NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa Sebenarnya?

Assalamu'alaikum... Maaf ya guys aku udah 2 hari gak update. Aku sibuk banget habis ospek guys dari subuh sampe sore jadi aku ngantuk gak sempet up. Harap maklum ya guys.

Tapi kalian gak usah khawatir dan jangan kabur dari cerita ini karena aku selalu berusaha up buat kalian🤗

HAPPY READING GUYS

_

_

_

Beberapa kali Tasila merubah posisi tidurannya agar bisa terasa nyaman namun, entah kenapa malam ini Ia tidak bisa tidur.

"Ck, aku kenapa si?" Tasila memeluk bantal guling dengan ekspresi sembringah.

"Kenapa akhir-akhir ini aku jadi mikirin Kean terus ya?"

Tasila terbangun dari posisi tidurnya seraya meraih handphonenya. Jam menunjukkan pukul 22:00. Jam segini biasanya Ia sudah tidur dan tengah menjelajahi alam mimpinya namun, entah kenapa kali ini berbeda.

"Astagfirullah. Ini gak bener! Aku gak boleh mikirin akhwal yang bukan mahram aku." Tasila memejamkan matanya berusaha menghilangkan bayang-bayang Kean dari kepalanya.

"Tapi... Dia lucu juga ya. Perhatian." Tasila tersenyum tanpa sadar.

"Astagfirullah tuh kan!" Tasila menggeleng keras.

Entah kenapa beberapa hari ini Tasila merasakan sesuatu yang aneh dari diri Kean. Laki-laki itu jadi lebih perhatian serta lebih ketat dalam menjaganya.

Tasila tau jika Kean memang pernah mengatakan jika dia mendapatkan wasiat dari Gezze, agar Kean mau menjaganya dan jangan pernah putus tali persaudaraan walaupun Gezze telah tiada.

Tasila lagi-lagi terkekeh mengingat kelucuan Kean saat dirinya mengajarkan beberapa bacaan Al-Qur'an kepada laki-laki itu.

"Wabasiriladzina__"

"Wabassyyiriladziina..." Tasila membenarkan.

"Wabasyiriladzina__" Lagi-lagi bacaan Kean terpotong.

"Emm, kurang syin nya. Itukan ada tasjidnya jadi kamu tahan dulu. Wabasss syi, wabasss syi." Tasila mengulang-ulang agar Kean faham.

Kean mengangguk dan mengambil nafas untuk mencoba.

"Wabassyyi__"

"Hhhh." Bacaan Kean refleks terpotong dan tertoleh mendengar suara tawa Tasila.

"Kenapa?"

"Gak usah berlebihan bentuk mulut kamu, biasa aja gak usah sampai setengah nyengir gitu."

Kean menggaruk tengkuknya setengah malu.

Tasila menyembunyikan wajahnya pada lipatan bantal. Entah kenapa akhir-akhir ini Ia merasa bahagia dengan keberadaan Kean di sini.

Walaupun Kean tidak sering-sering ke pavilun namun, kedatangan Kean entah kenapa akhir-akhir ini selalu Tasila nantikan. Karena hanya dengan bersama Kean Ia bisa merasa bahagia dan bisa tertawa kembali.

Ia merasa Kean seperti cahaya dalam kesepian dan kesendirian yang Ia rasakan selama ini.

Tok... Tok...

"Udah tidur Nya?" Terdengar suara dari luar.

"Masuk Bi." Sahut Tasila.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka dan menampilkan sosok Bi Siti datang membawa 2 buah totebag kecil dan besar di tangan kanan kirinya.

"Tadi Den Kean ketok-ketok dari pintu samping dan ngasih ini katanya buat nyonya." Bi Siti meletakkan dua totebag itu di atas kasur.

"Ini apa Bi?" Tasila menatap dengan bingung.

"Kurang tau Nya."

"Yaudah Bi makasih." Bi Siti tersenyum dan mengangguk.

"Yaudah Nya, Bibi pergi dulu."

Bi Siti pun keluar kamar seraya menutup pintu kembali.

Tasila menatap dua totebag di atas kasur dengan penasaran. Ia pun mengambil totebag yang paling besar dan membukanya.

Ternyata isinya adalah sebuah laptop dengan flashdisk. Di atas laptop tersebut terdapat sebuah kertas pesan, di sana tertulis:

Ini laptop baru isinya semua data-data penting yang harus kamu tau dan pelajari. Jangan kamu balikin ke saya lagi walaupun memang harga laptop ini mahal. Tapi setidaknya laptop ini lebih bisa membantu daripada laptop butut kamu yang harusnya udah di-lem biru itu.

Tasila geleng-geleng kepala membaca itu.

"Ujung selalu penghinaan." Tasila terkekeh.

Ia pun lanjut membuka totebag yang ukurannya lebih kecil.

Disana terdapat sebuah kotak salad berukuran kecil. Sama seperti barang yang pertama barang yang kedua pun ada kertas pesannya juga yang berisi:

Iya sama-sama, saya tau saya baik hati, berwibawa dan tampan oleh karena itu jangan memuji saya atas dasar salad.

"Apaan si." Tasila menatap ke arah lain dengan ekspresi salting.

"Chat enggak ya?" Tasila menatap handphonenya di atas nakas sambil berfikir.

Ia memang biasanya selalu mengirim chat ketika Kean memberikannya makanan. Tidak banyak yang Ia ketik hanya kalimat terimakasih saja.

Ting...

Tasila langsung meraih handphonenya ketika satu pesan masuk ke aplikasi WhatsApp nya.

1
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!