NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:231.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Bekerja

Setelah tiga hari tidak bekerja, Luna akhirnya bisa kembali bekerja. Gadis itu bangun lebih pagi dari sebelumnya. Ia menatap Danzel yang masih terlelap di sampingnya. Wajah damai Danzel membuatnya melupakan kenyataan jika Danzel adalah pria yang suka emosi dan sangat mudah marah.

"Aku lebih suka saat kau tertidur begini. Kau seperti laki-laki sopan dan baik hati yang selalu tersenyum dan tidak mudah marah," ucap Luna.

"Kau tahu? Kau menyeramkan saat marah," lanjutnya. Setelah beberapa detik kembali terdiam, Luna bergegas ke kamar mandi, lalu keluar dari kamar setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi.

Gadis itu langsung menuju dapur untuk melakukan aktivitas paginya seperti biasa. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke kantor.

"Dia belum bangun," gumam Luna ketika mendapati Danzel masih tertidur.

Dia mendekati ranjang dan hendak membangunkan Danzel. Tapi, gerakan tangannya menggantung ketika dia teringat sesuatu.

"Sebaiknya aku mandi terlebih dahulu. Setelah itu, baru aku bangunkan dia."

Luna menarik kembali tangannya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Tak butuh waktu lama, Luna menyelesaikan mandinya. Dia mengenakan bathrobe dengan rambutnya yang masih basah dia usap dengan handuk sambil berjalan menuju pintu kamar mandi.

Ketika dia membuka pintu, dia dikejutkan oleh Danzel yang berdiri di depan pintu.

Deg!

Jantung Luna berdegup cepat. Dia terdiam dengan perasaan malu yang entah kenapa muncul dengan tiba-tiba. Meskipun dia merasa malu bahkan untuk sekedar menatap wajah Danzel, Luna tetap memaksakan dirinya. Dia mengangkat wajahnya menatap wajah tampan Danzel yang baru saja bagun tidur. Luna tersenyum ke arah lelaki itu.

"Kenapa kau berdiri disini?"

"Terserah aku mau berdiri dimana," jawab Danzel dengan nada dingin.

Kesal. Itu yang Luna rasakan. Dia bertanya baik-baik, dan Danzel menjawabnya dengan nada dingin. Luna mendengus pelan dalam hati. Mengenyahkan rasa kesalnya, Luna lalu kembali mengulas senyum tipis.

"Kau ingin mandi?"

"Hmm," balas Danzel.

Mata Luna terbelalak lebar. Sebuah keajaiban Danzel langsung menjawab pertanyaannya dalam sekali tanya. Meskipun hanya deheman, tapi Danzel menjawabnya dengan baik-baik.

"Aku akan menyiapkan air untukmu." Baru saja hendak berbalik, suara Danzel kembali menghentikannya.

"Aku bisa sendiri. Kau keluar lah!"

Luna menatapnya, kemudian tak peduli dengan ucapan Danzel. Gadis itu malah kembali masuk ke kamar mandi. Membuat Danzel mengeraskan rahangnya karena kesal. Setelah selesai menyiapkan air untuk Danzel, Luna keluar sembari tersenyum manis ke arah pria itu.

Danzel tak mempedulikannya dan menerobos masuk. Dia menutup pintu kamar mandi dengan keras, membuat Luna terkejut dan menutup mata sambil mengusap dadanya.

***

Danzel keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang segar dan emosinya pada Luna telah mereda. Dia melirik Luna yang duduk di kursi meja rias. Gadis itu sudah rapih dengan stelan kerjanya.

Luna yang sedang fokus mengoleskan sesuatu di wajahnya pun langsung menghentikan kegiatannya. Hanya dengan menghirup aroma khas Danzel setelah mandi, dia sudah tahu jika lelaki itu telah selesai mandi. Dia menoleh pada Danzel, namun lelaki itu malah berjalan melewatinya.

Luna tersenyum dan bangkit menghampiri Danzel yang sedang mengusap rambut basahnya dengan handuk.

"Biar ku bantu," ucap Luna, berjinjit menggapai handuk yang dipegang Danzel. Namun, Danzel dengan cepat menjauhkannya.

"Tidak perlu!" jawab Danzel dingin.

"Danzel, sudah ku bilang. Biarkan aku mengurusmu!"

"Jangan melewati batas, Luna! Aku bukan orang yang tidak menyakiti wanita!"

"Aku tidak melewati batas!" balas Luna. Gadis itu kembali menjinjit dan berhasil meraih handuk dari Danzel. Gadis itu kemudian mengusap-usap rambut Danzel. Setelah itu, dia berhenti dan meraih hair dryer. Dia menarik tangan Danzel, namun laki-laki itu hanya mematung di tempat.

"Kenapa diam? Ayo, ikut aku."

Danzel menatap tajam Luna. Jujur, dia sangat tidak suka diperlakukan seperti itu oleh Luna.

"Aku bisa sendiri!"

"Kau tidak bisa sendiri!"

"Luna! Kau—"

"Mau ku adukan pada kakek?"

Danzel mendengus kasar. Selalu seperti itu. Luna selalu mengancamnya dengan mengadukan pada kakek Berto.

Melihat keterdiaman Danzel, membuat Luna tersenyum. Dia kembali menarik tangan Danzel dan dengan terpaksa, Danzel menurut. Dia duduk di pinggir ranjang sesuai perintah Luna. Wajah dingin tak bersahabat dengan rahang mengeras. Ingin sekali dia merebut hair dryer dari tangan Luna dan membuangnya karena kesal. Tapi, entah kenapa, dia tidak bisa melakukannya.

"Nah, sudah selesai. Sekarang, pakai ini." Luna meraih stelan kantor Danzel yang sudah dia siapkan, kemudian memberikannya pada Danzel.

