NovelToon NovelToon
Nadaku

Nadaku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Dewasa 🤎

Jika aku boleh memilih...
Aku lebih suka
mencintai seseorang yang tidak mencintaiku.
Setidaknya, disitu aku mengetahui
bahwa aku benar-benar mencintainya
dengan tulus tanpa mengharapkan apapun.
~anonim~

Quote diatas menggambarkan perasaan seorang Farel kepada Nada.
Awalnya Nada hanyalah adik dari temannya, seiring waktu perasaan itu berubah menjadi cinta.
Kisah ini menceritakan perjuangan Farel mendapatkan cinta Nada, juga perjuangan mereka untuk dapat saling mengerti dan menerima. Saat Farel berhasil menikahi Nada, mereka berusaha mengerti arti kata pernikahan yang sesungguhnya.

Full of love,
Author ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur Bersama

"Ma aku datang".

"Ayo Nada sini, langsung bantu mama di dapur".

"Iya ma".

Saat makan malam, hanya ada aku dan mama yang makan bersama. Papa dan kak Farel akan makan malam di kantor.

Tidak lama setelah itu mama masuk kamar dan aku menunggu mereka pulang di ruang TV.

Sekitar jam 9 malam, aku mendengar suara papa dan kak Farel dari arah ruang tamu.

"Kamu masih belum tidur Na?", tanya papa.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Farel, papa masuk dulu ya".

"Iya pa".

"Mau langsung naik ke atas aja kak?".

"Iya Nada, aku mau mandi".

Setelah masuk kamar, ia memperhatikan isi kamarku. Aku baru sadar kalau ini pertama kalinya ia berada di kamarku. Ia melihat-lihat foto, rak buku, lemari pajanganku yang berisi boneka dan juga pernak pernik. Aku hanya duduk diatas tempat tidur menunggunya berkomentar.

Namun ia hanya tersenyum dan tidak berkomentar apapun.

"Handuk dan baju ganti sudah aku siapkan di kamar mandi kak".

"Terima kasih Nada", lalu ia berlalu ke kamar mandi. Sambil menunggunya selesai aku memainkan handphoneku.

"Sini kak, handuknya aku aja yang beresin", ucapku saat melihatnya keluar kamar mandi.

Kemudian aku keluar kamar untuk menjemur handuk kak Farel. Saat aku kembali ke kamar kak Farel sudah duduk bersender di tempat tidurku.

"Sudah mau tidur kak?".

"Sebentar lagi, tapi kalau kamu mengantuk dan mau matiin lampu sekarang juga ok Na".

Aku mematikan lampu kemudian berjalan kearah tempat tidur dengan penerangan lampu dari balkonku. Aku menarik selimutku dan tidur memunggungi kak Farel.

"Na masa aku tidur dikasih punggung begini".

Untungnya penerangan kamar yang minim, membantu menyembunyikan mukaku yang merah karena malu. Aku membalikkan badanku menghadap kak Farel. Ia pun mengubah posisinya dari duduk menjadi tidur berhadapan denganku. Mata kami saling bertatapan, kemudian ia membelai wajahku, mencium keningku dan berkata, "Selamat tidur Nadaku", sambil tersenyum lalu mengubah posisinya menjadi terlentang dan memejamkan matanya.

Entah berapa lama aku bolak balik mengubah posisiku antara terlentang dan menghadapnya, tapi aku tetap tidak bisa tidur. Aku memperhatikan Farel yang dari tadi tidak berubah posisinya, mungkin ia sudah tertidur, kuperhatikan nafasnya sudah teratur, melihatnya sudah tidur, akupun memunggunginya lagi. Kemudian satu tangannya masuk ke dalam leherku, tangannya yang lain memeluk pinggangku.

"Kak, aku kira kakak sudah tidur", ucapku sambil memindahkan tangannya yang kini posisinya menyentuh perutku.

"Sstt, sudah malam Nada ayo kita tidur", tangannya kembali memelukku, aku terdiam dan tidak lagi melawannya, memejamkan mataku hingga akhirnya aku tertidur.

Aku terbangun dalam keadaan dipeluk dan berhadapan dengan kak Farel. Pelan-pelan aku turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan kak Farel, kemudian setengah berlari ke dalam kamar mandi. Aku mengatur nafas dan jantungku yang tidak beraturan, kemudian berusaha normal untuk melanjutkan aktivitasku seperti biasa.

