NovelToon NovelToon
NO.14 I'M LEGENDS

NO.14 I'M LEGENDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Pemain Terhebat / Mengubah sejarah / Penyelamat
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: c a i n

Meninggalkan tanah air di usia yang muda tidaklah mudah. Untungnya Tobias masih memiliki ibu yang sangat cantik dan pergi bersama ibunya.

Tobias memulai karir sepak bolanya di tim junior sebuah klub yang tempat latihannya tak jauh dari rumahnya.

Mampukah Tobias tumbuh menjadi seorang pemain sepak bola yang hebat dan menjadi seorang legenda di dunia sepak bola dan tanah airnya?

Saksikan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Habiskan Waktu dan Obrolan

Ruang ganti.

Tobias menatap kepergian kaptennya Maloney yang baru saja mengucapkan beberapa patah kata sebagai pengingat dan penyemangat untuknya.

Setelah melihat kaptennya, Maloney benar benar keluar dari ruang ganti, Tobias menunduk.

"Terima kasih kapten!" Tobias kemudian segera berbalik dan membersihkan tubuhnya dengan sangat cepat.

Di lapangan, Maloney memberitahu pelatih Andre bahwa semuanya aman.

Sementara itu, saat para pemain memasuki ruang ganti, Tobias telah berganti pakaian dan sudah sangat segar.

"Tobias! Besok kita libur, lusa kembalilah berlatih lagi." Pelatih Andre mengingatkan dengan nada mengejek dan semua pemain tertawa.

Tobias tertawa malu dan mengangguk mengerti.

"Oke aku ingat."

"Kalau begitu, aku duluan." Tobias yang sudah merapikan lokernya langsung berjalan ke luar dengan pakaian yang di pakai nya saat berangkat tadi.

Melihat kepergian Tobias, pelatih Andre melirik para pemain.

"Tidakkah kamu seperti Tobias?"

"Atau apakah kalian semua tidak memiliki gadis yang harus di kencani?" Mendengar ini para pemain tertegun sementara Andre dan staf nya tertawa.

Semua pemain dengan cepat buru buru membersihkan tubuhnya.

Mereka jelas mengerti maksud dari pelatih, yaitu pelatih memberikan kebebasan bagi mereka hari ini apalagi besok libur.

Melihat para pemainnya dengan gila saling berebut, Andre menggelengkan kepalanya.

"Lusa kembalilah berlatih dan kalian harus bersemangat seperti ini saat berlatih." Andre mengingatkan para pemain.

Sementara itu, Tobias telah keluar dan menemukan Emilia yang berdiri di tempat parkir.

"Kemana kita hari ini?" Tanya Emilia.

"Ayo, aku akan mengajakmu berjalan jalan." Jawab Tobias.

Keduanya berjalan di jalanan dengan berdampingan seraya mengobrol. Tentunya pertanyaan juga di ajukan oleh Tobias kenapa Emilia bisa terlambat.

Alasannya sangat sederhana, Emilia mencari pakaian yang tepat dan cocok untuk datang menonton.

Alasan seperti ini membuat Tobias harus kembali menjatuhkan pandangannya pada seluruh tubuh Emilia dan menilainya lagi.

Memang benar dan Tobias mengakui bahwa Emilia sangat sangat modis dengan pakaian seperti ini.

Kecantikannya juga semakin bertambah.

Keduanya menghabiskan waktu dengan memasuki beberapa toko dan berbelanja ringan.

Keduanya mencari tempat makan dan makan bersama.

Menjelang sore hari, Tobias yang berjalan berdampingan dengan Emilia tiba tiba berhenti.

"Ada apa?"

"Apakah kamu ingin menonton itu?" Tunjuk Tobias pada sebuah layar besar di jalan yang sedang mempromosikan sebuah film baru.

"Sekarang?"

"Iya sekarang. Tak masalah kan kamu pulang malam?" Tobias bertanya.

"Tak masalah, kalau begitu ayo." Emilia mengangguk setuju dan Tobias langsung meminta Emilia untuk menanyakan di tempat mana mereka akan menonton.

