Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.
Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?
Yuk baca ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Enggak bodoh!!! Riana itu sudah memiliki suami. Maksud Mama carilah sosok Mama untuk Nadia, kalau kamu memang ingin menggantikan almarhum Kakakmu menjadi sosok Ayah bagi Nadia. Dia sangat membutuhkan sosok seorang Mama. Lihatlah bagaimana antusiasnya saat dia bersama Riana. Harusnya dari sana kamu sudah bisa melihat, kalau Nadia itu butuh sosok Mama, karena kamu nggak bisa jadi Papa sekaligus Mama untuknya."
"Aku berangkat dulu Ma. Lain kali kita bahas, aku sudah terlambat." pamit Darren.
"Dasar bocah gemblung. Kalau di beri tahu selalu saja banyak alasan." keluh Bu Windy.
Darren pun masuk ke dalam mobil setelah sebelumnya mencium punggung tangan Mamanya.
"Bagaimana ceritanya Riana bisa menginap di rumah Bapak??" tanya Rama saat mobil mulai menjauh dari perumahan Darren.
Rama sangat heran, kenapa Riana bisa sampai menginap di rumah Darren.
"Ini semua gara-gara kamu Rama, kalau saja kemarin kamu ikut lembur dan tidak pulang lebih dulu, aku tidak mungkin di antar Riana ke rumah sakit dan Riana berakhir menginap di rumah." Darren pun menceritakan bagaimana Darren bisa masuk rumah sakit dan Riana yang menginap di rumahnya.
Darren bahkan sampai lupa meminta Rama untuk menyuruhnya menghubungi Rania untuk mendatanginya malam tadi.
Darren sudah berencana untuk melepas penat bersama Rania di sebuah hotel, tapi semua itu Darren lupakan karena ia berada di rumah sakit bersama Riana.
"Ini semua gara-gara kamu Rama, jika saja kamu tidak pulang lebih awal."
"Maafkan saya Pak, saya benar-benar punya urusan penting. Lain kali saya tidak akan meninggalkan Bapak lagi."
"Sudahlah lupakan."
Darren tiba-tiba teringat celotehan Nadia pagi ini. Darren bahkan tidak pernah melihat Nadia seceria pagi ini, dan itu semua di karenakan Riana.
Apa Darren memang harus memikirkan permintaan Mamanya untuk segera mencari calon Mama untuk Nadia, karena Darren pun secara tidak langsung satu pemikiran dengan Mamanya, jika Nadia memang butuh sosok Mama, karena ia tidak bisa menggantikan peran Mama untuk Nadia.
Banyak hal yang tidak Darren ketahui yang hanya di miliki seorang wanita dalam mengurus anak.
Tapi tak bisa di pungkiri, Darren masih trauma dengan masa lalunya, luka hatinya bahkan masih sangat membekas.
Bahkan saat melihat Nadia yang sempat disayangi mantan pacarnya, masih membuat Darren teringat jelas bagaimana wanita yang sangat di cintainya meninggalkannya begitu saja bersama pria lain.
***
Riana mengecup berkali-kali hampir seluruh wajah putrinya yang saat ini di bawa Hana ke kontrakannya.
Ya, semenjak pulang dari rumah Darren dan bertemu Nadia, Riana menjadi sangat rindu pada Byan Putrinya, dan ia pun meminta Hana membawa Putrinya untuk menemuinya hari ini, karena kebetulan hari ini dia sedang libur dan memutuskan tidak pergi ke gym seperti biasanya
"Sayang... Mama kangen," ucap Riana dengan air mata yang berderai.
Byan pun memeluk erat Mamanya, seolah takut berpisah.
"Mama pulang, Byan cendili di lumah, cuma sama Bibi." celoteh Byan.
Rendi memang sudah menemukan pengasuh untuk Byan, juga asisten rumah tangga untuk memasak dan membersihkan rumah, sehingga ia sedikit lega belakangan ini.
Seharian ini Riana menghabiskan waktu bersama Byan dan Hana, tanpa sepengetahuan Rendi.
"Gimana caranya kamu bisa menculik Byan untuk dibawa kemari??" tanya Riana saat Byan terlelap di pangkuannya.
"Aku sogok baby sisternya pake seblak ceker, hebat kan aku?" ucap Hana diiringi tawa kecil.
"Memangnya Mas Rendi gak ada rumah?" kedua alis Riana bertaut.
Dan hanya dijawab dengan kedipan kedua bahu oleh Hana.
"Pergi kemana Mas Rendi sepagi ini? Apa jangan-jangan dia sudah berani menginap dirumah janda itu?" Riana membatin. Dadanya seketika dipenuhi rasa sesak.
