NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah Muda

Mendadak Nikah Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / One Night Stand / Anak Kembar / Penyesalan Suami
Popularitas:402k
Nilai: 4.6
Nama Author: ZiOzil

Dua kali Kenan melakukan kesalahan pada Nara. Pertama menabrak dirinya dan kedua merenggut kesuciannya.
Kerena perbuatannya itu, Kenan terpaksa harus menikah dengan Nara. Namun sikap Kenan dan Mamanya sangat buruk, mereka selalu menyakiti Nara.

Bagaimana perjalanan hidup Nara?
Akankah dia mendapat kebahagiaan atau justru menderita selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZiOzil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8.

Nara yang hancur dan terpukul melepaskan dirinya dari pelukan Bi Ani, air matanya tak bisa berhenti menetes. Hatinya sakit atas apa yang Kenan lakukan terhadapnya. Tanpa belas kasih, pemuda itu merenggut kehormatan yang selama ini Nara jaga dengan sungguh-sungguh. Nara merasa hina dan kotor sekarang, dia tak pernah menyangka kejadian menyakitkan ini akan terjadi, dia sungguh menyesal menuruti permintaan Very untuk tinggal sementara di sini.

Nara beranjak dari atas ranjang, tubuhnya lemas dan gemetar.

"Mbak Nara mau ke mana?" tanya Bi Ani bingung.

"Kamar mandi, Bi," jawab Nara pelan, dia melangkah dengan tertatih sebab daerah intinya masih terasa sakit.

Bi Ani memandangi Nara dengan sendu, dia prihatin dan iba pada wanita itu. Dia juga sangat syok saat tadi memergoki Kenan menggagahi wanita tersebut.

Di dalam kamar mandi, Nara menyalakan shower dan membiarkan tubuhnya basah kuyup. Dia benar-benar merasa kotor, dia menangis sejadi-jadinya sambil menggosok tubuhnya dengan kuat. Dia bahkan mengabaikan rasa sakit di lengannya yang patah.

"Aku sudah kotor! Aku kotor!" ucap Nara sembari terisak-isak.

"Maafkan aku, ibu, ayah," lirih Nara yang berjongkok di bawah shower yang mengguyur nya.

Nara merasa hidupnya hancur, dia tak sanggup membayangkan masa depannya nanti. Apa masih ada yang mau menerimanya kelak jika dia sudah tidak suci lagi?

Nara merasa mati lebih baik daripada harus hidup seperti ini, semuanya sudah tidak ada arti lagi.

Tanpa sengaja mata Nara melihat ada sebotol cairan pembersih kamar mandi, dia meraih botol berwarna biru itu dan menatapnya dengan putus asa. Tangannya yang gemetar membuka tutup botol tersebut.

Sementara itu di luar, Hendra kembali ke kamar Nara dan sedikit bingung karena wanita itu tidak ada.

"Nara mana, Bi?" tanya Hendra seraya celingukan ke sana-kemari.

"Di kamar mandi, Pak," sahut Bi Ani.

Hendra melirik pintu kamar mandi yang tertutup, indera pendengarannya menangkap suara gemericik air dari dalam. Dia agak heran sebab malam-malam begini Nara mandi.

Hendra beralih memandang Bi Ani lagi, "Sudah lama, Bi?"

"Lumayan, Pak."

Hendra pun mendekati pintu kamar mandi dan mengetuknya, "Nara! Kamu sedang apa?"

Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam, membuat Hendra mulai cemas. Dia takut Nara melakukan hal yang tidak-tidak, mengingat wanita itu sangat kacau tadi.

"Nara, buka pintunya!" Hendra kembali mengetuk pintu, tapi tetap tak ada respon dari dalam, membuat dia semakin cemas.

Bi Ani juga ikut khawatir, dia mendekati Hendra untuk mencari tahu.

"Nara!" teriak Hendra lagi, tapi hasilnya tetap sama.

Tanpa pikir panjang, Hendra terpaksa mendobrak pintu kamar mandi itu dengan kuat. Setelah dua kali mencoba, pintu tersebut pun terbuka.

Hendra dan Bi Ani tercengang.

"Ya Tuhan, Nara!" pekik Hendra dan langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi.

"Mbak Nara!" Bi Ani ikutan panik.

Hendra mematikan shower lalu mengangkat tubuh lemas Nara yang tergeletak di lantai dengan mulut berbuih.

"Bantu saya buka pintu mobil, Bi!" pinta Hendra panik sembari berjalan cepat membawa tubuh Nara yang tak sadarkan diri.

"Iya-iya, Pak." Bi Ani mengikuti langkah Hendra dengan tergopoh-gopoh.

Kenan dan Windy yang mendengar ada keributan pun segera datang, mereka terkejut melihat Hendra berjalan keluar sambil menggendong Nara.

"Ada apa, Ma?" tanya Kenan.

"Mama juga enggak tahu!" sahut Windy bingung.

Hendra langsung melesat pergi dengan kecepatan tinggi bersama Nara dan Bi Ani.

***

Hendra tengah terduduk lesu di samping ranjang tempat Nara terbaring tak berdaya, dia menatap iba pada wanita itu.

Sementara Bi Ani berdiri di belakangnya.

Hendra sangat panik dan cemas tadi, dia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Nara. Dia baru bisa bernapas lega saat dokter mengatakan jika wanita itu baik-baik saja, dan beruntung Hendra membawanya tepat waktu, karena jika terlambat sedikit saja, mungkin nyawa Nara tidak tertolong.