Danzel mendelik tajam ke arah Luna. Dia benar-benar tidak suka diatur seperti ini. Tapi, dia harus menerimanya meski terpaksa. Jika tidak, Luna akan mengadu pada kakek Berto. Walaupun dia tahu itu hanya ancaman, dia tidak bisa menjamin Luna tidak melakukannya. Gadis itu tidak bisa ditebak.

"Gadis gila!" umpat Danzel dalam hati sambil meraih pakaian tersebut dari tangan Luna.

Luna tersenyum senang. Dia lalu kembali ke kursi meja riasnya setelah Danzel berjalan menuju walk in closet. Setelah selesai berdandan tipis, dia langsung menuju walk in closet dan mengetuk pintu.

"Danzel, apa kau sudah selesai? Aku ingin masuk."

Tak ada jawaban. Namun, beberapa detik kemudian, Danzel membuka pintu. Dia menatap dingin Luna, yang malah dibalas senyuman manis gadis itu. Namun, fokus Luna teralih pada kemeja Danzel yang belum terkancing semuanya. Dan tanpa mengatakan apapun, dia langsung mengancingkan kemeja Danzel.

Danzel terdiam mematung dengan mata yang masih menatap wajah cantik Luna. Dalam hatinya dia mengakui jika gadis di depannya memang cantik. Tapi, dia sama sekali tidak tertarik.

"Nah, sudah selesai. Berikan dasi mu. Biar aku memakaikannya."

"Tidak perlu!" balas Danzel langsung meninggalkan Luna.

***

Kehadiran Luna di kantor setelah tiga hari tidak bekerja membuat teman-teman satu divisinya heboh. Dia diberondongi banyak pertanyaan dari teman-temannya, terutama Selly.

"Kau tidak masuk tiga hari kenapa?" tanya Selly, masih belum puas dengan jawaban Luna tadi.

"Sudah ku bilang, aku sakit. Aku tidak enak badan," jawab Luna.

"Aku tidak percaya! Luna sayang, jangan membohongiku. Aku tahu kau tidak sakit seperti yang kau katakan."

"Terserah saja. Kau tidak percaya juga tidak masalah."

Selly menatap lekat wajah Luna. Sorot matanya mengintimidasi gadis itu, seolah sedang mengatakan "Jangan berbohong! Aku tahu kau berbohong!".

"Jangan menatapku seperti itu!" ucap Luna. Dia memegang pipi Selly dan menolehkannya ke arah lain.

Selly mendengus pelan dan kembali menatap Luna. Dan kali ini, dia merengek pada Luna. "Ayolah Luna, katakan padaku yang sebenarnya. Kau berbohongkan soal sakit mu?"

"Aku tidak berbohong. Memang apa yang kau harapkan?"

"Aku harap, kau tidak masuk tiga hari itu karena kau sedang melakukan lamaran. Jika itu benar...." Selly mendekatkan wajanya pada Luna, kemudian berbisik pada gadis itu, "Kita akan melakukan pernikahan secara bersamaan. Aku bersama Ivan, kau bersama calon suamimu," bisik Selly sambil tersenyum.

Luna mendengus kesal. Sahabatnya yang satu itu memang agak aneh. "Sudahlah Selly, aku benar-benar tidak enak badan. Jika kau tidak percaya, tanyakan pada Ibuku. Tanyakan pada Ayahku, atau pada—"

"Baiklah, baiklah. Aku percaya," sahut Selly. Bukan karena dia menyerah, tapi karena melihat Ivan yang sudah tiba. Luna yang melihatnya pun merotasikan matanya. Tapi, dia bersyukur. Karena Ivan, Selly tidak banyak bertanya lagi.

Luna melakukan pekerjaannya seperti biasanya. Dan tanpa terasa, jarum jam sudah menunjukkan waktu pulang. Dia bergegas membereskan semua pekerjaannya lalu keluar dari perusahaan tersebut bersama Selly dan Ivan. Namun, Luna dikejutkan oleh Pak Wang yang datang menjemput.

Dia menatap Pak Wang dan menggeleng pelan ketika Selly dan Ivan tak memperhatikannya. Pak Wang yang paham pun kembali masuk ke mobil. Setelah Selly dan Ivan pergi, Luna dengan cepat menghampiri Pak Wang dan masuk ke mobil.

"Kenapa Pak Wang menjemput saya?"

"Maaf, Nyonya. Tuan besar tadi ke rumah. Dia mengetahui jika Nyonya berangkat menggunakan taksi tadi. Jadi, tuan besar mengingatkan saya untuk mengantar dan menjemput Nyonya bekerja dan kemana pun Nyonya akan pergi."

Luna terdiam, kemudian mengangguk. Jika kakek Berto yang menyuruh, dia juga tidak bisa menolak. Meskipun belum lama dekat dengan kakek itu, dia menyanginya seperti menyangi kakeknya sendiri. Dan dia tidak ingin mengecewakan kakek Berto.

Pak Wang melajukan mobil kembali ke rumah. Setelah tiba, Luna langsung bergegas mengganti bajunya dan beristirahat sejenak. Kemudian dia lanjut membantu kedua artnya menyiapkan makan malam.

Meski keduanya menolak, Luna tetap memaksa. Gadis itu merasa, menyiapkan makanan untuk Danzel adalah tugasnya. Dia tidak ingin melewatkan itu. Setelah selesai, Luna kembali ke kamar dan membersihkan diri. Dia juga berdandan tipis untuk menyambut Danzel pulang bekerja.

Namun, Danzel lagi-lagi pulang larut malam dan Luna kembali tertidur di sofa karena menunggu Danzel.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!