NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Bara

Cinta Dalam Bara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: khitara

dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.

perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.

namun...
dia adalah kakak tirinya.

mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.

simak cerita baru aku ya....

cinta dalam bara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4 belajar menerima takdir

Satu minggu telah berlalu sejak kematian sang papa.

Sikap Raha berubah menjadi lebih pendiam. Tak ada lagi suara gelak tawa dari gadis cantik itu bahkan celotehannya yang kerap kali terdengar bersama pelayan di pagi hari juga siang hari setelah ia pulang sekolah.

Namun demikian,

Raha berusaha berdamai dengan keadaan dan berusaha menerima takdirnya.

Sebagai buktinya, gadis itu sudah mau keluar kamar dan turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama.

Meski kini yang ada bersamanya di rumah itu hanya orang lain.

Namun tidak Raha pungkiri,

Ia sudah terbiasa bersama Calista bila di bandingkan dengan Meylani sang bibi.

Seperti juga pagi hari ini.

Raha terlihat menuruni anak tangga dengan memakai seragam lengkap dan tas di pundaknya.

Hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah setelah hampir satu minggu ia tak masuk sekolah samasekali.

Ia pun tak berinteraksi dengan pihak sekolah selama satu minggu itu.

Bahkan ketika guru gurunya dan perwakilan teman teman kelasnya datang melayat,

Yang menemui mereka hanya Calista saja

Tapi sekarang ia harus sekolah, ujian nasional kurang 1 bulan lagi.

Ia memang harus sekolah.

Jadi mau tidak mau dia harus pergi.

Dua orang di meja makan nampak menatapnya, khususnya sepasang mata elang seseorang yang telah lebih dulu berada di sana.

Mata itu tak henti menatap setiap langkah kaki Raha menuruni anak tangga hingga gadis itu berakhir duduk di salah satu kursi di meja makan.

" kau siap untuk sekolah sayang ?! " tanya Calista kepada Raha.

Raha tak menjawab, tapi gadis itu menganggukan kepalanya.

" mau sarapan apa nona ?! " tanya bibik Mira yang segera mendekat ketika ke arah meja makan begitu melihat Raha duduk di sana.

Wanita itu memang bertugas melayani Raha sejak gadis itu masih kecil.

Bahkan bik Miralah yang sudah merawatnya selama ini. Bik Mira sudah seperti pengganti sang mama bagi Raha.

" nasi goreng saja bik..." jawab gadis itu singkat.

Bik Mira pun mengambilkan nasi goreng yang kemudian ia letakkan di atas piring Raha.

kemudian Raha mulai menyuap makanannya.

Semua gerak geriknya tak lepas dari tatapan Calista dan Leon dengan tatapan mata yang entah.

Calista menatap Raha dengan tatapan yang sedikit tajam.

Sementara Leon,

Pemuda 24 tahun itu menatap Raha dengan tatapan yang entah.

Sebuah tatapan yang seakan penuh makna namun sulit untuk di artikan.

Entahlah....

Leon sendiri juga tak tahu, sejak melihat gadis itu menangis di rumah sakit dengan begitu tak berdayanya.

Kebisuan gadis itu di pemakaman hingga pingsannya Raha pagi itu seolah selalu berputar di otaknya.

Sejak itu ia jadi sering menatap gadis itu dalam diam.

Selesai dengan sarapannya, Raha segera bangkit dan berpamitan.

" tante...

Aku berangkat dulu " pamit gadis itu kepada Calista.

" tunggu Raha " panggil Calista

" ya...?! " Raha menghentikan gerakannya dan menoleh kepada Calista.

" biar Leon yang mengantarkanmu " kata Calista kemudian.

Raha menoleh sejenak kepada Leon yang tengah sibuk menyuap makanannya.

Tak ada pergerakan sedikitpun dari pemuda itu mendengar ucapan Calista itu.

" tidak terimakasih tante...

Aku akan berangkat di antar pak John " jawab Raha kemudian sambil melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan itu.

Raha telah masuk ke dalam mobil yang telah di siapkan olah pak John dan duduk di bangku belakang ketika tiba tiba seseorang ikut masuk ke dalam mobil itu.

Seseorang itu duduk di depan setir.

" kau...!! " Raha sedikit terpekik pelan ketika melihat Leon telah duduk di depan setir.

" aku yang akan mengantarmu..." kata pemuda itu dengan raut wajah datar kemudian ia menghidupkan mesin dan mulai menjalankan mobil itu.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah Raha yang membutuhkan waktu sedikit lama.

Raha dan Leon hanya diam membisu.

Tak ada perbincangan sedikitpun dari keduanya hingga akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah gadis itu.

" terimakasih...

Tapi lain kali tidak usah seperti ini. Aku lebih terbiasa di antar pak John " kata Raha sebelum ia turun dari mobil.

Raha keluar dari mobil dan sejenak membenahi seragamnya sebelum ia masuk ke dalam gerbang sekolah.

" sejak hari ini aku yang akan mengantarmu ke sekolah, jadi biasakan dirimu padaku " tiba tiba Leon telah berdiri di sisi gadis itu.

Raha lagi lagi di buat terkejut dengan kehadiran Leon itu.

Selain tiba tiba,

Menurutnya posisi Leon terlalu dekat dengannya, hingga Raha sedikit menyisih.

" mana ponselmu ?! " tanya Leon kemudian masih dengan raut wajah datar.

" untuk apa ?! " tanya Raha sedikit takut sekaligus curiga dengan sikap pemuda itu.

Entahlah...

Ia merasa, sejak sang papa tiada. Sikap Leon seperti berubah padanya.

Tak jarang ia memergoki pemuda itu tengah diam diam menatapnya.

