Domanick Limson seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya.
Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal group Limson. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Lindsey Caroline mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Domanick.
Sementara orangtua Lindsey telah menjodohkannya dengan laki-laki lain.
Akankah Domanick bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan Lindsey?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Bab 8
Pergilah kak Nick, bebaskan dirimu terbang jauh kemana pun itu tetapi jika kau sudah lelah pulanglah padaku aku siap kau jadikan rumah.
Hanya kata-kata itu yang selalu menguatkan Lindsey setiap kali hatinya terluka saat Domanick berkencan dengan wanita lain, bahkan saat ini Lindsey semakin terbiasa dan tidak lagi menangis.
Keduanya berangkat bersama ke kantor setelah dijemput oleh Gilbert. Setibanya di kantor Lindsey menuju meja kerjanya sementara Domanick dan Gilbert menuju ruangan kerja Domanick.
Setiap harinya karyawan di kantor perusahaan iklan terbesar di negara ini selalu sibuk tanpa jeda sekalipun hanya bisa santai pada saat jam istirahat, Lindsey selalu menyimak apapun yang diajarkan oleh Leon terhadapnya dengan serius meskipun sesekali Leon menggodanya.
Siang itu Lindsey tengah tertawa ringan bersama dengan Leon setelah Leon memberikan gombalan terhadap Lindsey.
"Lind kau tau tidak buah apa yang berbahaya?"
"Tidak, memang buah apa?"
"Buahaya jika aku jauh darimu,"
Hahahaha..
Domanick yang saat itu tengah berjalan melewati meja kerja Lindsey dan Leon, seketika langsung menoleh melihat keduanya malah asik bercanda.
"Nona Lindsey yang terhormat, bukankah Anda karyawan baru dan harus banyak belajar di kantor ini? Bukan malah cekikikan seperti tadi!"
"Maaf Tuan, aku tidak akan mengulanginya lagi!"
"Dan kau Leon, meja kerja mu disana kenapa kau tidak duduk dan kerjakan pekerjaan mu disana!" Domanick menunjuk meja kerja Leon.
"Baik Tuan, Lind nanti kita lanjut makan siang bareng ya?"
"Oke!" suara pelan.
"Lindsey ikut denganku!"
"Mau kemana Tuan?"
"Aku ada meeting diluar sambil makan siang dengan klien, kau ikutlah sekalian belajar menangani klien satu ini!"
"Memang harus ya Tuan?"
"Lindsey!"
"Iya baik Tuan siap!" Lindsey akhirnya mengikuti Domanick keluar dari kantor.
Saat di dalam mobil, telepon Gilbert berdering panggilan masuk dari Tuan Lan.
"Halo Tuan!"
"Halo Bert, Nick ada disamping mu?"
"Ada Tuan, sebentar!"
Gilbert memberikan handphone miliknya pada Domanick.
"Halo dad,"
"Nick, kenapa handphone mu sulit sekali dihubungi?"
"Sibuk dad, tidak sempat liat handphone ada apa memangnya?"
"Begini, besok Dady, momy, aunty, dan Paman Tan akan pulang!"
"Kok mendadak dad?"
"Iya hanya sebentar saja! Ada yang harus kami sampaikan padamu! Pastikan kau dan Lindsey ada di rumah ya!"
"Oke! Oke! Besok Gilbert akan menjemput kalian,"
"Kenapa tidak kau yang jemput kami, anak kami itu kau atau Gilbert selalu saja tidak mau menjemput orangtuamu sendiri!"
Malas dengan kebawelan ayahnya, Domanick langsung menutup teleponnya lalu menyerahkan handphone itu pada Gilbert.
"Tidak sopan!" celetuk Lindsey.
"Kau mengatai ku?"
"Iya kak Nick kalau orangtua masih bicara jangan dulu ditutup teleponnya!"
"Biarkan saja aku malas jika Dady mulai bawel, sama seperti mu bawelnya bikin kuping pengang!"
"Bert memang aku bawel sampai bisa buat kuping pengang?"
"Tidak nona kau manis dan cantik serta lucu,"
Membuat seketika Domanick menatap tajam kearah Gilbert. Setibanya di salah satu restoran mewah, di sana sudah ada beberapa orang yang merupakan klien tetap perusahaan Domanick.
Saat sedang memberikan presentasi kepada klien, Domanick terlihat sangat berwibawa dan semakin tampan membuat Lindsey semakin kagum akan sosoknya yang pintar dan handal dalam berbisnis.
