🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jo Resmi Mendekam Di Penjara
Tekkkk........tekkkk
"Hei kau! Ayo keluar. Ada yang ingin menjengukmu."
Terdengar suara teriakan keras dari seorang pria yang tak lain petugas kepolisian yang berjaga di dekat sel, petugas itu membuka pintu jeruji besi sambil melihat dan memanggil kearah Jo, untuk memberitahu bahwa seluruh keluarganya telah tiba hendak menjenguk dirinya.
Jo yang mendengar suara pangggilan itu langsung tersentak kaget. Lalu dia mendongakkan wajahnya menatap kearah petugas tersebut.
"Apa! Apakah maksud bapak. Kedua orang tuaku yang sudah datang untuk menjemput ku dari tempat ini?" tanya Jo memancarkan senyum kebahagiaan.
Orang orang yang berada di dalam tahanan dapat mendengar apa yang diucapkan oleh Jo. Terutama seorang pria berwajah seram yang sedari tadi memperhatikan ekspresi wajah Jo.
Jo langsung berlari mendekati pintu jeruji besi, dia mengira, bahwa dirinya akan segera terbebas dari jerat hukum fitnah yang menimpa dirinya. Setelah itu Jo pun mengikuti langkah kaki petugas tersebut yang akan mengantarkan dirinya ke dalam ruangan jenguk. Jo terlihat berjalan dengan sangat bersemangat.
Hingga beberapa menit kemudian, Jo telah tiba di depan pintu ruangan jenguk, dia melihat kedua orang tuanya dan juga adiknya Nadia yang tersenyum menatap dirinya. Jo merasa sangat bahagia. Lalu dengan cepat Jo pun memeluk tubuh kedua orang tuanya erat sambil mencurahkan apa yang dia rasakan saat ini.
"Ibu, bapak..! Terimakasih karena sudah datang untuk mengeluarkan aku dari sini! Apakah kau tahu ibu, kalau di dalam ruangan sana terlihat sangat mengerikan. Ada orang orang bertubuh besar dan penuh tato yang berada di dalam ruangan itu bu. Lalu wajah mereka terlihat sangat menyeramkan. Dan mereka terus saja menatap ku dengan tatapan tajam Aku benar-benar takut bu, pak."
Mendengar perkataan Jo, membuat air mata bu Siti dan pak Imran kembali berlinang. Begitu juga dengan Nadia dan Clara, kedua gadis itu ikut meneteskan air mata hingga deras. Sedangkan Jo yang mendengar suara isakan tangis dari mereka semua menjadi mengerutkan keningnya.
"Kenapa? Kenapa kalian semua malah menangis? Apakah kalian sedih mendengar apa yang aku katakan barusan?" tanya Jo merasa heran.
Lalu pak Imran pun menyentuh dada bidang Jo, setelah itu pak Imran mengatupkan kedua tangannya di depan putranya itu.
"Nak..! Bapak mohon, maafkan bapak mu ini. Bapak telah gagal menyelamatkan mu nak. Pemilik sekolah tidak mau membantu untuk membebaskan dirimu. Dan dia malah mengancam agar bapak tidak mengusik kasus ini lagi, karena jika tidak. Pemilik sekolah akan menambah hukum mu menjadi hukum seumur hidup."
Deggghhh....
Jantung Jo seakan mencolos keluar mendengar penuturan yang diucapkan oleh bapaknya. Apakah itu artinya tidak ada jalan untuk dirinya keluar dari tempat yang mengerikan ini.
Jo yang sedang memeluk tubuh ibunya pun, langsung lemas dan melepaskan pelukan itu. Jo benar-benar hancur saat ini, setelah mengetahui bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya dari mimpi buruk ini.
Jo terduduk di atas lantai ruangan tersebut. Entah apa yang harus dia katakan lagi. Sedangkan semua orang tidak ada yang mau mendengarkan perkataan yang keluar dari mulutnya.
Semua orang mengejek nya sebagai seorang pembunuh padahal dia tidak pernah melakukan perbuatan jahat itu sama sekali.
"Hancur bu, hancur sudah masa depan ku. Hancur sudah kehidupan ku. Sekarang aku benar-benar telah menjadi seorang Narapidana. Aku telah menjadi seorang napi buk, pak!! " seru Jo berteriak frustasi.
"Buk....! Apakah itu artinya aku akan dipenjara seumur hidup ku! Apakah itu artinya aku akan mati di dalam jeruji besi itu? Aku benar-benar takut bu, aku benar-benar hancur." teriak Jo berteriak frustasi