arham menginginkannya, tetapi itu bukan cara yang pantas ia lakukan terhadap gadisnya. Arham mengakui kebrengsekan dirinya. Andai saja ia tak mabuk tadi malam, mungkin hal ini tak akan pernah terjadi.

"Brengsek kau, Arham." Gerutunya seraya mengusap wajahnya kasar. Dengan pikiran kalut, Arham kembali mengenakan pakaian. Lalu menghapus jejak percintaanya tadi malam. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun matanya tak sengaja menangkap sosok gadis itu sedang menuruni tangga. Arham terpaku ditempatnya. Menatap Dara yang masih setia menunduk. Bahkan istrinya itu berlalu tanpa memyapanya, seolah sedang menghindari Arham.

Apa dia marah padaku?

Arham menepis semua pikiran buruk itu, ia tak ingin terus memikirkannya. Menurutnya gadis itu pantas mendapatkannya. Bahkan gadis itu bisa saja menolaknya malam tadi, dan sepertinya ia tak menolak sampai kejadian itu terjadi. Itulah yang Arham pikirkan saat ini. Ia tak menyadari jika malam tadi dirinya seperti kerasukan setan. Arham pun masuk ke kamarnya untuk bersiap, karena pagi ini ia harus masuk kelas.

Tiga puluh menit berlalu, Arham keluar dari kamar dengan setelan kemeja yang sangat cocok ditubuhnya yang berotot. Juga sebuah tas kantor ditangannya. Ia juga terkejut saat hidungnya menangkap aroma masakan yang berhasil membuat perutnya keroncongan. Dengan langkah pelan Arham bernjak menuju dapur. Di sana ia melihat Dara tengah menghidang makanan di atas meja. Arham juga bisa melihat wajah sembab gadis itu. Ah, apa dia masih pantas menyebutnya gadis setelah perbuatannya malam tadi? Arham rasa tidak.

Tanpa rasa malu, Arham menarik kursi dan duduk di sana. Bahkan tatapannya masih tertuju pada sang istri. Dara yang menyadari kehadiran suaminya kembali menunduk. Ia khawatir Arham melihat wajahnya yang sembab, meski sebenarnya Arham sudah melihat itu.

Dara sangat gugup ketika Arham terus menatapnya. Bahkan rasa gugup itu tak mampu Dara sembunyikan. Hampir saja ia menjatuhkan gelas dari tangannya.

"Buatkan aku kopi." Pinta Arham yang lebih mirip sebuah perintah. Arham juga memberikan tatapan seperti biasanya. Tatapan dingin dan tak bersahabat.

Dara sama sekali tak mengiyakan permintaan Arham. Namun ia tetap melakukan itu, membuatkan Arham kopi untuk yang pertama kalinya. Tanpa bicara, Dara meletakkan cangkir kopi itu di depan Arham.

"Bapak mau makan sekarang?" Tanya Dara mulai membuka suara.

Arham hanya mengangguk pelan, lalu menyesap kopinya dengan tatapan terus tertuju pada sang istri yang tengah menuangkan nasi goreng ke dalam piringnya. Sejak tadi Arham menunggu Dara memberikan tanggapan tentang apa yang terjadi tadi malam. Namun wanita itu sama sekali tak menyinggungnya. Bukankah itu bagus? Setidaknya Arham tak pusing memikirkan jawaban yang akan ia berikan pada wanita itu.

"Lupakan kejadian tadi malam, anggap saja itu kesalahan." Ucap Arham dengan begitu entengnya.

Sontak Dara menjatuhkan sendok di tangannya saat mendengar itu. Kesalahan katanya? Setelah semua yang terjadi, Arham mengatakan itu kesalahan? Ditaruh di mana hati nurani lelaki itu? Hati Dara sangat sakit mendengarnya. Ia pikir Arham akan meminta maaf atau mengatakan sesuatu yang membuat hatinya lebih tenang. Namun yang ia dapatkan hanya kata-kata menyakitkan. Ingin sekali rasanya Dara berteriak di depan wajah lelaki itu. Tetapi Dara masih sadar dengan posisinya saat ini.

Tidak ada lagi pembicaran di antara mereka setalah itu. Keduanya terhanyut dalam pikiran masing-masing. Sambil menikmati sarapan yang penuh dengan rasa canggung dan semuanya terasa sangat hambar. Ah, mungkin perasaan itu hanya dirasakan oleh Dara. Karena Arham begitu menikmati sarapan paginya.

"Kamu harus Ingat! Tidak ada yang boleh tahu, jika kita sudah menikah. Cukup keluarga kita yang tahu." Timpal Arham setelah mereka menyelesaikan sarapan. Kemudian lelaki itu langsung beranjak pergi. Meninggalkan Dara yang masih membeku. Setetes air bening jatuh dipelupuk matanya. Ia tak mampu menahan rasa sakit yang baru saja ditorehkan oleh suaminya.

