Li Yuanting, seorang jenderal perang bengis dan tak kenal takut dari zaman kuno, bereinkarnasi ke tubuh Ethan Zhao berusia 27 tahun, seorang pria tampan yang culun dan sering dihina, dijadikan anjing pesuruh oleh keluarga besar Zhao serta istrinya sendiri.
Li Yuanting yang menempati tubuh Ethan, akhirnya membalas mereka, dengan kemampuan strategi miliknya dan juga gabungan bakat yang dimiliki Ethan. Bagaimana perjalanan sang jenderal?
Yuk! Mampir baca!
Yang gak suka silahkan skip! Tidak perlu memberikan rating buruk👊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Dalam Keadaan Memalukan
Saat suasana ballroom masih hening dan penuh ketegangan, Hector dan kedua saudaranya yang lain mulai gelisah. Mereka telah menyiapkan penembak jitu untuk menyingkirkan Ethan pada momen penting ini, namun setelah beberapa saat berlalu, tidak ada tembakan yang terdengar.
Hector menyipitkan matanya sambil berbisik kepada salah satu saudaranya, "Apa yang terjadi? Kenapa belum ada aksi?"
"Kita sudah menghubungi penembak itu berkali-kali, tapi dia tidak menjawab," ujar saudaranya dengan nada penuh kekhawatiran.
Hector mengepalkan tangannya, merasa ada yang tidak beres. "Cari tahu apa yang terjadi!" perintahnya dengan nada tegas.
Di lokasi yang terpencil di atas gedung yang menghadap langsung ke ballroom hotel, suasana mencekam mulai mereda. Di sana, tubuh penembak jitu yang disewa Hector tergeletak tanpa nyawa. Di dekatnya, Alex berdiri dengan wajah tanpa ekspresi, memeriksa senapan yang kini tak lagi berguna.
Asisten Hector yang baru saja tiba di lokasi itu tertegun dengan napas tertahan. Matanya membelalak melihat pemandangan mengerikan di hadapannya. "Apa yang ...." gumamnya terpatah-patah, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Alex menoleh pelan dengan tatapan tajam, seolah mampu menembus nyali siapa pun yang melihatnya. "Dia membuat pilihan yang salah," ucapnya dingin tanpa emosi.
Asisten Hector gemetar, ingin melangkah mundur, namun lututnya terasa lemas. "K—kau tahu siapa yang kusuruh?" tanyanya terbata-bata.
Alex hanya tersenyum samar, lalu mendekati pria itu dengan langkah pelan namun pasti. "Aku tahu semua orang yang bekerja untuk keluarga Long malam ini," bisiknya. "Dan aku pastikan kalian tidak akan mendapatkan kesempatan kedua."
Tanpa berkata lagi, Alex meraih perangkat komunikasi dari penembak jitu yang telah mati dan menghancurkannya di depan mata asisten Hector. "Kembali dan sampaikan pesan ini pada tuanmu, permainan kalian sudah selesai."
Asisten Hector berlari tunggang-langgang meninggalkan tempat itu, sementara Alex hanya berdiri tenang, mengawasi langit malam dengan senyum tipis penuh kemenangan.
****
Ballroom hotel yang semula megah dan penuh keheningan karena perkenalan pewaris Zhao kini riuh. Lilith yang tak mampu menahan malu dan rasa shock akhirnya jatuh pingsan di pelukan Zhao Rong. Wajah pria paruh baya itu merah padam, menahan amarah sekaligus rasa malu yang luar biasa.
Felix yang biasanya penuh percaya diri kini hanya bisa menunduk dalam diam, kehilangan wibawanya di depan semua orang. Clara, yang selama ini menganggap dirinya tak terkalahkan, menggigit bibirnya keras-keras, menahan rasa malu dan kekesalan.
"Lebih baik kita pergi," bisik Zhao Rong dengan suara rendah, namun tegas.
Beberapa anggota keluarga Zhao dan Zhi buru-buru membantu Lilith yang masih tak sadarkan diri. Langkah mereka yang terburu-buru diiringi tatapan sinis dan penasaran dari tamu-tamu yang berkumpul. Suara bisikan semakin ramai memenuhi ruangan.
"Dia pasti sangat malu, makanya pura-pura pingsan."
"Astaga, mereka benar-benar dipermalukan di depan umum."
"Bisa-bisanya keluarga Zhao membuat kekacauan di pesta orang lain. Sungguh perbuatan bodoh ...."
Keluarga Zhao meninggalkan ballroom dengan wajah penuh kekalahan, membawa serta rasa malu yang akan sulit mereka lupakan.
Di atas panggung, Ethan berdiri tenang, wajahnya tak menunjukkan sedikit pun emosi. Mata tajamnya mengamati kepergian keluarga Zhao dengan tatapan penuh kemenangan.
