KEMBALI KE MASA SEKOLAH KU
" Jangan .... tolong ... jangan bunuh putriku !" teriak seorang gadis dari atas ranjang.
Wajahnya nampak gelisah . Meskipun dengan mata terpejam, air matanya tidak berhenti mengalir.
Wanita paruh baya yang sebenarnya ingin membangunkannya jadi panik sendiri. Dengan lembut dia mencoba menggoyang tubuh gadis itu agar terbangun dari tidurnya.
" Nona ... bangun..." panggil wanita itu dengan lembut .
" Tidak ...!" pekik gadis itu .
" Nona..."
" Tolong ... jangan... jangan !"
" Nona !" teriak wanita paruh baya itu yang sudah hilang kesabaran. Ternyata hasilnya tidak sia-sia.
" Hu hu hu ."
Gadis itu bangun dengan keringat yang membanjiri tubuhnya . Nampak sekali raut ketakutan dari wajahnya .
" Nona tidak papa ?" tanya wanita paruh baya itu dengan khawatir.
Gadis itu diam saja . Dia malah melihat kondisi sekitarnya. Bukankah ini kamar rumahnya. Kenapa dia bisa ada disini?
" Bi Siti..." panggil gadis itu dengan lirih .
" Iya nona," jawab bi Siti dengan lembut.
Bi Siti merupakan pembantu yang bekerja di rumah orang tuanya. Sudah lama Clarissa tidak bertemu dengannya.
" Kok saya bisa ada di sini, Bi?"
" Ha ?"
Bi Siti tentu saja bingung mau menjawab apa. Bukankah ini memang kamarnya. Kalau tidak di kamar ini memangnya mau tidur dimana lagi.
Clarissa pun bingung. Dalam ingatan terakhirnya ia sedang di culik . Dia di tempatkan di ruangan kosong yang kotor dan berdebu.
Sebelum hilang kesadaran ia mengingat sepupunya menendang perutnya yang sedang hamil. Ia pun secara refleks mengelus perutnya.
deg !
Clarissa memandang perutnya yang datar. Air mata yang tadi sudah berhenti kini mengalir lagi.
" Dimana putriku bi ?"
Pertanyaan dari Clarissa membuat bi Siti melongo. Putri dari mana coba. Menikah saja belum.
" Maksud nona?"
" Dimana putriku, Bi?"
Clarissa tidak memperdulikan raut wajah pembantunya. Dia hanya mengingat tentang putri yang masih belum ia lihat wajahnya.
" Putri apa maksudmu ?" tanya seseorang yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.
Seorang pria paruh baya masuk dengan wajah mengeras. Nampak sekali jika beliau sangat marah.
Dia merupakan Daniel mananta papa dari Clarissa. Disampingnya ada sang istri yang menatap Clarissa dengan tajam.
Kedatangan mereka tentu saja membuat Clarissa dan ni Siti terkejut. Apalagi Clarissa, dia memandang kedua orang tuanya dengan penuh kerinduan.
" Mama ... papa ..." gumam Clarissa dengan lirih .
" Putri apa maksudmu?" tanya sang papa dengan suara yang menggelegar.
" Putriku _"
" Maaf tuan besar nona mengalami mimpi buruk . Mungkin nona bermimpi sudah menikah dan mengandung ," ucap bi Siti menyela ucapan Clarissa.
Dia tidak tega melihat nona muda nya di bentak seperti itu . Meskipun kemungkinan kemarahan itu beralih padanya .
" Kamu yakin ?" tanya Daniel pada pembantunya itu .
Bi Siti terdiam .Dia pun bingung mau menjawab apa . Namun dia masih menganggukkan kepalanya.
" Sebentar ... Mama mempunyai persediaannya tes kehamilan yang masih bisa digunakan," ucap Sandra yang tak lain mama dari Clarissa.
" Ngapain mama memiliki tes kehamilan?" tanya Daniel heran.
" Jawabnya nanti saja . Sekarang yang penting kita periksa dulu nih anak ."
Tanpa menunggu banyak waktu, Sandra langsung keluar dari kamar itu . Kini yang ada di dalam kamar itu hanya tinggal Clarissa , Daniel dan Bi Siti .
Daniel menatap Clarissa seperti elang yang siap menerkam mangsanya . Membuat Clarissa gugup dan menundukkan pandangannya.
" Awas aja kalau kamu benar-benar hamil !" peringat Daniel dengan tajam .
" Bukankah papa juga sudah tahu kalau Cla hamil . Papa kan ikut merayakan acara tujuh bulanan. Kenapa papa bisa lupa?" tanya Clarissa heran.
Deg !
Kini Daniel membenarkan ucapan Bi Siti. Pasti Clarissa memang bermimpi sudah menikah dan mengandung.
Saat Daniel hendak mengeluarkan suara, Sandra datang kedalam kamar dengan tergesa-gesa. Dia langsung menyuruh Clarissa untuk langsung memeriksanya.
" Ayo sekarang kamu cek," ucap sandra sambil memberikan satu tes kehamilan pada Clarissa.
Clarissa memandang kedua orang tuanya dengan bingung. Jika saat ini perutnya sudah kembali rata, bukankah bayinya sudah keluar.
" Kenapa diam saja? Ayo sekarang kamu cek!"ucap sandra memberi perintah.
Daniel ingin menghentikannya. Namun jika dipikir lagi lebih baik Clarissa memeriksanya agar semuanya menjadi jelas.
" Tapi _"
" No protes ... No debat... se - ka - rang!"
Clarissa pun mengambil tes kehamilan dari tangan sang mama dan membawanya ke kamar mandi . Karena dia sudah pernah melakukannya, jadi tidak perlu lagi membaca cara penggunaannya.