"Astagfirullahal'azim. Kamu harus sabar, Dara. Ini semua akan segera berlalu. Ya Allah, lindungi suami hamba dari segala bahaya yang mengincarnya, ampuni semua dosa-dosanya. Berikan hamba kekuatan untuk menghadapi hatinya yang keras."

***

Pagi ini Dara datang lebih cepat, sehingga kelas pun masih belum berpenghuni. Ia duduk di tempat biasa sambil menopang dagu dan mulai tenggelam dalam lamunan. Cukup lama Dara termenung. Sampai tak mendengar panggilan dari sahabatnya. Gadis berparas manis itu terlihat kesal karena tak kunjung mendapat sahutan dari Dara.

"Dara!" Gadis itu berteriak hingga membuat Dara terperanjat kaget. Spontan Dara menyentuh dadanya. Matanya ikut membulat saat melihat orang yang berhasil membuat jantungnya hampir copot.

"Nissa? Kapan kamu datang?" Tanya Dara bangun dari duduknya. Lalu memeluk erat gadis pemilik rambut sebahu itu. Sudah hampir dua minggu mereka tak bersua.

"Udah lama kali, Ra. Kamunya aja asik ngelamun. Ada apa huh? Gak bisanya seorang Dara termenung begitu jauh." Jawab Nissa seraya melepas pelukan Dara. Dara hanya tersenyum lebar, ia tak berniat untuk menjawab pertanyaan Nissa. Lebih tepatnya ia tak tahu harus menjawab apa pada Nissa.

"Oh iya, katanya kamu sakit, Ra? Tapi kemarin aku kerumah kamu gak ada orang. Aku khawatir tahu gak?" Imbuh Nissa yang berhasil membuat Dara terkejut. Nissa pun duduk di kursi sambil menunggu jawaban Dara.

"Kamu ke rumah?" Tanya Dara yang dijawab anggukkan oleh Nissa. Dara pun ikut duduk di tempatnya semula.

"Sepertinya kamu datang pas aku pergi buat cek up ke rumah sakit kali. Makanya di rumah gak ada orang." Alibi Dara dengan senyuman getir. Sejujurnya ia merasa bersalah karena sudah membohongi sahabatnya.

Maafin hamba ya Allah. Maafin aku, Nis. Aku gak ada niat buat bohongin kamu.

"Pantesan, terus gimana kondisi kamu sekarang, masih ada yang sakit gak? Mana lukanya? Aku kaget banget pas dengar kamu kecelakaan. Andai saat itu aku gak keluar kota, aku pasti temenin kamu. Syila juga gak sempat liat kamu, katanya Mama dia sakit jadi harus pulang dadakan ke Bogor."

Dara tertawa renyah mendengar rentetan pertanyaan dari Nissa. "Aku baik-baik aja kok, buktinya aku ada di sini sekarang. Cuma luka di kepala aja, udah mau sembuh juga." Jelas Dara sambil menujuk luka di keningnya. Nissa pun menatap luka itu lamat-lamat.

"Lain kali hati-hati dong, Ra." Ucap Nissa menggenggam tangan Dara.

"Iya, bawel. Terus Syila mana sekarang?"

"Katanya ke toilet." Sahut Nissa.

"Aku juga khawatir tahu gak pas dapat kabar Mamanya Syila sakit. Dan itu dihari yang sama saat kecelakan terjadi." Ujar Dara memasang wajah sendu.

"Gak papa, kita kan gak tahu hal itu bakalan terjadi. Lagian Tante Laila udah sembuh kok." Ujar Nissa merangkul Dara. Kemudian menyandarkan kepalanya di pundak Dara. Keduanya pun cukup lama terdiam. Kebetulan jam pelajaran akan di mulai tiga puluh menit lagi.

"Nissa." Panggil Dara. Nissa pun kembali menegakkan tubuhnya, lalu menatap Dara.

"Kenapa? Sepertinya ada hal penting yang mau kamu katakan?" Tanya Nissa sudah bisa menebak raut wajah sahabatnya.

"Sepertinya... aku gak bisa tinggal lagi di asrma." Jawab Dara yang berhasil membuat Nissa terkejut.

"Kenapa? Apa ada masalah serius? Atau Kamu marah sama aku dan Syila karena belum ssmpat jenguk kamu?" Tanya Nissa dengan tatapan khawatir. Dara tersenyum melihatnya.

"Bukan, Nissa. Itu... em... sepertinya aku tidak bisa jauh dari Bunda setelah kecelakaan itu. Aku butuh Bunda, Nis. Nanti siang aku akan membereskan semua barang-barang di asrama." Jelas Dara yang lagi-lagi harus berbohong. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan itu, tapi perkataan Arham terus menghantuinya. Mungkin ia akan berkata jujur setelah keadaanya jauh lebih baik.

