Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -02- Herfiza Dwi
Pulang interview, Arzian tidak langsung pulang ke kontrakannya. Ia pergi ke kontrakan kekasihnya, jelas melepas rindu. Beberapa hari tak bertemu, apalagi setelah ini pun akan sangat susah untuk bertemu. Karena Arzian akan tinggal di Mansion yang membuatnya tidak bisa leluasa keluar masuk dari sana.
Pintu terbuka menampilkan Herfiza menggunakan baju seksi yang sangat menggoda, tanpa lama-lama. Arzian langsung menggendong tubuh wanitanya dan membawanya ke kamar Herfiza. Arzian mulai menciumi Herfiza dengan sangat buas, tetapi Herfiza suka banget sangat menikmati.
"Puaskan aku sekarang, sayang. Karena besok kita akan susah bertemu dan melakukan seperti ini lagi," katanya lalu mulai meraba buah dada milik Herfiza.
"Dengan senang hati sayang." Tangan Herfiza dengan lihainya membuka kemeja Arzian.
***
Arzian terbangun dari tidurnya, ia melihat jam yang berada di atas nakas. Cukup terkejut, karena ternyata hari sudah malam padahal tadi ia pulang masih siang. Arzian melihat kekasihnya yang tengah tidur di pelukkannya.
"Sayang bangun, sudah malam ini. Aku lapar, apa kamu tidak lapar?" Dengan malas Herfiza membuka matanya. "Kita lanjutin tidur aja ya, nanti juga laparnya ilang."
"Enggak bisa, sayang. Aku harus pulang ke kontrakan malam ini, karena aku harus menyiapkan barang-barangku. Karena besok pagi, sopir akan datang menjemputku untuk dibawa ke mansion," tolaknya halus. Arzian bangun sendiri, setelah berhasil melepaskan diri dari peluklan Herfiza.
Apa yang Arzian dan Herfiza lakukan memang sudah sangat biasa, walau mereka belum terikat suatu pernikahan. Yang penting saling menikmati, itulah kata mereka. Untuk menjalani pernikahan, Arzian ada rencana. Namun, tentu ia harus menyiapkan segalanya. Karena ia ingin memberikan yang terbaik untuk kekasihnya.
Arzian langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, tetap membiarkan kekasihnya tidur. Mungkin memang sangat lelah, setelah melakukan aktivitas tadi sampai akhirnya ketiduran.
Suara ketukkan pintu, mengagetkan Arzian yang baru saja selesai mandi. Ia segera keluar dari kamar mandi untuk membukakan pintunya.
Ternyata yang mengetuk pintu adalah kurir makanan yang mengantarkan makanan yang telah Arzian pesan sebelum mandi. Arzian menerima makanan itu, lalu membawanya masuk.
Arzian mendekat ke ranjang, tempat sang kekasih masih tertidur pulang. Tangan kekar milik Arzian membelai rambuh Herfiza sambil memanggil nama Herfiza, agar wanita itu segera bangun.
"Bangun! Kamu makan dulu, sayangku. Aku sudah belikan makanan untuk kita berdua," pintanya dengan lembut. Herfiza memang masih ingin tidur, tetapi tidak bisa dipungkuri perutnya mulai berbunyi. Harus segera diisi makanan.
Herfiza memberikan tangannya sengaja, agar Arzian mau membantunya bangkit dari ranjang. Setelah bisa berdiri, Herfiza masuk kamar mandi.
Arzian sendiri menyiapkan makanan yang sudah ia beli di meja makan, tak perlu waktu lama Herfiza sudah keluar dari kamar mandi. Sepertinya wanita itu hanya mencuci muka saja, karena tak terlihat seperti habis mandi.
"Ayo makan," ajak Arzian. Pasangan itu makan-makanannya dengan sangat nikmat sekali, bahkan mereka juga saling menyuapi.
"Sayang, tadi gimana interviewnya lancar semua kan?" tanya Herfiza membuka obrolan ketika makanannya hampir habis.
"Lancar dong, kamu kan tau sepintar apa kekasihmu ini," ujarnya menyombongkan diri. Herfiza hanya terkekeh saja melihat tingkah kekasihnya itu. "Iyadeh tau."
Pendidikan Arzian memang tidak main-main, ia sangat pintar hingga sejak kecil terus menerus mendapatkan beasiswa atas kecerdasannya. Dan Arzian merupakan salah satu lulusan terbaik disalah satu kampus negri di Jakarta. Andai pria itu memiliki modal yang banyak, pasti dengan mudah membuat perusahaan sendiri. Agar tidak terus menerus menjadi bawahan orang lain. Karena keterbatasan uang, mau tidak mau Arzian hanya bekerja menjadi staff marketing di sebuah perusahaan. Itupun bukan perusahaan besar dan terkenal.
