kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14.Kesal.
"Apa yang harus aku lakuin? Terima? Tapi Bagaimana dengan Nova? Tolak? Tapi bagaimana dengan ini?" pikir Andika di dalam hatinya, melihat adiknya yang sudah sejak tadi terbangun dari tidurnya.
"Ta... Tapi nggak berhubungan ya!! Cuma pake tangan atau mulut kalau kamu mau. Anggap aja sebagai permintaan maaf, sama biaya tutup mulut agar kamu nggak cerita sama siapa-siapa. Gimana?" tanya Ana dengan sedikit gugup.
Jantungnya sendiri kini berdegup sangat kencang.Membayangkan mengenai betapa cukup besarnya senjata Andika yang berada di balik celananya itu masih terus berada di dalam pikirannya sejak kemarin.
Jika ditanya, Ana sendiri mungkin yang menginginkan "hubungan" ini. Namun demi menjaga wajahnya. Ia mengutarakannya sebagai tawaran istimewa terhadap Andika, seolah terkesan kalau Andika yang menginginkan itu semua.
Tapi semua pernyataannya memang benar adanya. Ana baru saja melakukan berbagai hal nakal ini sejak awal kuliah bersama dengan Rama. Dan hanya Rama seorang. Ia bukanlah gadis murahan yang mau melakukannya dengan semua orang.
Andika yang hanya bisa diam dalam tawaran yang jelas-jelas sangat luar biasa ini, berusaha mencari pembenaran untuk dirinya sendiri.
Haruskah ia menerimanya atau menolaknya...
Namun di saat Andika hampir saja mau menerima tawaran itu karena hasratnya saat ini sudah tidak bisa terbendung.....
Bayangan sosok Nova dengan senyuman polosnya, mulai muncul di dalam pikiran Andika. Dan dengan itu.....
'Sraaakk!!
Andika terlihat bangkit dari kursinya, lalu membelai lembut kepala Ana sambil berbicara...
"An, makasih banget ya. Tapi bukannya kamu harus menjaga perasaan Rama?Kasian lho nanti kalau Rama tau kalau kayak gini dibelakangnya. Sama kayak kamu yang sayang sama Rama. Aku juga sayang sama Nova. Jadi maaf, aku nggak bisa, sekalipun aku pengen. "ucap Andika.
Dengan kalimat itu, Andika kemudian berjalan kembali ke mejanya dan merapikan buku-bukunya dan segera menggelar selimutnya di lantai. Bersiap untuk tidur demi menyambut hari yang baru di keesokan harinya.
Sementara itu, Ana yang baru saja di tolak untuk pertama kalinya, hanya bisa terdiam di tempat dengan mulut yang menganga.
Ia sama sekali tidak bisa percaya semua ini, bahwa masih ada seorang cowok yang menolak "hubungan" nakal seperti itu, hanya demi menjaga kesetiaannya kepada pasangannya.
"Kalau itu Rama, yang ditawarin cewek cantik selain aku buat berhubungan.... Kira-kira dia bakal nolak kayak Andika nggak ya?"pikir Ana di dalam hatinya.
,.........
Waktu tak terasa cepat berlalu... Satu minggu telah berlalu, tanpa adanya banyak hal yang berbeda seperti rutinitas Andika biasanya.
Berangkat pagi ke kampus setelah bersarapan bubur ayam bersama ana, berpapasan dengan Rama di tangga kos-kosan, lalu berjalan kaki menuju ke kampus.
Di kampus, Andika hanya terus fokus untuk menyerap sebanyak mungkin pengetahuan tanpa banyak memperdulikan pertemanan. Andika juga lebih sering berjalan atau duduk sendirian.
Walau terkadang.....
"Dik, duduk sebelahmu ya? "ucap Dimas yang hanya memiliki Andika sebagai teman dekatnya.
" Duduk aja, tapi tolong jangan berisik. Aku mau belajar."balas Andika yang masih terlihat mempelajari buku yang sedang ia baca itu.
"Eh lu tau nggak? Ada resto yang baru buka, gua mau cobain deh. Nanti sehabis selesai kelas kita kesana yuk!! Aku traktir deh!! Sumpah dari gambar steak nya aja kayak enak banget lho. Terus juga...."
