NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Berbaikan
Popularitas:58.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertunangan

Alan gelisah dalam tidurnya, perkataan Sonya tentang pertunangan Kanya begitu mengganggunya.

"Kamu beneran ngelupain aku," gumamnya.

Alan mendudukan dirinya lalu menurunkan kakinya, untuk keluar dari kamar.

Alan melihat sekelilingnya. Rumahnya cukup besar, namun hanya dia sendiri yang berada disana.

Sepi...

Alan mendudukan dirinya di kursi bar lalu menuangkan air putih ke dalam gelas.

Alan menatap kosong air di dalam gelas sebelum meneguknya hingga habis.

Inikah hukumannya karena menyakiti Kanya. Tak ada harapan lagi untuk mereka bersama. Bahkan Kanya sudah tak mencintainya.

Alan mengusap air matanya saat merasa pipinya basah.

Dia ingin marah, tapi pada siapa? Siapa yang membuat takdirnya menjadi seperti ini, hingga berakhir dalam kesedihan.

Alan meremas rambutnya, frustasi. Bisakah dia lakukan sesuatu untuk mendapatkan Kanya kembali.

Alan menatap ponselnya, lalu menekan nomer Kanya.

Di panggilan pertama tak ada jawaban, begitupun yang kedua, ketiga, bahkan keempat. Alan terkekeh. "Kamu pasti sedang tidur." Mengingat ini tengah malam tentu saja Kanya sedang tidur. Lagi pula meskipun tidak, tidak ada alasan untuk Kanya menerima panggilannya.

Alan menyandarkan kepalanya di meja dengan mata yang mengarah pada ponselnya dimana ada wajah Kanya disana. "Aku akan gila, Anya." Alan kembali meneteskan air matanya. "Apa dulu kamu juga menangis? Menangis seperti ini? Maafin aku." Alan mengusap permukaan ponselnya seolah dia tengah mengusapi pipi Kanya.

Pantas saja Kanya dendam dan marah hingga tak mau memaafkannya, karena rasanya begitu sakit.

Layar ponselnya berganti dari wajah Kanya ke panggilan masuk. Saat melihat itu Kanya, Alan dengan segera menerimanya.

"Anya?"

"Ada apa kamu menelpon?" Mendengar ucapan dingin Kanya, Alan terdiam cukup lama.

"Kamu belum tidur?"

"Belum. Masih sibuk." Ya, Alan masih mendengar suara ramai di belakang Kanya, mungkin disana sedang mempersiapkan pertunangan. "Ada apa?" tanyanya sekali lagi.

"Cuma mau denger suara kamu," ucap Alan.

Kali ini Kanya yang terdiam. "Alan aku akan bertunangan."

Jantung Alan berpacu cepat, dia bahkan meremas dadanya yang terasa sakit. "Aku harap mulai sekarang kamu lupain aku."

"Maaf."

"Ini yang terakhir."

"Kamu gak mengundangku?"

"Kamu bisa datang, kalau mau."

"Aku akan datang. Tenang saja aku gak akan berdoa tentang keburukan."

Alan tersenyum saat Kanya tertawa kecil.

"Kamu dendam?"

"Enggak. Lagi pula aku pantas mendapatkannya."

Kanya kembali terkekeh. "Bagus deh, kalau sadar diri."

Alan kembali tersenyum. "Terimakasih sudah memaafkan aku, Anya. Aku janji ini yang terakhir."

"Hm ... jadi, ada yang lain?" Alan mendengar suara Kanya sedikit bergetar, entah kenapa.

"Banyak. Banyak hal yang ingin aku bicarakan. Tapi aku gak tahu kamu mau mendengarkan atau enggak."

Kanya menghela nafasnya. "Tapi aku harus tidur. Ini udah malem."

Alan mengangguk. "Ya, kamu harus tidur."

"Kamu juga, Mas."

"Selamat tidur, Anya. Selamat malam. Dan juga ... selamat tinggal."

Alan mematikan teleponnya, lalu layar kembali ke wajah Kanya yang menjadi wallpaper ponselnya.

...