Apalagi sekarang untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah sulit, banyak yang memakai orang dalan. Arzian mana punya orang dalam, sedangkan dirinya adalah seorang yatim piatu yang tinggal panti asuhan sejak kecil. Bahkan sejak Arzian bayi malah. Tidak punya keluarga sejak bayi selain orang-orang panti, lalu bertemu dengan Herfiza yang bisa membuatnya jatuh cinta dan merasa disayang. Mendapatkan kasih sayang yang selama ini begitu Arzian inginkan, walau jelas berbeda kasih sayang orang tua dan kasih saya seorang kekasih.
"Sayang, saat aku jauh. Kamu tetap setia ya, jangan pernah hianati aku. Aku nggak tau gimana hidupku tanpa kamu nantinya." Herfiza bangkit, lalu duduk di paha Arzian. Membelai wajah kekasihnya dengan sangat lembut. "Sayangku, cintaku. Kamu tenang aja. Aku di sini nungguin kamu, enggak akan pernah pergi dari kamu. Apalagi kamu lakuin misi itu demi aku, demi cinta kita. Jadi mana mungkin berhianat."
Wajah mereka sangat dekat, mereka saling pandang-pandangan lumayan lama. "Aku percaya kamu, Fizaku sayang."
"Justru aku yang takut kamu ninggalin aku, enggak setia sama aku. Sedangkan aku tau, di mansion pasti banyak sekali perempuan cantik bahkan lebih cantik dari aku, yang." Arzian mencium bibir Herfiza sekilas. "Enggak ada yang lebih cantik dari kamu, bagiku kamu nomor satu sayang. Tidak akam terganti."
Lidah Arzian sedikit kelu karena baru saja memgucapkan sebuah kebohongan, padahal jelas-jelas tadi Arzian memuja kecantikkan Yumna bak bidadari turun dari kayangan.
Setelah puas bermesraan, hari pun sudah sangat larut. Namun, Arzian tetap nekat pulang ke kontrakkannya. Kalau tidak besok di jemput supir, tentu Arzian lebih memilih menginap saja. Agar bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan kekasihnya.
"Hati-hati ya, sayang. Kalau sudah sampai rumah jangan lupa kabarin, aku mencintaimu," kata Herfiza saat mengantar kekasihnya yang ingin pulang di depan pintu.
"Aku lebih mencintaimu, Herfiza Dwi."
***
Suara gedoran yang sangat kencang membangunkan tidur nyenyak Arzian. Matanya bahkan malas terbuka, karena masih mengantuk. Ia melihat jam dinding, terlihat baru pukul empat pagi. Entah siapa yang menggedor pintunya pagi buta seperti ini.
Dengan langkah gontai, Arzian berjalan ke depan pintu. Pintunya ia buka, tampaklah seorang pria dengan tatapan mencekam.
"Apa benar rumah ini rumah Mas Arzian Farelly yang kemarin baru lolos interview untuk bekerja di mansion Kavendra? Bisa saya bertemu dengan Mas Arzian Farelly?" Arzian menangkap, jika pria di depannya itu mencarinya karena berhubungan dengan lolosnya ia diinterview kemarin.
"Iya, benar. Saya sendiri Arzian Farelly. Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya ditugaskan oleh Nyonya Yumna menjemput anda, dan dibawa ke mansion sekarang juga. Karena anda sudah harus mulai bekerja pagi ini." Ternyata pria itu yang diutus menjemputnya, Arzian kira siapa. Yah walau Arzian mendesah pelan, berusaha menahan kesal karena ini masih terlalu pagi.
"Saya baru bangun, belum mandi juga, saya tidak mengira bahwa akan di sejemput sepagi ini." Arzian mengusap wajahnya. "Bahkan ini juga masih pagi buta," lanjutnya dalam hati.
"Ambil barang-barang yang akan anda bawa, lalu masuk mobil. Kita harus sampai mansion sebelum pukul lima, Nyonya Yumna sangat disiplin sekali. Tidak suka keterlambatan apapun alasannya,"titahnya.
"Apa tidak bisa menunggu saya mandi sebentar, hanya sebentar saya janji," pintanya dengan tatapan memelas. Walau ia adalah pria, tetapi Arzian sangat suka kebersihan. Ia tidak akan bisa pergi tanpa mandi terlebih dahulu, apalagi sekarang kondisinya baru sana bangun tidur.
"Tidak bisa, ambil barangmu segera masuk mobil," titahnya lagi. Kali ini dengan menampilkan wajah garangnya, hingga Arzian terpaksa mengikuti perintah pria itu. Arzian masuk lagi ke dalam kontraknya, mengambil tas yang sudah ia persiapkan sejak semalam.