mengisahkan remaja cantik yang di jadikan jaminan keluarganya pada seorang Mafia, dan di jadikan alat transplantasi ginjal untuk kekasih Mafia tampan. salahnya dia adalah mempunyai cinta yang tersembunyi pada mafia tampan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terbiasa
Xavier memeluk Hira seketika " kamu tidak akan melakukan operasi itu! kamu akan tetap seperti ini, karena aku juga mencintaimu! "
Hira membalas pelukan Xavier " jangan membual lagi padaku.! jangan menjatuhkan mental yang susah payah saya bangun. ! saya tidak apa-apa.. saya hanya mencoba pasrah.! "
Cup....
Xavier mencium bibir Hira tiba-tiba. dia merasakan sakit yang sangat ketika mendengar ucapan ikhlasnya.
Hira mencengkram kuat punggung suaminya. Xavier merasakan itu ,namun dia masih saja menempelkan bibirnya pada bibir Hira. benar-benar diam tanpa lumatan ataupun sesapan.
keduanya memejam namun tidak ada yang menggerakkan bibirnya ,seakan merasakan gejolak hati masing-masing.
setelah bibit mereka terlepas Hira kembali menatap wajah tampan berdarah cina itu. bentuk wajah yang sempurna menurut Hira. untuk standar ketampanan, Xavier memang juaranya. dia sangat tampan mau di pandang dalam segi apapun yang ada pada fisiknya.
setelah itu tidak ada lagi obrolan di antara mereka. dan akhirnya keduanya tidur bersama dengan saling berpelukan.
Keesokan paginya Hira masih enggan keluar kamar mereka. memang sejak saat itu. Hira tidak pernah lagi keluar kamarnya. hanya Xavier yang mengijinkan siapa saja yang bisa masuk kamar mereka.
" apa kamu benar-benar tidak ingin keluar? " tanya Xavier untuk yang ke sekian kali. dan jawaban Hira tetap menggeleng.
Pelan-pelan Xavier mendekat pada Hira " apa kamu tidak bosan di sini setiap hari.! " tanya Xavier.
" tidak,, aku merasa aman di sini! " jawab Hira.
" apa yang membuatmu takut untuk keluar? " Xavier mencoba menyelidiki.
" semua yang ada di sini semuanya jahat.! "
" tapi dia akan berpamitan padamu! "
" humaira! " tebak Hira dan Xavier mengangguk . "apa tidak bisa dia yang ke sini! " tanya Hira.
setelah itu Xavier menatap lama Hira. dan setelah itu dia mempersilahkan humaira untuk masuk ke kamarnya. setelah itu Hira dan humaira bercengkrama sebentar, sampai akhirnya dia benar-benar pamit dan pergi.
Setelah humaira pergi Xavier kembali mendekati Hira "apa sebenarnya yang kamu takuti di sini!? " tanya Xavier melanjutkan.
" semua yang ada di sini tidak ada yang suka padaku! " kata Hira.
" siapa bilang? "
" itu adalah kenyataan. ! " jawab Hira tegas. "bahkan aku pernah akan ,,,, ! " Hira menatap Xavier.
" apa? "
" akan di bunuh! " lanjut Hira.
Tentu saja Xavier sangat kaget. siapa yang berani lancang di mansionnya. " saya tahu kalau saya pasti akan mati. namun aku juga merasa sangat ketakutan saat itu.! " Hira mulai berkaca-kaca.
" siapa yang berani melakukan itu! " tanya Xavier mulai menguatkan aura gelapnya.
" aku juga tidak tahu.! " jawab Hira.
" sekarang keluarlah! tidak akan terjadi apa-apa padamu. aku sudah memasang pengaman dan CCTV di setiap sudut mansion.! " kata Xavier.
" benarkah? "
" hmm! " ...
Hira tersenyum pada Xavier. dan Xavier begitu merasa bahagia melihat Hira yang tersenyum padanya.
dan sejak hari itu Hira sudah berani keluar kamar dan dia juga sudah berani berjalan berkeliling mansion itu.
karena merasa kalau dirinya sudah aman Hira menuju ke area hutan yang dekat dengan area kandang kuda , dia merasa bebas saat ini. sudah beberapa hari Xavier memang sangat sibuk. dia selalu keluar untuk melakukan pekerjaannya.
Dan ketika Hira sedang berjalan tiba-tiba mobil yang di bawa Xavier pulang. ketika Hira melihat dia langsung berlarian menghampiri mobil suaminya itu.