Setelah selesai, Clarissa langsung keluar dan memberikan tes itu pada sang mama . Betapa bersyukurnya sang mama saat melihat hasil tes itu .
Sekarang dia yakin dengan ucapan BI Siti, kalau sang putri pasti mengalami mimpi sudah berumah tangga .
" Bagaimana ma ?" tanya Daniel dengan tegang .
" Rileks pa ... Anak ini memang belum bangun dari mimpinya," ucap Sandra dengan penuh kelegaan.
" Syukurlah..."
Daniel benar-benar lega. Apa yang di khawatirkan tidak terjadi.
Hanya tinggal Clarissa yang masih bingung dengan keadaan ini. Dia mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
" Kok malah bengong. Buruan mandi! Jangan sampai kamu terlambat lagi ke sekolah . Ingat...sebentar lagi kelulusan."
" Sekolah ?"
Otak Clarissa seketika linglung. Apa mungkin dirinya mengalami pengulangan waktu?
" Malah bengong. Cepetan Clarissa !" bentak Daniel saat melihat Clarissa hanya bengong.
" Sudah pa ... jangan marah-marah terus . Ingat darah tinggi papa ."
Sandra mengelus pundak suaminya dengan lembut. Berharap emosinya segera mereda.
" Jangan salahkan papa. Salahkan saja nih anak. Apa dia tidak bisa jika tidak membuat keributan sehari saja?" protes Daniel yang tidak terima disalahkan. Dengan cemberut dia keluar dari kamar Clarissa.
Brak!
Sandra hanya geleng-geleng kepala menghadapi sang suami yang senang sekali berdebat dengan putrinya. Padahal dulu diantara ketiga anaknya, Daniel paling dekat dengan Clarissa.
" Mandilah... sudah waktunya kamu sekolah . Jangan membuat papamu kembali marah ," ucap Sandra dengan lembut.
Meskipun bingung Clarissa menurut. Dia berjalan ke kamar mandi dengan linglung. Namun begitu ia memasuki kamarnya....
deg !
Tubuhnya mematung melihat wajahnya di cermin yang ada di dekat wastafel.
" Wajah ini ...," gumam Clarissa sambil terus melihat pantulan wajah yang terlihat dari cermin .
Clarissa memegang wajahnya. Wajah itu nampak putih mulus berbeda jauh dengan terakhir kali ia bercermin.
Kehamilannya membuat tubuhnya melar . Wajahnya juga kusam dengan jerawat yang tumbuh menghiasi wajahnya. Berbeda jauh dengan wajah yang saat ini ia lihat .
Saat membuka pakaiannya nampak sebuah liontin putih berbentuk bulan sabit menghiasi lehernya. Ia ingat , liontin itu diberi oleh seorang wanita beserta dengan kalungnya.
" Kalung ini ... mungkinkah aku benar-benar kembali di masa sekolah?" gumam Clarissa dengan pandangan kosong.
Tok tok tok
" Non ... buruan... semua sudah pada berangkat. Nanti nona terlambat!" teriak bi Siti dari luar.
Suara bi Siti menyadarkan Clarissa. Dia segera membuka pakaiannya. Kemudian membersihkan tubuhnya dengan agak cepat.
" Non..."
" Iya Bi... sebentar. Tolong siapkan seragam buat hari ini," pinta Clarissa dari dalam kamar mandi.
Mendengar ucapan Clarissa, bi Siti mengambil seragam Clarissa yang ada di dalam lemari. Setelah itu meletakkannya di atas ranjang.
" Seragamnya sudah bibi letakkan di atas ranjang. Bibi kembali ke dapur ya? "
" Oke!"
Setelah mendapat persetujuan dari clarissa , bi Siti keluar dari kamar itu.
Tak lama kemudian Clarissa pun selesai. Dia langsung keluar dari kamar mandi dan mengambil seragam yang ada di atas ranjang.
Clarissa memakai seragam yang menurutnya sangat ketat. Dia sampai geleng-geleng kepala melihat tampilannya di cermin..
" Ha ... sepertinya gua memang kembali ke masa sekolah," gumamnya.
" Kenapa dulu gua suka banget baju kayak lontong gini . Sepertinya nanti gua harus beli seragam lagi deh."
Dahulu Clarissa memang suka berpakaian mini dan seksi . Berharap keseksian tubuhnya menarik perhatian lelaki pujaannya.
" Semangat Cla.... ini kesempatan kedua untukmu. Jangan sampai kamu bertindak bodoh lagi ."
Setelah mengucapkan hal itu , Clarissa langsung mengambil tasnya . Kemudian keluar dari kamar dengan langkah lebar .
Suasana rumah cukup sunyi . Semua orang sudah pergi ke tempat masing-masing. Tinggal beberapa pembantu rumah tangga.
" Tidak sarapan dulu non ?" tanya bi Siti yang melihat nona mudanya hendak berangkat.
" Tidak keburu bi . Kalau boleh saya minta bekal saja buat sarapan di sekolah."
" Kalau itu sudah saya siapkan non . Saya kira non Cla tidak mau membawanya ."
" Terima kasih ya bi ... saya berangkat dulu."
Setelah berpamitan pada bi Siti , Clarissa langsung berjalan keluar rumah . Tidak ada satu sopir pun disana terpaksa Clarissa harus menggunakan motor . Jika naik angkot pasti akan tiba lebih lama lagi .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Tiwi
keren
2024-11-03
0
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒚𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌
2024-10-26
0
Shinta Dewiana
menarik
2024-10-06
0