Masih seperti biasa. Dimas terus saja mengoceh tanpa ada remnya sedikit pun. Membuat Andika menjawab dengan gerakan kepalanya, sambil sedikit menghiraukan sebagian besar perkataan Dimas.
Bukan berarti Andika tidak menyukai Dimas sebagai temannya, tapi lebih tepatnya, ia hanya tidak mau diganggu ketika sedang sibuk belajar.
Pada siang hari, keduanya akhirnya pergi ke restoran steak itu. Dimana Andika hanya memesan menu yang paling murah di resto itu. Yaitu steak ayam seharga 20 ribu dengan air putih dingin sebagai minumannya.
Sementara itu Dimas nampak memesan steak kambing berukuran jumbo dengan jus buah dan milkshake. Dimana total harganya mencapai 70 ribu lebih.
"Begini kah gaya hidup di Bandung? Mahal sekali, tapi setidaknya kali ini aku ditraktir, jadi nggak masalah." gumam Andika di dalam hatinya sambil menikmati hidangan yang telah tersedia.
"Hmm.... Enak banget."ucap Andika ketika menikmati hidangan itu.
" Enak kan? Terus Dik, waktu itu bapak gua bilang kalau aku itu bisa mencapai apapun yang gua mau!! Jelas kan, awalnya gua ragu. Tapi lama kelamaan..... "
Lagi-lagi Dimas terus mengoceh tanpa ada remnya seperti biasa. Namun karena kali ini Andika mendapat makan gratis darinya, kali ini Andika sedikit mendengarkan ocehan Dimas dengan agak serius.
"Begitu ya."ucap Andika singkat di setiap penjelasan panjang dan lebar dari Dimas.
Sore harinya......
Masih seperti biasa, Andika memperoleh pesan singkat dari Ana, yang isinya masih tetap sama seperti hari-hari sebelumnya.
Ana :" Dik, sorry banget. Pacarku mau datang lagi.Katanya kali ini mau nginap, tapi langsung aku tolak. Nanti kalau dia udah pulang aku kabarin lagi. Oh ya, nanti mau makan apa biar aku pesenin. "
"Gini lagi ya? Hah ... mau sampai kapan harus kayak gini? Tapi ya udahlah.... " gumam Andika di dalam hatinya sebelum membalas pesan dari Ana.
Andika :"Apapun boleh deh, yang penting bisa bikin kenyang dan murah."
Setelah itu, Andika memutuskan untuk menghabiskan waktunya di perpustakaan. Dan meminjam beberapa buku untuk di bawanya pulang.
"Rajin banget ya, Dek?" tanya penjaga perpustakaan dengan ramah.
"Cuma berusaha sedikit, Bu." balas Andika juga dengan senyum yang ramah.
Setelah beberapa menit Andika memilih-milih buku di perpustakaan itu, akhirnya Andika memperoleh tiga buah buku yang akan dipelajarinya untuk dibawa pulang, sekaligus menyerahkan dan memintakan cap dari petugas perpustakaan itu sebelum dibawanya pulang.
"Seperti biasa, batas peminjaman dua minggu ya, Dek. Semoga cita-cita kelak bisa tercapai."ucap petugas perpustakaan itu kembali dengan senyum ramahnya. Dimana Andika hanya membalas dengan senyuman dan anggukan kepalanya.
Kini di tangan Andika telah ada tiga buku baru. Pengantar perangkat keras komputer, bahasa pemrograman python untuk pemula dan bahasa pemrograman java.
"Hmm... Aku harus segera menguasai ini dalam dua minggu. Tapi nampaknya sedikit mustahil deh."keluh Andika dengan lirih, saat melihat betapa banyaknya informasi dari ketiga buku yang ia pinjam barusan itu.
Setelah memasukkan buku yan ia pinjam ke dalam tasnya, Andika kemudian berjalan ke arah taman seperti biasanya. Berniat untuk menantang pak Kakung sang pemain catur yang menganggap dirinya pria tua gila itu.
Dalam satu minggu ini, Andika hanya bisa menang satu kali dari dan sisanya ia kalah. Dan sekarang ia berniat menang satu kali lagi agar bisa mendapatkan uang tambahan lagi.
Bersambung......
Semangat yahhh