Clarissa tidak menyangka jika dirinya diberi kesempatan untuk kembali ke waktu.
Dis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertandingan
Daniel langsung membekukan semua fasilitas yang ia berikan pada Clarissa . Hanya tinggal pakaian dan juga ponsel .
Keesokkan harinya Clarissa kembali ke sekolah. Bertepatan dengan hal itu pertandingan basket antar sekolah juga diselenggarakan.
Banyak siswa dari sekolah lain yang datang ke sekolah Clarissa. Suasana menjadi sangat ramai . Bukan hanya karena ada siswa lain namun juga ada beberapa wali murid yang datang untuk melihat jalannya pertandingan.
Clarissa mencari tempat yang tidak terlalu ramai . Jika biasanya dia akan duduk dibangku depan saat pertandingan, hari ini dia tidak berada di sana .
Clarissa sudah berkeliling mencari tempat yang agak sepi namun belum juga menemukannya. Tujuan satu-satunya yang belum ia datangi yaitu perpustakaan.
Situasi di perpustakaan cukup sepi . Clarissa mencari tempat yang agak pojok . Namun sebelum itu , dia mencari buku terlebih dahulu .
Pertandingan sudah dimulai . pertandingan pertama antara SMA 1 putra melawan SMA 2 putra . Pertandingan itu dimenangkan oleh SMA 1 putra . Selanjutnya SMA 1 putri melawan SMA 2 putri . Lagi-lagi dimenangkan oleh SMA 1.
SMA 3 merupakan tempat Clarissa bersekolah. Saat ini SMA 3 putra melawan SMA 4 putra . Tim Steven berhasil memenangkan pertandingan itu dengan skor tipis .
Clarissa tidak peduli dengan pertandingan itu . Sekarang dia malah tertidur dengan buku yang menutupi wajahnya.
Daniel ternyata datang memenuhi permintaan Bella . Dia datang bersama dengan Sandra yang ingin menemui Clarissa.
Betapa bahagianya Bella saat melihat kehadiran Daniel dan Sandra .
" Om dan Tante benar-benar datang ," sapa Bella dengan mata berbinar.
" Tentu saja om harus datang untuk melihat penampilan keponakan om yang cantik ini ," jawab Daniel sambil tersenyum.
Namun tidak dengan Sandra yang menatap Bella datar . Dia sudah tidak bisa lagi berpura-pura manis saat ketentraman keluarganya sudah terenggut .
" Terima kasih paman .... Tante ."
" Hem ... semoga pertandingannya lancar ."
" Mari Bella antar ke barisan penonton."
Bella membawa keduanya ke barisan penonton . Setelah itu dirinya kembali ke tim sebab sebentar lagi dirinya akan segera bermain .
" Baiklah... Pertandingan selanjutnya yaitu tim putri dari SMA 3 melawan tim putri dari SMA 4 . Silahkan para pemainnya masuk kedalam lapangan!"
Plok plok plok
Bella dengan percaya diri masuk kedalam lapangan beserta para pemain yang lain . Tidak seperti tim Steven, tim Bella sering mengalami kebobolan .
Apalagi Bella ... bola yang ada ditangannya sering direbut oleh lawan . Entah karena malu atau karena apa emosi Bella jadi terpancing .
Bella sering melakukan tindakan kasar yang berakibat mencelakakan pihak lawan . Daniel yang melihat hal itu tidak bisa menutupi kekecewaannya.
Akhirnya Bella di diskualifikasi. Selain itu ada salah satu pemain yang tidak mampu untuk bermain lagi akibat cedera di kaki .
Pak Budi merasakan malu yang luar biasa akibat ulah dari Bella . Namun ia juga harus bertindak jangan sampai sekolah mereka mengalami kekalahan telak .
" Maaf kan saya pak . Saya tidak bisa mengontrol emosi saya ," ucap Bella sambil menunduk .
" Tidak papa , untuk selanjutnya kamu harus bisa mengontrol emosi kamu jangan lagi seperti yang tadi ," ucap pak Budi dengan bijak .
" Terimakasih...oh iya untuk Aurora bagaimana pak ?"
" Kembali ke bangkumu . Untuk Aurora akan ada pemain pengganti yang menggantikannya."
" Lebih baik kamu kembali dulu ke bangku . Yang lain biar menjadi urusanku," ucap pak Budi sebelum meninggalkan tempat itu .
Dia harus bertindak cepat . Dia memilih pemain pengganti untuk menggantikan Aurora . Namun akibat insiden Bella dan Aurora membuat mental pemain itu down .
Pak Budi merasa frustasi. Namun tiba-tiba pak Herman datang dan membisikkan sesuatu di telinganya .
" Bagaimana?"
" Dimana dia sekarang ?"