"Kok aneh sih? Aku merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan, Ra? Ada apa huh? Katakan saja tidak perlu takut. Aku tahu kamu sedang berbohong. Mata kamu keliatan kalau lagi bohong." Nissa memberikan tatapan curiga. Ia sangat mengenal gelagat sahabatnya itu saat sedang berbohong. Mata Dara akan terlihat sayu saat sedang berbohong. Dan Nissa melihat itu saat Dara bicara tadi.

"Ti--tidak, aku tidak bohong, Nis." Dara terlihat gugup dan sedikit memalingkan wajahnya dari Nissa. Dara tahu Nissa maupun Syila tak akan mudah dibohongi.

"Cerita, Dara. Aku akan menunggu cerita kamu saat kita di asrama. Kita sudah berjanji untuk saling terbuka satu sama lain." Ujar Nissa menarik dagu Dara. Lalu mengunci matanya begitu rapat. Dara tak bisa berbohong lagi. Ia pun mengangguk pelan. Nissa tersenyum senang melihatnya.

Usai pelajaran, Dara memutuskan untuk pulang bersama Nissa ke asrama. Karena Dara tak membawa mobil. Mobilnya masih berada di bengkel. Sedangkan Syila masih ada urusan lain.

Saat di parkiran, mata Dara tak sengaja menangkap keberadaan suaminya. Namun saat ini Arham tak sendiri, seorang wanita terlihat bergelayut manja di lengan lekaki itu. Seketika hati Dara mencolos. Bukankah Arham menutup hati pada semua wanita? Kenapa lelaki itu terlihat senang saat sang wanita menggandengnya? Apa mungkin Arham selingkuh darinya? Pikiran buruk tentang Arham pun kini memenuhi kepalanya. Istri mana sih yang tak berpikiran buruk saat suami sendiri bergandengan mesra dengan wanita lain? Meski tak ada cinta dalam pernikahan mareka, tetap saja itu menyakitkan.

Dara sangat terkejut saat mata indahnya tak sengaja bertemu dengan mata kelam milik sang suami. Bahkan Dara bisa melihat dengan jelas Arham tersenyum sinis padanya. Kemudian Arham pun masuk ke dalam mobil bersama wanita itu.

"Ra... ayok, kok malah bengong sih?" Seru Nissa yang berhasil membuat Dara kaget. Bahkan saat ini Nissa sudah masuk ke dalam mobil.

"Eh... iya ayok." Dara pun langsung masuk ke dalam mobil. Mencoba untuk mengabaikan keberadaan suaminya. Dara masih bisa melihat mobil Arham terparkir di sana. Namun ia tak ingin ambil pusing akan hal itu. Biarlah Arham mengurus urusannya sendiri. Sejak awal hubungan mereka tak seperti pasangan suami istri kebanyakan. Mungkinbwaktu yang akan menjawab semuanya.

1
sharvik
aduh in tdk shrus y d lkukn arham . . jhat mu tdk ad obat y lg . .wlpun prank ttp kau jhat
sharvik
jd kesal dg dara trlalu mmpertahan kn khmilan y it . .
Ayu galih wulandari
Suatu saat Arham akan menyesal seumur hidupnya ,sdh ada bidadari tk bersayap dibrmhnya msh jahat ,arigon 😏😏
Anonymous
ok
sri Hartati_
untuk2 bagus bikin penasaran. Lanjuttt❤️
Ayu galih wulandari
😝😝😝 msh aja atigan si arkham
Ayu galih wulandari
Dara sakit krn Arkham bercocok tanam terus
Ayu galih wulandari
Giliran begini kyk orang bodoh su Arkhan
Ayu galih wulandari
Bagus alur ceritanya karyamu kak author Semangat...😍😍😍😍
Ayu galih wulandari
Sabar ya Dara ..suami memang sdh gila gk waras
Ayu galih wulandari
Laki laki pecundang ..tunggu dia akan menyesal seumur hidup ...mudah2an bucin sebucinnya sm Dara
Ayu galih wulandari
Dara...pasti kuat krn dia wanita yg sholeha😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Waah jangan jangan pria itu yg suka sm Dara laah no
Ayu galih wulandari
Sabar ya Dara...kamu wanita yg kuat 😘😘😘
Ririn Nursisminingsih
benerr wanita boding hanya karena cinta
Ayu galih wulandari
lanjuuut kak
aca
males bgt. kalo. meninggal pasti. balik. ma jalang Hilda
aca
wanita tolol
Qian Samsung
keras kepala km dara
Qian Samsung
aku bc a kesel lihat ilham atau pun arham dara juga jd perempuan trll kebaikan ngk seru trll lemah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!