"Udah kamu gak usah mikirin Si Rendi gila itu lagi, mending sekarang kamu fokus saja pada misi kamu untuk membuat kutu kupret itu menyesal karena udah milih Mak Lampir itu dibanding kamu." ucap Hana kesal.
"Iya Han, makasih karena kamu masih tetap mendukungku sampai sekarang" Jawab Riana Lirih.
"Si Rendi udah tahu kamu tinggal di sini??" tanya Hana.
Riana menggelengkan kepala." Mas Rendi nggak tau, tapi kami beberapa kali tak sengaja bertemu," jawab Riana.
"Aku juga pernah beberapa kali melihat Rendi terlihat mesra sama sekertarisnya itu, kelakuan mereka berdua benar-benar udah nggak wajar lagi. Keputusan kamu untuk berpisah sementara memang sudah sangat tepat."
Riana hanya bisa terdiam. ia tertunduk malu mengakuinya, tapi ini memang sebagian salahnya. Sebagai wanita, dia harusnya pandai memuaskan pandangan suaminya agar tidak terpikat oleh wanita cantik di luar sana, tapi ia lengah dan kini ia pun menyalahkan dirinya sendiri.
"Kamu masih berharap balikan sama Rendi??"
"Ada Byan di antara kami, Han. Dan aku tau Mas Rendi sangat menyayangi Byan, dan Byan pun pasti akan terus mencari Papanya kalau kami berpisah. Meski rasanya sakit, tapi aku harus bertahan demi Byan. Dan bukan tanpa alasan aku membiarkan Byan tinggal sama Papanya, aku berharap dengan adanya Byan, Mas Rendi tidak akan macam macam apa lagi sampai khilaf."
"Ya Allah Riana... Lelaki kayak gitu kok masih saja di pertahanin??" Hana semakin dibuat kesal.
"Kamu nggak akan ngerti, Han, karena kamu belum memiliki anak. Saat kamu punya anak nanti, kamu akan tau betapa pentingnya mempertahankan rumah tangga."
***
"Riana, saya mau kamu membawa Darren malam ini ke acara makan malam bersama dengan calon istrinya, apa pun caranya. Karena kalau saya yang memintanya, pasti dia akan banyak alasan," ucap Bu Windy di telfon saat jam istirahat.
"Baik Bu, akan saya usahakan," jawab Riana.
"Kalau kamu bisa membawa Darren malam ini, saya akan tambah gaji kamu malam ini juga," ucap Bu Windy.
Riana terbelalak kaget. Baru kemarin ia mendapatkan transferan gaji dari Bu Windy yang jumlahnya woww, dan kali ini gajinya akan di tambah jika bisa membawa Darren makan malam bersama keluarga calon istrinya.
"Siap Bu, saya jamin Pak Darren akan datang malam nanti ke acara makan malam dengan calon istrinya," jawab Riana yakin.
"Bagus, pokoknya saya tunggu jam delapan malam."
"Siap Bu."
Sambungan telfon pun terputus setelah Bu Windy mengatakan keinginannya.
"Pak, nanti malam kita ada acara makan malam bersama Mr Robert, jam delapan malam di hotel xxx," ucap Riana saat ia menyerahkan berkas yang harus Darren tanda tangani.
Darren melirik sekilas, sedikit heran, tapi akhirnya mengangguk pelan. Ia mempercayakan semua jadwalnya pada Riana, dan selama hampir dua bulan ini Darren mengakui cara kerja Riana yang sangat bagus. Dia pun masih bisa bertahan dengannya meski setiap hari ia selalu memberinya pekerjaan yang tiada habisnya, dan juga permintaan-permintaannya yang kadang ia sengaja untuk mengerjainya.
Darren berharap Riana mundur dari kantornya, tapi nyatanya Riana tak memberikan tanda-tanda jika ia akan berhenti dari kantor Darren, dan Darren diam-diam salut dengan kegigihan Riana.
"Baiklah, kamu siapkan pakaianku untuk datang kesana, karena Rama sedang bertugas ke luar kota, jadi kamu yang akan mengambil alih tugasnya."
Riana mencebik kesal. Pekerjaannya saja tidak ada habisnya, dan sekarang Darren kembali menambahnya. Darren ini memang akan membunuhnya secara perlahan jika ia terus bertahan di kantor ini.
"Bertahanlah Riana, sampai kamu bisa mengumpulkan uang yang banyak, dan membeli tanah juga buat usaha, setelah itu keluarlah dari neraka dunia ini," gumam Riana.
"Nggak usah ngomong sama Hantu!!! Kalau kamu keberatan,
kalopun tdk ya gakpapa
coba kau baik baik aja dirumah Darren mungkin selamat
knpa Luna gak diantar kerumah sakit aja? kenapa harus dibawa masuk kerumah? gak cukup ya buat Riana keguguran?