Di pagi hari Alan bersiap bekerja, dengan stelan rapi seperti biasanya Alan berjalan tegap. Wajahnya nampak lebih dingin dari biasanya.

Saat memasuki lobi Alan melihat Samuel berdiri di depan lift, dan menunduk hormat padanya, hingga pintu lift terbuka Alan pun masuk di ikuti Samuel di belakangnya.

"Sam?" Samuel menegakkan tubuhnya.

"Iya, Pak?"

"Jadwalkan aku bertemu Pak Sandi."

Samuel mengangguk. "Baik Pak."

Alan memasuki ruangannya dan mulai bekerja, hingga di siang hari Samuel datang dengan janji yang sudah di setujui owner dari perusahaan dimana Alan bekerja.

Alan memasuki sebuah rumah dengan nuansa mewah dimana pemilik perusahaannya tinggal.

"Alan, ayo silakan duduk."

Alan mengangguk hormat lalu duduk diikuti Samuel di sebelahnya.

"Ada apa? mendadak ingin bertemu. Aku kira tak ada masalah dengan perusahaan?" Tentu saja sejak Alan menjabat, dia bisa ongkang- ongkang kaki dan hanya menikmati hasil dari perusahaannya tanpa repot bekerja.

Alan tersenyum. "Saya ingin berterimakasih, untuk segala kebaikan Bapak selama ini. Saya datang bukan untuk masalah pekerjaan." Tentu saja karena pekerjaan baik- baik saja. "Saya ingin izin untuk mengundurkan diri." Alan meletakkan surat pengunduran dirinya di depan Sandi.

Bukan hanya Sandi yang terkejut, tapi Samuel pun yang kini menoleh pada Alan, tak bisa tak membulatkan matanya.

"Kamu tidak puas dengan gajimu?"

Alan menggeleng. "Tidak, gaji yang saya dapatkan sangat lebih dari cukup."

"Lalu, apa alasanmu?"

"Saya, hanya ingin menyendiri untuk sementara, dan memulai dari awal."

"Tidak mudah untuk mencari orang seperti kamu, Alan."

"Karena itu saya memberitahu sekarang. Saya akan menunggu sampai Bapak punya pengganti saya. Dan kalau Bapak tidak keberatan, saya memiliki beberapa kandidat." Alan meletakan berkas berisi kandidat yang menurutnya pantas menggantikannya.

Sandi menghela nafasnya berat. "Kalau itu keputusan kamu."

"Terimakasih."

"Kalau kamu ingin kembali saya dengan senang hati menerima kamu."

Alan tersenyum lalu menjabat tangan Sandi.

Di perjalanan pulang Samuel tak bisa tak memperhatikan Alan.

"Lihat ke depan, Sam. Kita baru sembuh. Saya gak mau kecelakaan lagi." ucap Alan dengan menatap ke luar jendela.

"Maaf, Pak." Samuel menghela nafasnya. "Kenapa Bapak mau mengundurkan diri?"

"Seperti yang tadi saya bilang."

"Karena Bu Kanya gak mau kembali?" Alan menunduk. Ya, itu salah satu alasannya juga. Alan membutuhkan waktu untuk menepi, dan melupakan segalanya. Dan karena Alan tak tahu sampai kapan. Dia juga tak ingin mengabaikan pekerjaannya dan merugikan orang lain. "Kenapa Bapak gak kejar Bu Kanya?"

Bukan tak ingin berjuang, Alan hanya merasa terlalu malu jika dia mengejar Kanya lagi. Terlalu besar kesalahannya pada Kanya.

Saat tiba di kantor, Alan memasuki ruangan dengan Samuel yang membuka pintu untuknya. "Sam, bisa tolong hubungi pengacaraku. Bilang aku bisa bayar untuk mempercepat proses perceraian.”

Samuel mengangguk, dan Alan kembali di sibukkan dengan pekerjaannya. Menunggu pengganti untuknya, lalu dia bisa pergi.

.....

Keesokan harinya Alan bersiap dengan sebuah kotak di tangannya.