Bi Ani pun merasa takut sekali, dia bahkan sudah berpikiran buruk tadi saat melihat Nara pingsan dengan mulut mengeluarkan buih. Dia semakin merasa kasihan pada wanita malang itu.

Hendra memandangi wajah pucat Nara dengan rasa bersalah dan sedih, "Maafkan saya, Nak. Kamu harus mengalami semua ini karena perbuatan anak saya. Saya merasa gagal menjadi orang tua yang baik, saya gagal mendidik anak saya."

Hati Hendra kecewa dan menyesal, alih-alih bertanggung jawab dengan membantu Nara, dia malah menyebabkan wanita itu semakin terpuruk karena ulah sang putra.

Bi Ani yang mendengar ucapan lirih Hendra tak kuasa menahan tangis, sebagai seorang wanita, dia tahu Nara pasti merasa sangat hancur sampai nekat ingin mengakhiri hidup.

Hendra beranjak dan menoleh ke arah Bi Ani, "Bi, saya minta tolong malam ini Bibi jaga Nara, ya?"

Bi Ani buru-buru mengusap air matanya dan mendekati sang majikan, "Iya, Pak."

"Saya pulang dulu, besok saya balik lagi ke sini. Enggak apa-apa, kan?"

Bi Ani menggeleng, "Enggak apa-apa, Pak. Saya akan menjaga Mbak Nara, Bapak pulang saja!"

Hendra memaksakan senyuman, "Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu. Kalau ada apa-apa, cepat kabarin saya!"

"Iya, Pak."

Hendra pun bergegas meninggalkan ruangan tempat Nara dirawat, tubuhnya lelah sekali, dia ingin sebentar saja beristirahat sebelum besok kembali beraktivitas.

Sepeninggalan Hendra, Bi Ani mendekati ranjang Nara dan berdiri mengamati wanita malang itu.

"Kasihan sekali kamu, Nak," ucap Bi Ani seraya mengusap kepala Nara yang dingin.

Di tempat berbeda, Kenan dan Windy tengah cemas dan uring-uringan. Anak dan ibu itu penasaran dengan apa yang terjadi, tapi mereka tak berani menelepon Hendra untuk bertanya.

"Ma, kira-kira apa yang terjadi padanya? Kayaknya Papa panik banget tadi."

"Entahlah, mungkin dia sakit atau malah sudah mati," jawab Windy seenaknya.

"Ma, masalahnya kalau dia kenapa-kenapa apalagi sampai mati, bisa gawat!"

"Malah bagus, dong! Jadi kamu enggak perlu menikahinya," sahut Windy.

"Kalau dia kenapa-kenapa, aku pasti terkena masalah! Papa pasti marah, atau bisa-bisa aku diusir dari rumah," keluh Kenan khawatir.

"Itu enggak akan terjadi! Selama Mama masih bernapas, Mama akan selalu melindungi mu."

Kenan tertegun mendengar kata-kata Windy, dia tahu mamanya itu pasti akan melakukan apa pun untuk menjaganya.

Kenan mengembuskan napas berat, dia lantas teringat kejadian tadi saat dia meniduri Nara. Dia heran kenapa tak bisa mengontrol diri dan nekat melampiaskan hasratnya pada wanita yang bahkan tak pernah sekalipun dia pikirkan. Meskipun dalam pengaruh obat perangsang, tapi Kenan masih ingat betul hangatnya bibir dan tubuh Nara. Tanpa sadar dia meraba bibirnya sendiri.

Sebenarnya Kenan masih merasa sedikit gelisah sebab birahinya belum tuntas, tapi rasa cemas dan kesal lebih mendominasi. Hatinya campur aduk, antara penasaran dengan apa yang terjadi pada Nara dan dongkol terhadap keputusan sepihak sang papa.

***

1
Tatik Wae
mungkin ibunya Kenan dr klrg kaya raya JD begitu sifatnya..
Hasnadia Amir
ceritanya bagus lucu dan menggemaskan
D_Mayanti
Lumayan
Desna Wati Desna
Luar biasa
Meryy4321
Biasa
Meryy4321
Kecewa
Qaisaa Nazarudin
Dosa gak sih aku bahagia di atas penderitaannya Windy...👏👏👏💃💃💃
Qaisaa Nazarudin
💃💃💃💃💃 KARMA IS REAL..
Qaisaa Nazarudin
Thor bikin Suami windy selingkuh,Biar tau rasa dia..
Wayanjunipurnamiasih Puranamiasih
novelnya bagus banget,ceritanya bikin aku terharu rela bergadang bacanya thor
Marmi Febriani
kasian sekali nara
Prima Mustika
kenan ntar beneran suka sama Nara,cuma masih sok jaim aja
Prima Mustika
kisah percintaan anak remaja dimanja mama, jadinya berbuat seenaknya.
beruntung papa Hendra bersikap tegas
Ama
keren novelku thor😍 dua novel dah aku baca tamat
Titin Sundari
semakin bagus ceritanya...makasih Thor
Rieyaa Dion
sangat menarik..
Amin Srgfoo
bagus ceritanya konflik ngak bikin jenuh bacanya
Rismawati Rismawati
baru mampir kliatan nyaa sii seru🤭
Qilla
biasa
Rumi Sumbayak
Thor klau Nara sakit parah teeruuuus nitnat ngk seru buat mereka bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!