Tampak gaun indah yang merumbai. Xavier langsung tersenyum mendapat sambutan bahagia dari istri kecilnya itu. dan setelah itu Xavier turun dari mobil. hendak menyambut istri yang sedang menghampirinya.
" assalamu'alaikum! " salam Hira sambil meraih tangan Xavier yang sudah lebih dulu terulur. kebiasaan itu sudah di biasakan Hira pada Xavier. ketika hendak pergi dan datang.
" waalaikum sayang! " jawab Xavier.
Seketika Hira melotot. " ulang... siapa yang mengajatimu seperti itu! " marah Hira.
" waalaikumsalam! " ulang Xavier dengan benar.
" kenapa kamu pulang cepat! " kata Hira.
" karena aku merindukanmu! " jawab Xavier.
" apa biasanya kamu tidak merindukanku? "
" tidak seperti hari ini! "
" kenapa dengan hari ini? " tanya Hira. mereka masih berjalan beriringan karena Hira yang menginginkan . menurutnya sangat romantis berjalan berdampingan di bawah pohon rindang yang begitu menyejukkan.
" tidak ada apa-apa. hanya merasa merindukanmu itu saja.! " jawab Xavier.
Sebenarnya Xavier tiba-tiba merasakan kecemasan pada Hira. entah kenapa tadi dia berpikir buruk tenang gadis itu. dan dia merasa bersyukur karena Hira ternyata baik-baik saja.
" kita sudah dekat dan banyak berkomunikasi. tapi saat ini aku masih belum memanggilmu dengan panggilan.? " kata Hira tiba-tiba.
langkah Xavier langsung berhenti, dan menatap Hira yang di sampingnya. dia sedikit membungkuk untuk mengsejajarkan wajahnya . " memang kamu mau memanggil aku apa? " tanya Xavier.
" aku juga tidak tahu! " jawab Hira.
" ya sudah panggil nama saja! " kata Xavier. kemudian kembali menegakkan badannya.
" mana bisa,,! akan terdengar sangat tidak sopan kalau seperti itu! " protes Hira.
" ya kalau begitu senyamanmu saja! " jawab Xavier sambil kembali berjalan.
Hira tampak berpikir dengan kaki yang masih melangkah. dan ketika dia melirik ke arah Xavier tiba-tiba saja dia tersenyum. dan Xavier mengetahui itu. " ada apa? " tanya Xavier.
" aku panggil kamu om saja ya? " kata Hira. Xavier langsung menghentikan langkahnya dan menatap Hira .
Hira semakin tersenyum melihat respon Xavier tentang ucapannya " om,,,! " Xavier memastikan. dan Hira malah mengangguk semangat. " kenapa om? " tanya Xavier.
" karena kamu seperti pamanku! " jawab Hira semakin menggoda.
" apa aku setua itu? "
" memangnya apa anda akan mengatakan kalau anda masih seusia saya? "
" ya,,, aku memang sudah tua! " akhirnya Xavier mengalah dan kembali menegakkan badannya. kemudian melanjutkan jalan. Hira tahu kalau Xavier sedang merajuk saat ini.
Grep...
Tiba-tiba Hira memeluk Xavier dari samping. Xavier langsung tersenyum, dia tahu kelemahan Hira adalah melihat dia merajuk. pasti dia akan takut dan langsung memeluknya.
" apa kamu marah? " tanya Hira seperti anak kecil.
" apa kamu pernah melihatku marah? "
" pernah! " jawab Hira.
" kapan? "
" pas di ruang kerjamu, kamu memarahi anak buahmu sampai memerah! " jawab Hira.
Ya Xavier ingat dia pernah menghajar anak buahnya waktu ada Hira di sana. dan Xavier juga melihat betapa takutnya Hira saat itu.
" apa aku boleh meminta suatu padamu?" kata Hira.
" katakan saja! " jawab Xavier santai.
" aku mau bertemu nenek! "
Xavier langsung berhenti. dia memejamkan mata sejenak. dia tidak tahu jawaban apa yang harus di berikannya. karena pasti akan membuat Hira sangat shock dan terpukul nanti.
" kamu sudah mengulur waktu terlalu lama ! apa sekarang kita bisa ke rumah sakit sekarang.! " lanjut Hira karena Xavier hanya diam saja.
Hira langsung menunduk sedih dan airmatanya langsung menetes. dia berpikir kalau Xavier akan menolak ajakannya lagi.
" kita akan pergi sekarang! " jawab Xavier.
kecewa sih sama cerita ini di luar ekspektasi meninimal happy end lh ka, buat mereka hidup bahagia, aku berharap banyak ke kakak untuk buat happy end🙏
penasaran aku