" Entah ... biasanya dia duduk paling depan di bangku penonton. Namun dari tadi aku tidak melihatnya."
" Bagaimana ini waktu terus berjalan lima menit lagi mereka kembali main ."
" Tunggu saja disini aku akan mencarinya terlebih dahulu ."
Pak Herman berlari meminta beberapa siswa untuk mencari keberadaan Clarissa. Tidak butuh waktu lama , sebab ada beberapa siswa yang melihatnya masuk kedalam perpustakaan.
Pak Herman dengan semangat empat lima menghampiri Clarissa. Tentu saja itu membuat kehebohan perpustakaan yang awalnya sepi .
" Tolong bapak Cla ?'
" Tolong apa ya pak . Kalau Cla mampu pasti Cla tolong ."
" Tolong kamu gantikan salah satu pemain kita ya ," pinta pak Herman dengan melas .
" What!! "
Bukan hanya Clarissa saja yang kaget . Namun beberapa siswa yang berada di ruangan itu pun ikut kaget .
" Waduh jangan bercanda pak . Cla ma nggak bisa main pak ."
" Tolong bapak untuk kali ini saja Cla ."
" Tapi pak _"
" Bapak nggak lagi ngigau kan ? Clarissa mana bisa main bola pak . Dia ma cocoknya cherleader ," ucap salah satu siswa yang ada disana .
" Dengerin tuh pak ucapan anak-anak," ucap Clarissa yang dengan malas .
" Ok ... Kalau kalian tidak percaya dengan penilaian bapak . Sekarang juga Cla akan ikut pertandingan . Kalian semua harus melihatnya. Jika Cla sampai gagal bapak rela mentraktir kalian semua . Bagaimana?"
" Bapak yakin ?"
" Seratus persen yakin asal kalian bisa membujuk Clarissa untuk ikut main."
Akhirnya atas bujukan para siswa penghuni perpustakaan, Clarissa mau ikut . Dia menggunakan seragam baru yang diambilkan oleh pak Budi .
Daniel dan Sandra memutuskan untuk pulang saat Bella tidak lagi ikut bertanding . Mereka juga sudah berpamitan padanya .
Namun mereka urungkan saat mendengar ucapan beberapa siswa . Padahal mereka sudah berada di parkiran.
" Kamu yakin?"
" Yakin lah . Pak Budi meminta Clarissa untuk ikut main . Tidak hanya itu dia juga akan mentraktir kita semua jika Clarissa kalah ."
" Terus Clarissa mau ."
" Awalnya sih kagak , namun kami memaksanya untuk ikut . Sekarang dia sudah berjalan menuju lapangan ."
" Kalau begitu tunggu apalagi... Kita langsung kesana aja yuk !"
" Yuk !"
Daniel dan Sandra saling pandang . Mereka paling tahu dengan Clarissa. Setahu mereka Clarissa sangat malas untuk berolahraga.
Rasa penasaran yang tinggi membuat Daniel dan Sandra memutuskan untuk kembali ke lapangan .
Suasana lapangan lebih ramai dari sebelumnya. Para siswa yang sebelumnya tidak berniat untuk melihat jalannya pertandingan malah berbondong-bondong untuk melihatnya.
Pertandingan sudah mulai . Dan ini merupakan putaran ketiga . Skor SMA 3 masih kosong . Sedangkan untuk SMA 4 sudah 12 poin .
Pemain SMA 3 tinggal 4 orang sebab Bella telah di diskualifikasi. Setelah itu pak Budi meminta pergantian pemain .
Masuknya Clarissa dalam permainan membuat para siswa heboh. Banyak siswa yang tidak terima .
Namun saat Clarissa mulai beraksi semua langsung terdiam . Clarissa bermain sangat cantik . Gerakannya lincah dan mampu mengimbangi permainan lawan .
Clarissa akhirnya mampu mendapatkan tiga poin dalam menit ke lima . Tentu saja hal itu membuat siapapun yang melihatnya tercengang.
Daniel dan Sandra tidak menyangka jika Clarissa bisa sehebat itu . Begitupun dengan siswa dan guru .
" I love you Clarissa...."
" Terus semangat Cla ..."
" Semangat Cla ..."
Ada perasaan yang membuncah dari dada Daniel . Perasaan kecewa yang ia rasakan tadi langsung hilang . Begitupun dengan Sandra . Sebagai seorang mama dia sangat bangga dengan keberhasilan Clarissa.
Namun tidak dengan seseorang yang sedang duduk di bangku pemain . Dia menatap Clarissa dengan penuh kebencian . Iri dan dengki semakin merasuk kedalam jiwanya.
semoga apa yang di rencanakan bela berbalik ke dia biar tau rasa
up up uup
crazy uup dong thor 😷