Malam harinya, Tobias dan Emilia keluar dari bioskop dengan wajah aneh.

"Filmnya kurang." Ucap Emilia dan Tobias bersamaan.

"Kamu yang mengajukan ini." Emilia menuduh.

"Kamu setuju." Jawab Tobias.

Keduanya terdiam tapi langkah kaki mereka tidak berhenti.

"Apakah kamu kecewa?" Tanya Tobias.

"Tidak."

"Kalau begitu besok kamu punya waktu lagi?"

"Banyak. Apakah kamu akan mengajakku berkencan lagi?"

"Hah?" Tobias menatap Emilia dengan kaget.

"Maksudku bermain." Emilia juga tersipu malu.

"Iya aku mengajakmu berkencan." Balas Tobias yang membuat Emilia semakin tersipu.

Obrolan mereka juga tidak canggung lagi seperti saat baru keluar dari bioskop.

Di depan pintu rumah Emilia, Tobias menatap Emilia yang tangannya sudah memegang pintu.

Kedua mata itu saling menatap dan saat Tobias ingin mengatakan sesuatu, Emilia mendekat dan mencium pipinya dengan sangat cepat dan langsung membuka pintunya untuk masuk ke dalam rumah.

Emilia meninggalkan Tobias yang mematung di depan pintu.

Tobias mengangkat tangannya untuk mengelus pipinya.

"Apakah dia baru saja mencium ku?"

"Apakah seperti ini rasanya di cium oleh wanita selain ibu?" Tobias tersenyum cerah dan segera berbalik untuk pulang.

Di perjalanan pulang, pikirannya sedang kacau saat ini.

'Teman teman di tim mengatakan bahwa berpacaran tak perlu mengungkapkan isi hati mu, asalkan kamu melakukan apa yang harus di lakukan sebuah pasangan, itu berarti kamu sudah resmi berpacaran.'

'Apakah hal tadi termasuk?'

Tobias memikirkan perkataan teman temannya dan juga tindakan Emilia barusan.

Sesampainya di rumah, Tobias melihat ibunya yang sedang menonton televisi.

"Dari mana saja kamu? Panggilan ibu tidak jawab."

"Haha." Tobias hanya tertawa bahagia saja dan segera duduk di samping ibunya.

Perilaku Tobias mencurigakan, dan Sylvia tiba tiba mendapatkan sebuah ide.

"Apakah kamu tadi melakukan perbuatan yang berlebihan?" Sylvia menatap Tobias dengan tajam dan Tobias yang mendengar ini langsung menegang.

"Apa yang ibu maksud?" Tobias bertanya dengan bingung dan cemas.

"Itu." Sylvia menunjuk pada pipi Tobias.

Tobias yang melihat ini segera menutupinya dengan satu tangan dan tangan lainnya mengambil ponsel yang ada di sakunya.

'Apakah ini berbekas?'

Tobias dengan panik segera mengaca pada kamera ponsel tapi tidak terlihat apa apa.

"Apa Bu? Tidak apa apa di sini."

"Lalu kenapa kamu panik?" Tanya Sylvia.

Tobias mendengar ini tertegun dan tertawa kering.

"Haha."

"Tidak ada, aku hanya takut..."

"Umm?" Sylvia menatap tajam.

"Ah tidak ada apa apa bu, aku kembali dulu ke kamar. Aku juga sudah makan tadi." Tobias langsung berlari ke kamarnya.

Sylvia melihat anaknya lari dan tahu bahwa tebakannya benar.

Sylvia bisa mencium wangi seorang gadis yang masih menempel pada tubuh anaknya.

"Hah!"

"Sudahlah biarkan saja. Pergaulan di sini memang terlalu bebas. Tapi aku harus sedikit mengingatkannya agar Tobias tahu beberapa aturan." Sylvia sudah mengambil jalan karena dirinya sendiri tak bisa berbuat apa apa.

