NovelToon NovelToon
ILY

ILY

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: akuadalahorang

"Aliza suka kak diva!!"

"gue gak suka Aliza!!"

"kak diva jahat!!"

"bodo amat"

apakah seorang Aliza akan melelehkan hati seorang ketua OSIS yang terkenal dingin dan cuek itu?atau Aliza akan menyerah dengan cintanya itu?

"Aliza,kenapa ngejauh?"

"kak diva udah pacaran sama Dania"

"itu bohong sayang"

"pret"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akuadalahorang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

aku suka kamu,,chapter 17

Aliza terdiam di kelas, sementara Cesya dan Velyn sudah lebih dulu pulang bersama karena ada jadwal balapan. Aliza memilih menonton drama Korea di ponselnya, sedangkan Zia sibuk melihat layar ponselnya sendiri. Sesekali Zia melirik ke arah Aliza, merasa bingung melihat temannya yang sejak tadi hanya diam dan sesekali menyeka air matanya.

"Aliza, lo nangis?" tanya Zia, memecah keheningan.

Aliza cepat-cepat menghapus air matanya, lalu menoleh ke arah Zia. Namun, dia tetap tak menjawab. Tatapannya malah beralih ke luar jendela, melihat Nathan, kakaknya, yang ternyata masih menunggunya di parkiran sekolah.

Aliza mulai membereskan barang-barangnya. Dia memutuskan untuk pulang bersama Nathan. Setelah siap, Aliza berdiri dan langsung berlari menghampiri Nathan, kemudian memeluknya erat. Nathan, yang sudah memahami bahwa adiknya sedang sedih, membalas pelukan itu dengan lembut.

"Aliza dari tadi murung, gue enggak tahu kenapa," ujar Zia sambil memperhatikan Aliza dan Nathan dari kejauhan.

Nathan hanya mengangguk sambil mengusap lembut kepala Aliza.

"Kenapa lagi, Aliza? Sakit hati lagi, ya?" tanya Nathan dengan nada penuh pengertian.

Aliza mengangguk pelan, air mata kembali mengalir di pipinya. "Hiks… Iya, Bang… Aliza sakit hati lagi."

Nathan mengecup kepala Aliza dengan lembut dan mencoba menenangkannya. "Makanya, kalau jatuh cinta jangan terlalu dalam. Biar enggak gampang sakit hati."

Aliza hanya mengangguk kecil, merasa sedikit terhibur oleh perhatian kakaknya.

"Udah, yuk. Abang ajak kamu main ke Timezone!" ajak Nathan, mencoba mengalihkan perhatian Aliza.

Aliza tersenyum tipis, lalu menggandeng lengan Nathan dengan manja. "Iya, Bang," jawabnya lesu.

Nathan tertawa kecil, merasa geli dengan tingkah adiknya yang selalu manja setiap kali sedang sedih.

---

Aliza dan Nathan bersiap untuk meninggalkan sekolah, sementara Diva dan Haira masih berada di parkiran. Ketika melihat Aliza dan Nathan, Haira tersenyum ramah dan mendekat bersama Diva. Namun, Aliza tetap fokus menatap layar ponselnya tanpa memperhatikan keduanya. Wajahnya terlihat lelah, masih terlihat tidak enak badan.

"Mau pulang? Bareng aja yuk," ajak Haira dengan ramah. Nathan hanya menatap Haira tanpa ekspresi.

"Gak usah, gue sama Aliza mau ke mall dulu," jawab Nathan, menolak ajakan itu dengan halus.

Diva memandang Aliza, merasa aneh karena Aliza tidak menyapanya seperti biasa.

"Hai, Aliza," sapa Diva mencoba membuka percakapan.

Aliza akhirnya mengalihkan pandangan dari ponselnya dan menatap Diva. Dia tersenyum kecil.

"Hai juga, Kak," balas Aliza singkat.

Diva tersenyum lega dan mendekat, tetapi...

"Bang, ayo! Gue gak sabar pengen ke Timezone," potong Aliza tiba-tiba, berbicara kepada Nathan.

Nathan mengangguk, lalu menaiki motornya.

"Gue duluan ya, Div," pamit Nathan sebelum Aliza ikut naik ke motornya.

Sebelum pergi, Diva mencoba menghentikan Aliza.

"Aliza..." panggil Diva.

Aliza menatap Diva dengan bingung.

"Balas chat," pinta Diva dengan suara pelan.

Aliza terdiam sesaat sebelum mengangguk kecil. Nathan kemudian melaju bersama Aliza meninggalkan parkiran.

Diva tetap berdiri di tempatnya, diam dan berpikir. Ada apa dengan Aliza? Kenapa dia terasa menjauh? Apa ada yang salah? Apakah karena tadi dia menolak pulang bareng?

Pikiran Diva terus berputar-putar, hingga dia tak sadar Haira sudah memanggilnya beberapa kali.

"Diva!" panggil Haira lebih keras, membuat Diva tersentak dari lamunannya.

"Eh?" jawab Diva kaget.

Haira tersenyum melihat Diva yang akhirnya sadar.

---

Diva mengendarai motor dengan kecepatan agak tinggi, membuat Haira yang diboncengnya sedikit ketakutan dan menggenggam erat. Meski begitu, pikiran Diva terus melayang pada Aliza. Entah kenapa, bayangan Aliza tidak mau hilang dari benaknya.

Tak lama kemudian, mereka sampai di depan rumah Haira. Haira turun dari motor, disambut oleh umi dan abi-nya yang sedang duduk di teras rumah dekat taman kecil. Diva tersenyum ramah, menyapa mereka.