Domanick dan yang lainnya pun makan siang bersama setelah itu mereka kembali ke kantor.
"Bagaimana kau tadi paham kan dalam menangani keinginan dari klien kita yang satu itu?"
"Iya kak paham, klien tadi terlihat sangat loyal dia tidak mempermasalahkan dengan harga yang kita sampaikan yang terpenting untuknya desain yang kita buat berkualitas tinggi dan sesuai dengan karakter prodaknya!"
"Kau pandai Lindsey!" Domanick mencubit pipi Lindsey sambil tersenyum bangga padanya.
Lagi-lagi perlakuan Domanick yang manis membuat Lindsey semakin jatuh hati padanya.
"Oh ya Lind, besok orangtua kita akan balik dari Jerman katanya ada hal penting yang harus diberitahukan pada kita!"
"Ada apa ya?" gumam Lindsey.
Sore harinya, Lindsey, Leon dan beberapa teman wanita dan pria dalam divisi mereka pergi bersama-sama untuk merayakan bergabungnya Lindsey di perusahaan ini, walaupun bersifat sementara dan hanya magang, namun Leon dan yang lainnya menyambut hangat kehadiran Lindsey.
Di saat mereka naik ke dalam lift, sang CEO Domanick bersama dengan asisten pribadinya juga ikut masuk ke dalam lift.
"Sore Tuan Nick!" serempak menyapa CEO perusahaan itu.
"Sore!"
Ting.
Lift tertutup, namun keadaan sangat canggung karena adanya Domanick didalam lift ini, Leon pun memulai obrolan agar tidak terasa canggung.
"Lind, setelah makan malam bagaimana kalau kita lanjut karoke,"
"Apa hanya Lindsey saja yang diajak?" tanya Rachel yang merupakan teman satu divisi Lindsey dan Leon.
"Kau memangnya mau ikut juga,"
"Iya lah kami juga mau ikut," Rachel dan yang lainnya menjawab serempak.
"Baiklah kita party sampai pagi bersama nona cantik kita Lindsey Caroline," ungkap Leon sambil merangkul pundak Lindsey.
Sejak tadi Domanick dan Gilbert menyimak obrolan mereka.
Ting.
Pintu lift terbuka, mereka satu persatu keluar dari lift.
"Tunggu!"
Suara obrolan Lindsey dan rekan-rekannya terhenti saat Domanick mengeluarkan suaranya.
"Aku akan ikut dengan kalian!"
"Hah? Ikut dengan kami?" semua saling berbisik.
"Kalian tunggu sebentar disini ya!" Lindsey kemudian menarik tangan Domanick mengajaknya agak menjauh dari teman-teman kantornya.
"Kakak apa-apaan si, mereka semua itu akan canggung jika kakak ikut!"
"Aku CEO yang baik, tentu saja jika ada party penyambutan karyawan baru aku harus ikut!"
"Bukankah kak Nick itu ada janji kencang dengan gadis muda dan cantik m, jadi pergi sajalah sana jangan ganggu kesenangan kami!"
"Hei Lindsey kau siapa mengaturku? Sudah aku putuskan aku akan ikut bergabung dengan kalian, urusan kencan aku bisa mengganti jadwal tapi melindungi mu dari laki-laki buaya seperti Leon itu kewajiban ku!"
"Kalau Leon buaya lantas kau apa? Buyutnya buaya? Euhggh," Lindsey geregetan kesal.
Benar saja setibanya mereka di restoran sederhana yang menyediakan banyak wine dan makanan pedas, terasa canggung dengan kehadiran Gilbert dan Domanick selaku CEO tempat mereka bekerja.
Bahkan sejak tadi mereka hanya terus menelan saliva padahal wine sudah tertata diatas meja.
"Kita bersulang!" Domanick mengangkat satu botol wine.
Ahahha..
"Iya benar bersulang,," Rachel dan yang lainnya pun mengangkat botol minuman mereka.
"Pokoknya hari ini jangan anggap aku sebagai atasan kalian, melainkan anggap aku sebagai teman kerja kalian, setuju!"
"Setuju!"
Meskipun tadinya sempat canggung namun obrolan diantar mereka berangsur mencair, apalagi setelah makan mereka pergi ke tempat karoke.
Di sana Lindsey bahkan menyanyi dan menari bersama dengan teman-temannya, sedangkan Domanick dan Gilbert hanya bisa menahan tawa melihat aksi Lindsey yang menari-nari bersama dengan teman-temannya seperti orang yang putus urat malunya.
mampir yuk ke novel aku❤☺