Tuan besar Long kemudian melanjutkan ucapannya. "Silahkan menikmati acaranya!" serunya dengan suara lantang.
Di sisi lain ballroom yang semakin ramai, Hector Long bersama kedua saudaranya, Gavin dan Leon, duduk dengan wajah tegang. Keringat dingin mengalir di pelipis Hector saat asistennya mendekat dan membisikkan sesuatu yang membuat darahnya berdesir.
"Penembak jitu kita ... dia tewas. Dibunuh oleh orang Ethan."
Hector terkejut, wajahnya memucat. Kedua saudaranya yang mendengar kabar itu turut membelalak tak percaya. Gavin segera berbisik tajam, "Bagaimana mungkin? Dia profesional!"
"Entah bagaimana, orang kepercayaan Ethan, berhasil menemukan posisinya dan menghabisinya tanpa ada jejak," tambah asisten dengan suara bergetar.
Hector mengepalkan tinjunya kuat-kuat, rahangnya mengeras menahan emosi. "Sial! Ethan benar-benar tak bisa diremehkan ...."
Leon menyela dengan nada penuh kecemasan, "Kalau ini sampai bocor ke publik, kita yang akan dituding sebagai dalang pembunuhan gagal. Ini berbahaya!"
Namun Hector, yang dikenal licik dan ambisius, berusaha menguasai dirinya. Dengan suara rendah namun penuh tekad, dia berkata, "Kalau begitu, kita harus merencanakan sesuatu yang lebih besar. Ethan tidak akan menang selamanya."
Meski mencoba terlihat tenang, mereka bertiga tahu bahwa malam ini kekuatan mereka telah ditantang habis-habisan. Ethan bukan sekadar pewaris biasa—dia musuh yang tak akan mudah ditaklukkan.
Sedangkan di mansion keluarga Zhao yang megah, suasana mencekam menyelimuti seluruh ruangan. Zhao Rong berdiri di depan jendela besar dengan wajah merah padam, rahangnya mengeras menahan amarah yang hampir meledak. Lilith masih terbaring di sofa dengan wajah pucat setelah pingsan di ballroom tadi.
Zhao Rong mengepalkan tinjunya kuat-kuat. "Bagaimana mungkin?! Mei Long ... wanita yang selama ini aku anggap tidak berharga, ternyata putri aristokrat keluarga Long! Dan anak itu—Ethan, anak yang selalu kita hina ... keturunan Long yang sekarang jadi pewaris utama!"
Suara Zhao Rong menggema di ruangan. Para pelayan hanya bisa menunduk ketakutan, tak berani menatap sang tuan rumah yang tengah murka.
"Semua ini tidak masuk akal!" Zhao Rong melanjutkan dengan geram. "Aku menurunkan martabatku demi menikahi Lilith yang katanya membawa kehormatan. Tapi sekarang? Kehormatan ada pada wanita yang selama ini kita remehkan!"
Lilith yang perlahan sadar dari pingsannya mendengar perkataan suaminya, wajahnya berubah menjadi penuh kebencian dan ketidakpercayaan. "Kenapa kamu menyalahkan aku? Padahal ini semua pasti ulah mereka! Mereka pasti merencanakan ini untuk mempermalukan kita, Suamiku."
Namun Zhao Rong tidak menanggapi Lilith. Pikirannya berputar keras memikirkan langkah selanjutnya. "Jika Ethan tetap di atas, seluruh kekuatan keluarga Long akan menghancurkan kita. Aku harus menemukan cara untuk menjatuhkannya sebelum semuanya terlambat. Tapi, kalau Ethan dan Mei kembali kesini, aku akan memberikan tempat yang layak untuk mereka. Ya, mereka masih keluargaku, anak dan istriku." Zhao Rong mulai tidak tahu malu.
Mata Lilith melotot tajam, dia tidak terima dengan perkataan sang suami yang seolah ingin membuangnya.
"Suamiku—"
"Diam! Aku tidak butuh persetujuanmu, kau hanya bisa mempermalukanku. Kau benar-benar tidak berguna, seandainya saja Mei Long yang menjadi nyonya di mansion ini. Pasti keluarga Long akan memandang keluarga Zhao dan keluarga Zhao semakin berjaya," bentak Zhao Rong pada istrinya Lilith, membuat wanita paruh baya itu terdiam dengan tangan mengepal.
Sedangkan Felix urat-urat lehernya terlihat menonjol karena sangat geram. Hari ini Ethan benar-benar mempermalukannya.
Malam itu, di mansion Zhao, keputusan besar diambil—keputusan yang akan membawa mereka semakin dalam pada konflik besar melawan Ethan dan keluarga Long.