Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azalea melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.
Lima tahun kemudian, kedua putra Azalea secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azalea yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.
Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati yang berbeda
Tampak seorang pria memakai kaca mata hitam dan juga pakaian kantor serba hitam berdiri di atas speedboat. Tangan kanannya di masukkan ke dalam saku celananya, menikmati terpaan angin laut yang begitu kencang.
Tak lama, datanglah seorang pria dengan memakai pakaian casual dan jaket coklat menghampirinya. Lalu, menepuk bahunya.
"Alan, apakah keputusanmu sudah bulat?" Tanya seorang pria itu.
Alan Raynard Annovra, seorang pria bertumbuh tinggi. Garis rahang wajah tegas, memiliki mata yang tajam, dan memiliki bola mata berwarna hitam legam.
"Keputusan apa?" Tanya Alan tanpa menatapnya.
"Hey, ayolah. Azalea, istrimu itu. Dia ... Sangat cantik, dan lagi. Dia sudah mengandung anakmu, apa kau sama sekali belum mencintainya?"
Alan menatap pria yang terlalu banyak bertanya itu, dia melepas kaca matanya. Sehingga, terlihat lah mata tajam menghunus darinya.
"Brandon, jika kau tidak kunjung diam. Aku akan melemparmu dari kapal." Sentaknya.
Brandon Carlos, sahabat Alan. Mereka sudah bersahabat sejak mereka SMP, membuat keduanya sama-sama tahu pahitnya kehidupan masing-masing.
"Ayolah Alan, kau tidak kasihan? tidak semua wanita seperti ibumu dan juga mantan kekasihmu. Azalea berbeda,"
Wajah Alan berubah semakin datar, temannya itu tak ada takut-takutnya dengan dirinya.
"Kau tidak pernah merasakan menjadi diriku, Brandon." Tekan Alan. Dia kembali memakai kaca matanya dan menatap lautan lepas.
Alan memejamkan matanya, menahan sesak di dadanya. Pria itu kembali mengingat kisah kelamnya.
Di umurnya yang ke tujuh tahun, dia kehilangan sosok ayahnya. Lalu, ibunya menikah lagi dengan seorang duda kaya raya. Namun, suami baru ibunya tidak mau ibu Alan membawa Alan kecil bersama mereka.
Sang ibu, akhirnya menaruhnya di panti asuhan, Alan ingat jelas bagaimana dirinya mendengar perkataan ibunya sebelum wanita itu meninggalkannya.
"Jadilah orang yang sukses, jika kamu telah memiliki uang. Maka kamu akan punya kuasa."
Alan menghela nafasnya pelan, dia mencoba mengatur nafasnya agar dadanya tak terasa sesak.
Otaknya kembali memutar, saat dirinya di rendahkan oleh wanita yang ia cintai dulu.
"Kamu itu hanya karyawan biasa! bagaimana bisa menghidupiku nantinya! aku mau denganmu, hanya karena ketampananmu. Aku tidak mau menikahi pria miskin seperti mu."
"Aku tidak butuh wanita, yang hanya aku butuhkan. Hanyalah, seorang penerus. Aku benci wanita." Lirih Alan, matanya menghunus tajam ke depan. Sedangkan kedua tangannya, mengepal erat di kedua sisi tubuhnya.
Brandon menyeringai, "Suatu saat, kamu akan merasakan yang namanya takut kehilangan. Kamu bahkan akan menjatuhkan harga dirimu, demi membuatnya bertahan disisimu."
"Gak akan pernah!" Sentak Alan.
Keduanya akhirnya tak lagi berkata, hingga teriakan asisten Alan membuat keduanya menoleh.
"BOS! BOS! ADA KABAR DARURAT!!" Teriaknya. Dia memberikan ipadnya pada Alan agar pria itu membacanya.
"Tanah yang akan kita dirikan menjadi sebuah perumahan, sedang di demo warga. Mereka tidak terima kampung mereka di masuki oleh warga asing nantinya."
Alan menatap ipad yang asistennya berikan, dimana dirinya melihat video kerusuhan warga di sana.
"Kita kembali ke tepi, sekarang juga!" Alan mengembalikan ipad tersebut pada sang asisten. Dia lalu, memakai kaca matanya kembali dan bergegas masuk ke dalam speedboat.
Brandon akan menyusul Alan, tetapi sebuah notifikasi membuatnya diam di tempat. Ternyata, seseorang mengirimkan pesan padanya. Tanpa berpikir panjang. Dia segera membukanya.
"Azalea?" Gumam Brandon.
"Brandon, apa suamiku baik-baik saja? aku lihat di TV, Proyeknya sedang di demo warga. Aku cemas memikirkannya."
Brandon tersenyum tipis, dia menatap dimana Alan menghilang setelah masuk ke dalam speedboat.
"Bahkan, di saat seperti ini. Dialah orang yang pertama kali mengkhawatirkan. Walau dia tahu, jika pernikahannya denganmu, akan berakhir setelah anak itu lahir. Namun, kasih sayangnya padamu. Sudah tidak dapat di ragukan lagi. Suatu saat, kau akan menyesal telah menyia-nyiakan wanita sebaiknya." Gumam Brandon.