Alan tersenyum, dengan tatapan sedih memandang kotak tersebut, lalu melanjutkan niatnya untuk menghadiri pertunangan Kanya.

Alan memacu mobilnya dengan kecepatan sedang hingga dia tiba di depan rumah Kanya. Melihat rumah dua lantai itu ramai meyakinkan Alan jika pertunangan Kanya benar-benar terjadi.

Dekorasinya benar-benar sederhana, di depan pintu Alan melihat foto Kanya dan seorang pria yang mungkin adalah tunangannya.

Lama Alan berdiri disana, andai dulu dia tak menyakiti Kanya, mungkin dia pria beruntung itu.

Alan mendongak agar air matanya tak jatuh, lalu memutuskan untuk masuk lebih dalam hingga dia melihat seorang pria menyematkan cincin di jari manis Kanya.

Alan hampir oleng, dengan mata yang terasa berkunang- kunang saat tepuk tangan dari sekitarnya terdengar.

Di depan sana Kanya tersenyum, saat mereka selesai dengan ritual tukar cincinnya, hingga Kanya menoleh padanya dan tertegun. Senyum Kanya memudar dengan kentara, hingga Alan menunduk menyembunyikan air matanya yang jatuh.

Alan melanjutkan langkahnya hingga dia melihat Arga menghadangnya.

"Mau apa, Lo!" geramnya. Tentu saja pria itu mengingat dan masih murka padanya.

"Aku cuma mau kasih hadiah untuk Anya."

"Adek gue gak butuh hadiah dari pengkhianat macam Lo." Arga mendorong Alan hingga Alan terjatuh beserta kotak yang di pegangnya.

"Bang!" Kanya menahan Arga.

"Bang udah, jangan bikin malu." Kanya mendorong Arga menjauh.

Arga berdecih dan pergi dengan kesal.

"Kamu gak papa?" Kanya melihat Alan memungut kotak hadiah yang terjatuh. "Maafin, Bang Arga."

Alan menggeleng. "Gak, dia gak salah." Jelas yang salah adalah dirinya. Alan menoleh pada pria yang tingginya setara dengannya menatapnya dengan tersenyum.

"Hai."

Alan mengangguk sopan. "Hai." Alan kembali menatap Kanya yang tampil cantik dengan gaun berwarna pink membalut tubuhnya. Alan menyerahkan kotak di genggamannya pada Kanya.

"Untuk kamu," ucapnya.

"Kalau gitu aku pergi." Kanya menerima kotak tersebut dengan perasaan gundah di hatinya, lalu menatap kepergian Alan. Punggung tegap itu nampak rapuh dan lemas hingga Kanya bisa melihat langkah Alan yang sedikit terseok, meski pria itu terus mencoba berdiri dengan tegak.

1
Nana Colen
badas kau akan,,, tapi tetep aja aku dongkol sama kalakuanmu
Saadah Rangkuti
sabar Alan, terus kasih effort lebih
kiya
tetangga ku cintaku judule😆
Nana Colen
mantap betul doanya... badas kanya
Nana Colen
hahaha seru nihhh keluarga kocak end sengklek 😍😍😍😍
Anonymous
aq dukung sialan skrg/Grin/
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
sabar ..... masih ada kah stok sabarnya 😅
Rabiatul Addawiyah
semangat Alan buat Anya buka hatinya utk mu
Jengendah Aja Dech
❤️
Myfuture
Alan Kamu pasti bisa /Hey//Hey//Hey//Hey//Hey/
Siti Zaid
Lanjut lagi author..semangat💪💪💪
yuning
pelan pelan Alan, kalau jodoh gak akan kemana
Rahmawati
eh alan knp tuh, beneran ato pura pura
Rabiatul Addawiyah
Wah knpa tuh Alan?
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
ehh.. siapaa?? masa Alan
Siti Zaid
Jangan menyerah Alan..semangat kembali mengejar cinta kamu...
Anonymous
costplay apaan sialan.../Grin/
Myfuture
alannnn jangan nyeraaaah
Saadah Rangkuti
modus kah Alan biar mereka kembali dekat? 🤭🤭
yuning
Alan kah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!