NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 27.

Aina menggeliat saat Arhan mengecup belahan dadanya lembut, dua bola kenyal itu bergerak naik turun. Aina tak sanggup menahan has-rat yang mulai bergejolak di dirinya.

Saat Arhan membuka kancing piyama nya, Aina bergegas memeluk kepala Arhan hingga menempel di belahan dadanya.

"Jangan Bang!" gumam Aina, suaranya terdengar berat.

Arhan membuka tangan Aina yang melingkar di kepalanya, kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Aina dengan intim.

Wajah Arhan semakin mendekat dan mengecup bibir ranum Aina dengan lembut. Kecupan itu berubah menjadi luma*tan, kelembutan Arhan membuat Aina terdiam tanpa kata.

Setelah melepaskan luma*tannya, Arhan mengecup kening Aina dengan sayang. Tatapan keduanya saling bertemu dengan deru nafas yang kian memburu.

"Apa Aina yakin tidak memiliki perasaan apa-apa pada Abang?" tanya Arhan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Mata Aina mengerinyam mendengar pertanyaan Arhan, dia bingung harus menjawab apa. Tanpa disadari, hatinya mulai luluh mengingat sikap Arhan yang selalu lembut terhadapnya.

"Tidak, tidak ada perasaan apa-apa." gumam Aina, lalu memalingkan wajahnya.

"Jangan bohong! Abang bisa melihatnya, ada cinta di mata Aina untuk Abang." ucap Arhan yakin.

Wajah Aina memerah mendengar itu, dia mulai terlihat salah tingkah.

"Abang mencintai Aina dari lubuk hati Abang yang paling dalam, bukan rasa bersalah ataupun penyesalan. Tapi cinta yang begitu tulus." ucap Arhan mengakui isi hatinya.

Aina kembali menatap Arhan, matanya berkaca-kaca mendengar pengakuan pria yang masih berada di atas tubuhnya itu.

"Abang jangan bercanda!" lirih Aina dengan tatapan tak biasa.

"Untuk apa Abang bercanda? Abang bukan ABG yang hobi berkata cinta ke sana kemari." jelas Arhan.

"Tapi Bang...,"

Belum selesai Aina berbicara, Arhan kembali melu*mat bibirnya dalam. Deru nafasnya semakin memburu saat menjelajahi rongga mulut Aina dan memainkan lidahnya di dalam sana.

Aina kesulitan mencuri nafas, tekanan Arhan begitu kuat hingga membuat dadanya sesak.

Menyadari Aina yang sudah kesulitan mencuri nafas, Arhan melepaskan penyatuan bibir mereka dan mengecupnya lembut.

"Abang mencintai Aina, sangat." ucap Arhan, kemudian beranjak dari tubuh Aina dan berbaring di sampingnya.

Aina menelan ludahnya kasar, dia bahagia mendengar pengakuan Arhan. Namun dia belum bisa percaya begitu saja.

Arhan mengangkat kepala Aina dan menjadikan lengannya sebagai bantalan. Kemudian menarik pinggang Aina hingga tubuh mereka berdua saling menempel satu sama lain.

"Abang tidak akan memaksa Aina untuk mencintai Abang. Abang hanya butuh kesempatan untuk membuktikannya."

"Meskipun Abang tau Aina tidak akan pernah mencintai Abang, tapi Abang mohon tetaplah di sisi Abang!"

"Tetaplah bersandiwara di depan kedua orang tua Abang. Mereka sudah sangat bahagia melihat hubungan kita, Abang tidak tega menghancurkannya."

"Jika suatu saat nanti Aina menemukan seorang pria yang Aina cintai, Abang ikhlas melepaskan Aina bersamanya. Abang sadar, cinta tidak harus memiliki."

Tak terasa air mata Arhan tumpah begitu saja. Dia melepaskan pelukannya dari pinggang Aina dan menarik sebelah tangannya dari kepala wanita yang dicintainya itu.

Arhan duduk di balkon kamar menikmati suasana pagi yang semakin dingin mencekam. Hatinya hancur setelah mengatakan semuanya kepada Aina.

Aina bangkit dari pembaringannya dan menyusul Arhan yang terduduk lesu di sebuah kursi.

"Apa yang Abang lakukan di sini? Masuklah, di sini dingin!" pinta Aina dengan tatapan sendunya.

"Kamu masuk saja duluan, biarkan Abang di sini!"

Arhan merebahkan punggungnya pada tampuk kursi, tak terasa air matanya kembali tumpah mengingat kisah cintanya yang selalu berakhir dengan kegagalan.

………………

Pukul 7 pagi, Aina kembali menghampiri Arhan di balkon kamarnya. Melihat wajah Arhan yang tengah tertidur pulas, Aina memegangi dadanya yang terasa sesak.

Aina menyentuh wajah Arhan lembut, entah kenapa hatinya terasa sakit melihat Arhan seperti ini.

"Bang, bangun!" ucap Aina pelan.

Arhan membuka matanya perlahan, dia tersenyum kecil menatap wajah Aina yang begitu dekat.

Saat ingin menggapai bibir ranum Aina, dia teringat kembali dengan kata-katanya subuh tadi. Arhan mengurungkan niatnya dan memilih meninggalkan Aina sendirian di sana.

Setelah membersihkan diri dan mengenakan pakaian kantornya, Arhan berpamitan kepada Aina. Pagi ini dia ingin berangkat lebih awal tanpa sarapan terlebih dahulu.