Jika Sylvia terlalu mengekang, Sylvia takut Tobias yang biasanya menurut dan baik akan memberontak dan membencinya karena terlalu ikut campur dalam urusannya.

Apalagi umurnya Tobias memang dalam tahap seperti ini.

Sylvia sendiri mengingat masa mudanya dan menggelengkan kepalanya.

Tobias yang sudah berada di kamarnya langsung merebahkan tubuhnya.

"Ah, ibu pasti sudah bisa menebak nya."

"Apakah ibu akan marah?"

"Tapi sepertinya ibu tak akan marah kan?"

Tobias yang memikirkan masalah ibunya itu membuat Tobias tidak bisa tidur.

"Ah! Apakah ibu marah?" Tobias yang tak bisa tidur akhirnya hanya bisa kesal dan segera bangkit dari kasurnya dan membuka pintu untuk menemui ibunya lagi.

Melihat ibunya masih ada di ruang tamu dan sedang membereskan camilan yang dimakannya, Tobias langsung datang pada ibunya.

"Bu..?"

"Ada apa?"

"Apakah ibu marah?"

"Tidak. Hanya saja ibu ingin mengingatkan bahwa kamu harus berhati hati."

"Baiklah duduklah dulu. Ibu akan bercerita."

Tobias menurut dan duduk di sofa sederhana.

"Apakah kamu tahu siapa ayahmu?"

Tobias menggeleng karena ibunya tidak memberitahu dan bahkan tidak membiarkannya untuk tahu.

Karena sedari kecil di tanamkan seperti itu, Tobias juga melupakan apa yang namanya sosok ayah.

"Itu sengaja ibu tidak beritahu padamu. Ibu tidak ingin kamu sepertinya."

"Ibu mengingatkan mu agar berhati hati karena ibu tidak ingin gadis yang kamu dekati sekarang mengalami nasib yang sama seperti ibu."

"Apakah sampai sini kamu sudah paham?"

Pikiran Tobias langsung berdengung ketika mendengar ini. Tobias langsung paham maksud dari perkataan ibunya.

Tobias juga menunduk karena tidak tahu apa yang dirasakannya sekarang.

Apakah sedih karena terlahir dari pergaulan bebas atau sedih karena memiliki sosok ayah yang tidak bertanggung jawab atau juga sedih memikirkan ibunya yang berjuang sendirian untuk membiayai hidup keduanya.

Lalu Tobias menyambungkannya dengan hubungannya dengan Emilia saat ini. Jika dirinya melakukan seperti yang ibu dan ayahnya lakukan, apakah Emilia sanggup bertahan seperti ibunya?

Pikiran Tobias benar benar bekerja saat ini dan memikirkan banyak konsekuensi mengenai hubungannya.

1
muhmamad fajar Fathurrizky
lanjut update thor
Mhmmd Fajar
thor up, jangan hiatus
upin ipin
thor up
Mhmmd Fajar
Thor up
muhmamad fajar Fathurrizky
lanjut update thor
Mhmmd Fajar
thor up
AS™💨
up gk ni/Hey/
chris
bagus
dennisad
Lanjuttt
muhmamad fajar Fathurrizky
lanjut update thor ceritanya seru
Mhmmd Fajar
lanjut trs thor
PotatoBoy
update thor
Mhmmd Fajar
lanjut thor seru jangan d hapus lagi
Mhmmd Fajar
lanjut
Mhmmd Fajar
lanjut Thor seru
muhmamad fajar Fathurrizky
lanjut update thor ceritanya seru
muhmamad fajar Fathurrizky
lanjut update thor
PotatoBoy
jangan masuk lewat orang dalam kalo mau ke timnas
PotatoBoy
mantap thor
PotatoBoy
btw ini di tahun berapa thor, apakah ditahun pas STY baru melatih.?
PotatoBoy: hehe ya THN 2017, itu THN sty belum melatih, THN 2018 kalo gak salah ya sty baru melatih
c a i n: belum temanku, lebih baik kamu baca lagi deh temanku. aku udah tulis kok alur tahun dari cerita ini.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!