.
.
.
Di Mansion mewah, tampaklah seorang wanita cantik dengan perut besarnya tengah uring-uringan di ruang TV.
"Brandon belum bales lagi, semoga mereka baik-baik saja." Gumamnya, sembari meremas ponsel yang berada di pelukannya.
Azalea Carolline, seorang wanita cantik berumur 20 tahun. Dia adalah seorang wanita yatim piatu yang merasa beruntung di peristri oleh Alan.
Saat dirinya di jual oleh pamannya sendiri pada pria tua. Alan datang dan menawarkan perjanjian pada Azalea. Bahwa, dia akan menyelamatkan Azalea asalkan Azalaea mau mengandung anaknya.
Akhirnya Azalea memilih untuk menikah dengan Alan sampai dia melahirkan anak untuk pria itu. Setelah itu, Alan akan menceraikan nya.
Azalea setuju, pernikahan mereka akan berjalan sampai Azalea berhasil memberikan Alan seorang penerus.
"Non Lea, jangan banyak gerak. Bibi jadi ngeri lihatnya." Tegur seorang maid.
"Aku khawatir sama mas Alan Bi. Bi sari, apa ada telpon dari mas ALan?" Lirih Azalea.
Bi Sari, kepala maid di Mansion milik alan. Dia maid yang sangat dekat dengan Azalea, bahkan dia sudah menganggap Azalea seperti anaknya sendiri.
"Belum non, Tuan Alan kan bodyguard nya banyak. Pasti bisa menjaganya, Non gak usah khawatir yah," ujat Bi Sari sembari mengelus bahu Azalea.
"Sudah, sekarang kok duduk dulu. Biar bibi ambilkan air sebentar." Bi Sari menuntun Azalea untuk duduk, sementara dirinya pergi ke dapur untuk mengambil air.
"Nih non." Bi Sari datang dengan air putih di tangannya.
"Makasih bi." Azalea pun menerima gelas itu.
Saat Azalea meminum nya, tiba-tiba saja dia merasakan sakit di perutnya. Hingga, dirinya tak dapat menahan gelas yang sedang dirinya pegang. Membuat gelas itu jatuh di lantai dan menimbulkan suara yang cukup nyaring.
PRANG!!
"NON!!"
"AAAWWHH!!" Azalea memegang perutnya yang terasa sangat sakit.
Bi sari panik, dia pergi memanggil bodyguard yang berjaga. Setelahnya, dia kembali dengan bodyguard tersebut.
"Ayo non, kita ke rumah sakit." Ajak Bi Sari.
Bi Sari membantu Azalea bangun, tetapi. Tangannya tak sengaja menyentuh belakang dress yang Azalea kenakan.
"Astaga! non mau melahirkan!!!" Pekik Bi Sari.
Bi sari menatap bodyguard yang ikut menuntun Azalea.
"Kamu! bilang sama supir, suruh siapkan mobil!!" Titah Bi Sari pada salah satu dari bodyguard yang membantu.
"Baik!" Bodyguard itu bergegas keluar untuk meminta supir menyiapkan mobil.
Bi sari membantu Azalea masuk, maid lain turut membantu mengambil barang-barang yang di perlukan.
"Sshh!! sakit bi." Ringis Azalea.
Air mata Azalea luruh, dia merasakan sakit yang amat sangat di perutnya.
"Tarik nafas non, habis itu buang perlahan. Atur nafas, tenang yah ... sebentar lagi ... Kita sampai di rumah sakit." Bi Sari ikut khawatir dengan kondisi Azalea.
"Gak tahan bi hiks ... sakit sekali hiks ...,"
Bi sari menepuk bangku supir dengan keras, "Cepetan nyetirnya!!" Pekik Bi Sari.
"I-iya!" Supir pun turut panik.
Mobil melaju dengan kencang, beruntung jalanan saat itu tidak macet. Sehingga mereka bisa sampai di rumah sakit lebih cepat.
Bi Sari keluar lebih dulu, dia bergegas memanggil dokter dan suster agar menangani Azalea.
Azalea di pindahkan ke atas brankar, brankar tersebut pun di dorong memasuki ruang persalinan.
"Maaf, tunggu di luar. biarkan kami yang menanganinya." Bi Sari tidak bisa masuk, karena suster melarangnya.
Bi Sari meremat tangannya, keringat dingin membasahi keningnya.
"Semoga ibu dan bayi selamat." Gumam Bi Sari dengan suara bergetar.
___
NOVEL BARU AUTHOR, JANGAN LUPA DUKUNGANNYA YAH🥰🥰🥰
Tenang ... tenang, seperti biasa. Alur yang akan author buat beda dari yang lain yah. Pokoknya, kalian akan greget dengan alurnya🥳🥳
*Sedang tahap perbaikan Typo di semua part nya. Tolong bantu untuk menandainya. Terima kasih kawan😊*