" berikan padaku " jawab Leon sambil tangannya mengulur terbuka kepada Raha.

" tidak...

Itu privasiku " jawab Raha sambil bersiap melanjutkan langkahnya.

Namun langkahnya terhenti ketika tiba tiba Leon mencekal tas ranselnya yang menggantung di pundaknya.

Jadi...

Mau tak mau Raha pun menghentikan langkahnya.

" lepaskan...

Apa sih maumu ?! " sentak Raha kesal.

" ponsel... " jawab Leon.

" tidak mau "

" kau berikan padaku atau aku ambil sendiri di tasmu...?! " ancam Leon dengan tatapan tajam kepada Raha.

Keduanya saling menatap tajam.

Merasa tak ada jawaban dan respon dari Raha, Leon mulai berusaha mengambil tas ransel yang menggantung di pundak Raha.

" lancang sekali kamu...lepaskan " sentak Raha tak suka dengan sikap memaksa Leon itu.

" aku sudah katakan padamu, berikan atau aku ambil sendiri "

" ya ya ya....

Tunggu..." akhirnya Raha pun tak punya pilihan lain, ia tak berdaya.

Akhirnya ia pun mengambil ponselnya dari dalam tas dan meberikannya kepada Leon.

Leon segera membuka ponsel itu, namun karena merasa tak bisa membuka ponsel itu karena ponsel itu yang tersandi.

Pemuda itu kembali menatap tajam kepada Raha.

" ckk....

Papaku sayang, huruf kecil semua " jawab Raha jutek.

Seulas senyum miring tersungging di bibir Leon demi mendengar kata sandi ponsel gadis itu.

" kau tak punya orang tersayang lain selain papamu ?! " tanya Leon dengan nada mengejek.

Raha melipat kedua tangannya di depan dada dan melempar pandangannya ke tempat lain.

Bibir Leon kembali menyunggingkan senyum, dan senyum pemuda itu semakin kentara ketika ia melihat foto candid gadis itu yang ia gunakan sebagai wall paper.

" dasar bocil narsis...." ejeknya pelan.

Sementara Raha hanya mencebik tak suka.

" buruan, aku mau masuk " sentak Raha kemudian.

Leon nampak mengetikkan sesuatu ke dalam ponsel Raha.

Tak lama, ia menyerahkan kembali ponsel itu pada pemiliknya.

" itu nomor ponselku, hubungi aku jika kau butuh sesuatu nanti " kata Leon setelah ponsel itu kembali ke tangan Raha.

Mendengar kata kata Leon, Raha sontak menatap pemuda itu dengan tatapan aneh.

" jangan pernah mengganti kata sandimu tanpa memberitahuku " kata Leon lagi sambil melangkah memutari mobil.

" oh ya...

Hubungi aku saat kau pulang sekolah nanti, aku akan menjemputmu " pesan terakhir Leon sebelum akhirnya ia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil itu meninggalkan Raha yang masih terpekur di tempatnya berdiri.

Sungguh gadis itu di buat seperti orang bodoh karena ulah tak jelas Leon.

Raha benar benar di buat jantungan dengan ulah Leon itu.

Ia sungguh tak habis pikir dan tak bisa menebak apa maksud dan tujuan pemuda itu bersikap demikian kepadanya.

Sebelum ini keduanya tak pernah sekalipun bertegur sapa walau untuk sekedar berbasa basi atau apa.

Tapi ini.....

1
Agus Tina
Aduh kenapa menghubungi mama Raha?
Yuliana Tunru
aduh raha smoga kau segwra baikan dan smoga dokter zaki tlp jadi raha bisa ditolong ..kasihan bgt jgn sampai.mati sia2 dan calista makin bebas merampok harta mu raha
Agus Tina
Thor kali ini buatlah cerita yg dikit beda ya thor. Jangan biarkan Raha menerima Leon ... carilah tokoh lain yg bener2 sayang pada Raha ... semangat upnya ... vote untukmu
Ripah Ajha
the best, 👍🏻 👍🏻👍
Ripah Ajha
baru baca, karyamu bener2 keren Thor👍👍👍
indy
semoga raha tidak hamil
Susi Akbarini
ya ampun raha..
kok gak hubungi dokter xani..
Siti Nurhasanah
haduuuhh...mana Raha belum tandatangan lagi. Takutnya Calista keburu tahu rencana Raha dan berusaha menggagalkannya, selama Raha masih sakit
Yuliana Tunru
raha ttp lah sembunyi atau oergi lah ke LN tinggal dgn bibi mu dan beeusaha agar ttp sehat biar bisa bls leon dan sinhkirkan calista dlm hidup mu
indy
jangan sampai calista menemukan raha sekarang
Siti Nurhasanah
kok jadi Nyonya Zahra 😄
Yuliana Tunru
smoga msh selamat biar tau rasa sakit hati krn tak bisa ketemu raha lg ..dan smoga calista diusir dr perusahaan papa raha dgn surat kuasa dr raha dan.pengacara x
indy
semangat Raha, sembuhkan dirimu
Susi Akbarini
tenanggggg calistaaa..



penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤
Titin Rosediana
semangat Raha... jadilah kuat buat Leon & Calista menyesal sedalam2nya...up lagi ka/Drool/
Agus Tina
Kasihan Raha .... Leon rasain
Yuliana Tunru
akhir x kemarqhqn rqhq tumpah akibat kecewa x yg sangat mendlm dr orang2 yg dekat x dgn x..smoga leon baik2 z ya
Tuti Tyastuti
lanjut💪
Tuti Tyastuti
sabar ya raha
Tuti Tyastuti
lanjut thor💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!