Begitu pula dengan kak Farel, ia tampak bersikap normal seperti pada pagi-pagi sebelumnya, mungkin hanya aku saja yang merasa gugup.

Berbeda dengan kemarin malam, kali ini kak Farel bisa dikatakan lebih berani?.

Setelah mandi, ia turun ke bawah untuk menjemur handuknya, sedangkan aku duduk bersender di tempat tidur memainkan handphone yang sebenarnya hanya untuk menutupi kegugupanku.

"Ayo tidur Na", ucapnya begitu ia masuk kamar, lalu mematikan lampu.

Aku meletakkan hanphoneku pada meja samping tempat tidur kemudian menarik selimutku dalam posisi terlentang, dan langsung memejamkan mataku.

Bisa kurasakan ia naik tempat tidur, lalu memegang tanganku,

"Kamu sudah mengantuk Na?", aku kembali membuka mataku dan menengok ke arahnya.

"Aku punya cerita Na... Tadi siang aku makan di restoran yang samping kantor itu, aku bertemu dengan teman SMUku Billy, kamu ingat dia? Dulu dia suka main ke rumah, kata Nael kamu bilang dia cakep".

Aku mengangguk sambil mengubah posisiku menghadapnya. Ya tentu aku mengingat nama itu, aku memang pernah menanyakan tentang kak Billy pada kak Nael.

"Dia sekarang sudah punya anak perempuan Na, masih bayi dibawah setahun...", aku terus menyimaknya bercerita, hingga tanpa aku sadari gugupku berangsur menghilang. Setelah cerita tentang kak Billy selesai, kemudian ia bertanya,

"Apa kamu punya cerita Na?".

"Ga kak, begitu aja".

"Baiklah, mari kita tidur".

Tangan kanannya melepas pegangan tanganku lalu masuk ke dalam bawah leherku, tangan kirinya memeluk pinggangku dan kemudian menarikku lebih dekat dalam pelukannya. Kepalaku berada dekat dengan jantungnya, bisa kurasakan sepertinya bukan hanya aku yang merasa gugup. Tanganku memegang dadanya berusaha merasakan detak jantungnya, kemudian tanganku berpindah memeluk pinggangnya, lalu ia mencium keningku. Aku terseyum lalu berusaha tidur dalam pelukannya.

Seperti biasa, aku bangun lebih pagi daripada kak Farel. Aku langsung turun ke bawah, melihat mama sedang mempersiapkan sarapan.

"Ga olahraga ma?".

"Malas kalau jalan sendiri".

Aku mengangguk lalu membantu mama.

"Na, Farel belum bangun? Mumpung masih hangat makanannya".

"Coba ma aku lihat dulu".

Saat aku tiba di kamar sedang berada dikamar mandi, jadi sambil menunggunya aku mulai membereskan barang-barang kami. Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.

"Kakak udah mandi aja", ia keluar menggunakan celana boxer tanpa atasan dengan handuk terlilit di leher.

Merasa wajahku mulai memerah, aku memalingkannya ke arah berlawanan. Kak Farel kemudian memelukku dari belakang, lalu ia memutar badanku agar kami berhadapan. Kedua tanganku berada di dada kak Farel, menahannya agar kami terlalu dekat, namun ia mempererat pelukannya dan mencium bibirku.

Bibirku hanya kaku, diam membeku menerima ciumannya, aku melihat matanya tertutup saat menciumku. Akupun menutup mataku, mulai membalas ciumannya dan tanganku memeluk badannya. Setelah beberapa saat ia melepaskan ciuman kami, mata kami saling bertatapan untuk sesaat, lalu aku mulai canggung lagi.

"Kak ditunggu mama sarapan", kemudian aku segera keluar kamar menuju lantai bawah sambil berusaha meredakan debaran jantungku. Kuharap jantungku baik-baik saja, karena akhir-akhir ini ia memompa lebih cepat dari biasanya.

1
Hera
👍🏻
Dedek Imutz
Luar biasa
fien: terima kasih kak🤎
total 1 replies
kalea rizuky
ceritanya suka gk bertele-tele
fien: terima kasih kak🤎
total 1 replies
kalea rizuky
pinter nada ngerayu suami marah kudu di servis dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!