……………

Di meja makan, Leona dan Airlangga saling melirik satu sama lain. Tidak biasanya Arhan absen sarapan pagi bersama mereka.

"Aina, Arhan mana Nak?" tanya Leona penasaran.

"Abang sudah berangkat ke kantor dari tadi Ma." jawab Aina dengan tatapan tak biasa.

"Tumben sekali, tidak biasanya dia ke kantor sepagi ini." ucap Airlangga bingung.

Aina menekuk wajahnya, dia takut menghadapi pertanyaan kedua orang tua Arhan. Bagaimana dia bisa menjawabnya.

"Aina, lihat Mama!" pinta Leona.

Aina memberanikan diri menatap Leona, wajahnya memerah. Bibirnya bergetar dengan mata berkaca-kaca.

"Apa yang terjadi dengan kalian, apa kalian bertengkar?" tanya Leona menginterogasi.

"Ti, tidak Ma. Aina juga tidak tau kenapa Abang berangkat begitu cepat. Mungkin Abang ada urusan yang mendesak." jawab Aina berbohong, apa lagi yang bisa dia katakan.

Usai sarapan, semua orang meninggalkan meja makan. Aina pun kembali ke kamarnya bersama Aksa. Wajahnya terlihat gelisah, dia merasa bersalah sudah berbohong pada calon mertuanya.

……………

Di perusahaan, Arhan meminta Hendru membelikan makanan untuknya. Dia berbaring di sofa dengan tangan yang terlipat di bawah kepalanya.

"Kenapa hidupku jadi seperti ini? Apa yang salah denganku? Kenapa cinta ini harus bertepuk sebelah tangan? Kapan aku bisa merasakan kebahagiaan dan dicintai oleh orang yang aku cintai?"

Pertanyaan demi pertanyaan itu membuat pita di kepala Arhan menjadi kusut. Apa yang harus dia lakukan setelah ini? Dia sendiri bingung menjalani hidup yang tak jelas arah dan tujuannya.

Usai sarapan bersama Hendru, Arhan mulai fokus dengan pekerjaannya. Dia ingin melupakan kegalauannya untuk sejenak. Terus menerus memikirkan Aina, bisa-bisa membuatnya gila.

……………

Di kediaman Airlangga, Aina termenung di dalam kamarnya. Dia memikirkan ucapan Arhan subuh tadi, entah kenapa hatinya tiba-tiba sedih mengingat ucapan Arhan yang ingin melepasnya kepada orang lain.

Aina menelan kesedihannya. Meskipun hatinya belum sepenuhnya menerima Arhan, tapi dia juga tidak mau berpisah dengan ayah dari putranya itu.

Aina meyakinkan hatinya sendiri, dia harus siap lahir dan batin menerima Arhan sebagai suaminya. Tidak ada gunanya terus terusan membohongi perasaannya sendiri.

Aina mengecup pipi Aksa dengan sayang, dia tersenyum memandangi wajah putranya itu.

"Maafkan Mama ya Nak. Demi Aksa, Mama akan mencoba mencintai Papa. Semoga keputusan Mama kali ini benar, Aksa senang kan?"

Baby mungil itu seakan mengerti maksud ucapan mamanya, senyumannya membuat Aina benar-benar gemas dan menggigit pipi putranya itu.

Sore hari, Aina sudah rapi dan wangi. Begitupun dengan Aksa. Aina membawa Aksa duduk di taman depan rumah, menanti kedatangan Arhan yang sebentar lagi pulang dari kantor.

1
Nayan Tanjung
buat arahan menjauh SJ...trus dpt cewek lembut n baik hati
Nayan Tanjung
mals bacax klo Aina bgt trus...egois
Nora♡~
lanjut ke bab2 seterusnya...
Zurita Fanani
Luar biasa
Sastri Dalila
👍👍👍
Nova Angel
keren
Dwi Estuning
Thor...tikus kecil...sgt tdk mendidik...bisa diganti...yg lain
Taufik Hidayat
kok didramatisir kayak sinetron..pertama gak ketemu2 si arhan dg aina..kedua masak gak ada feeling dr arhan kl itu anaknya
Chen Aya
baru mampir udah bikin mewek thor
Katherina Ajawaila
norak aina, lagunya malah kaya yg di pela2
Katherina Ajawaila
Aina sok kepede an, coba kalau bener kejadian. nyam2 loh di tinggal gitu aja. 😖
puji puput
seru.....ditunggu kelanjutan kisahnya.../Smile/
Nova Angel
keras kepala sih
Nova Angel
org jgn ambil kesimpulan gitu dl itu kan cuma masa lalu laki lo
Ananda Muthaharoh
lbih baik yg jadi istri si arhan sinayla aja, sikapnya dewasa, walau dia juga anak yg tertindas sm keluarganya, tp sikap nayla mencerminkan kedewasaan, ga kaya si aina, egois bin nyebelin.
Ananda Muthaharoh
si aina ini mesti dikasih jaran goyang kali ya biar dia lulut sm si arhan, kasian babang arhan pnya istri egois.
Nova Angel
mampus lo🤣🤣
Nova Angel
gila yg nyiksa ny bunuh kesel bgt
Nova Angel
jgn sampe celaka thor
Puji Utami
lama2 ga suka tokoh Aina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!