"Assalamualaikum," ucap Diva sopan.

"Waalaikumsalam, Diva. Sini masuk dulu, Nak," jawab umi dengan hangat.

"Assalamualaikum, Umi, Abi," Haira ikut menyapa dengan lembut.

"Waalaikumsalam, Sayang," balas umi sambil tersenyum dan menepuk pelan tangan suaminya.

Namun, sebelum sempat diajak masuk lebih jauh, Diva berbicara.

"Umi, Abi, Diva pamit dulu, ya. Maaf, Diva buru-buru karena ada tugas yang harus diselesaikan."

Haira menunduk kecewa mendengar Diva tak bisa tinggal lebih lama.

"Iya, Nak. Makasih sudah repot-repot anterin Haira pulang. Abi gak tahu bagaimana harus berterima kasih pada kamu dan ibumu," ujar abi Haira dengan tulus.

Diva tersenyum ramah mendengar ucapan itu.

"Ah, nggak apa-apa, Abi. Malah Diva senang bisa bantu. Lagi pula, umi dan abi sudah banyak membantu mama Diva sembuh. Diva nggak akan lupa itu," balas Diva lembut.

Umi dan abi mengangguk kecil, tersenyum penuh rasa syukur. Diva pun berdiri dan berpamitan.

"Kalau begitu, Diva pamit, ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab umi dan abi serempak.

Haira menatap Diva yang perlahan pergi, rasa kecewa terlihat di wajahnya. Dia terdiam memandangi punggung Diva yang semakin menjauh.

"Kenapa, Haira? Kamu suka sama Diva?" tanya umi tiba-tiba, membuat Haira tersentak.

Haira tak menjawab. Dia hanya diam, menunduk, wajahnya memerah.

"Atau... dia suka sama kamu?" lanjut umi dengan nada menggoda.

Deg. Hati Haira berdebar mendengar kalimat itu.

---

Drrttt

Aliza yang sedang asyik menonton drama Korea tiba-tiba terhenti saat ponselnya bergetar. Ia segera melihat layar, penasaran siapa yang menelepon. Nama Diva muncul di sana, membuat Aliza terdiam. Dengan ragu, ia akhirnya mengangkat telepon tersebut.

"Assalamualaikum," sapa Aliza pelan.

"Waalaikumsalam, Kak," jawab Diva dari seberang. Aliza segera memasang earphone untuk berbicara lebih nyaman.

"Lagi apa?" tanya Diva. Ia duduk di balkon rumahnya, menatap pemandangan malam yang hening.

"Aliza lagi nonton drakor. Kenapa Kakak nelepon Aliza? Ada urusan penting, ya?" jawab Aliza sambil melirik layar laptopnya.

Diva terdiam sejenak sebelum berkata, "Lo ngejauh, Aliza."

Kata-kata itu membuat Aliza bingung. Ia langsung menghentikan film yang sedang ia tonton, mencoba memahami maksud Diva.

"Ngejauh? Aliza cuma gak mau ganggu Kakak sama Kak Haira," jawab Aliza pelan, tapi terdengar jelas rasa tidak nyamannya.

Diva menghela napas panjang. Dengan nada bingung, ia bertanya, "Siapa yang bilang kamu ganggu?"

Mendengar itu, Aliza meloncat ke kasur, setengah kesal. Lalu, ia bangkit lagi, mencoba menenangkan diri.

"Kak Haira kan cantik. Itu kan kriteria Kakak? Kejar aja kalau Kakak suka," ujar Aliza, mencoba bersikap santai, meski hatinya tidak tenang.

Diva kembali terdiam, lalu akhirnya berkata dengan suara lembut namun tegas, "Kakak sukanya kamu."

Deg.

Kalimat itu membuat Aliza terkejut. Ia terdiam, jantungnya berdegup kencang. Tapi, ia mencoba mengalihkan suasana dengan tertawa hambar.

"Gak usah bercanda, Kak. Hahaha," katanya, berusaha membuat semuanya terdengar seperti lelucon.

"Buat apa bercanda?" jawab Diva serius. "Cuma, Kakak gak mau kita pacaran. Itu dosa."

Aliza terdiam sejenak sebelum membalas, "Tapi kan pelukan juga dosa, Kak. Nyentuh yang belum halal itu gak boleh."

"Itu reflek," jawab Diva singkat.

"Reflek? Masa sih?" balas Aliza, setengah tak percaya.

"Yaudah, kalau gak percaya, terserah," jawab Diva. Ia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Yang penting, kamu udah tahu kalau Kakak suka sama kamu."

Kamu. Kamu. Kamu.

Kata itu terus terngiang di kepala Aliza. Ia langsung melompat-lompat di atas kasurnya, berusaha meluapkan perasaan campur aduk yang tak bisa ia jelaskan. Sepertinya, malam ini Aliza tidak akan bisa tidur nyenyak—dan mungkin, besok ia benar-benar akan tantrum.

1
mak mak doyan novel
sempat ngebug juga. baca d paragraf awal tdi bangun pukul 5 kok dr pasar malah setengah 5. sampai baca ulang
Dana Kristiana
Buruk
Dana Kristiana
walaupun alury ringan tp asyik&menarik,💪💪💪
Dana Kristiana
mampir baca Thor
kanoni...time.
Mantap, pasti direkomendasikan ke teman-teman👍
Syaoran
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
NHS CH
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!