Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Keluarga Usil
Dika terkejut ketika tiba-tiba mamanya ada dibelakangnya karena dia tidak merasakan kehadiran mamanya padahal selama ini dia selalu.mengetahui dan merasakan kalau ada orang yang bergerak diam-diam atau yang ingin mengejutkannya
"Hei mama, kenapa tiba-tiba mama bisa di belakang Dika ma?"
"Itu karena kamu melamun nak makanya kamu tidak merasakan kehadiran mama"
"Apa iya ya?, rasanya Dika tidak melamun ma dan biasanya Dika merasakan sesuatu yang bergerak dibelakang Dika"
"Cie seperti film animasi saja ya kalau kamu punya kemampuan seperti itu"
"Ih mama, kenapa bicara seperti itu ma?, ini betulan loh ma atau jangan mama punya kemampuan bergerak cepat ya tanpa diketahui orang lain"
"Achim"
Tiba-tiba mamanya Dika bersin ketika dikatakan punya kemampuan bergerak cepat tanpa diketahui orang lain
"Kamu ini kebanyakan nonton film superhero ya nak maka kamu bayangkan yang aneh-aneh ya"
"Tapi ma, Dika heran ma kalau Dika tersenyum kepada orang lain kenapa tiba-tiba orang itu seperti terbuai dalam lamunan ma"
Mamanya Dika yang mendengar kata-kata dari anaknya ini jadi terdiam dan teringat kalau kemampuan itu ada juga pada papanya Dika hingga dia bicara sendiri
"Apa kemampuan papanya menurun ke Dika ya?, kalau begitu hal ini harus di arahkan.jangan sampai disalah gunakan"
"Ma"
Tiba-tiba Dika memanggil mamanya karena mamanya terdiam ketika Dika menceritakan tentang senyumannya
"Apa benar itu nak?, kepada siapa kamu gunakan nak?"
"Iya ma. Dika tidak bohong ma dan Baru satu orang ma, sama dengan Irda teman kelas Dika"
Mamanya Dika menganggukan kepala beberapa kali sambil meletakkan handphone yang dia pegang dari tadi di Meja makan
"Nak, syukurlah kalau hanya pada satu orang dan kalau benar kamu punya kemampuan itu, saran mama jangan di gunakan sembarangan ya"
"Iya ma"
"Sudah kamu Sholat Dzuhur ya"
"Iya ma"
Dika langsung bergerak ke kamarnya yang ada lantai dua untuk mengambil wudhu dan sholat Dzuhur di kamarnya itu
Sementara itu mamanya Dika bingung dan heran kalau handphone yang dia pegang dan dia letakan diatas meja tidak terlihat lagi hingga dia mencari-carinya
"Kemana ya handphone ku ya?, apa aku salah letak?, padahal aku letak di atas meja atau diambil sama Dika tapi bagaimana tangannya bisa begitu cepat hingga aku tidak merasakannya?"
Mamanya Dika heran dan coba mengambil kesimpulan hingga akhirnya dia menjerit kalau Dika yang sudah usil pada mamanya ini
"Dikaaaaa...."
Teriakan mamanya Dika begitu kuat hingga Dika yang baru selesai dari kamar mandi untuk ambil air wudhu langsung cepat mengambil kertas dan menulis
"Ini handphone mama ya, maafkan Dika ya ma"
Dika meletakan handphone mamanya di Meja belajarnya dan selanjutnya dengan tenang untuk sholat Dzuhur hingga ketika mamanya sudah di kamar Dika melihat anaknya masih sholat Dzuhur hingga dia coba melihat kedalam kamar Dika
"Waduh kamar anakku ini, kenapa semuanya pada terbalik, jam dinding terbalik, televisi juga terbalik bahkan photo-photo dirinya juga terbalik, ini anak, kamarnya saja di usilin sama dirinya sendiri"
Mamanya Dika menggelengkan kepala hingga dia melihat handphone yang dia cari ada di meja belajar anaknya ini
"Benarkan dia yang ngambil"
Mamanya Dika langsung masuk ke kamar Dika dan langsung mau ambil handphonenya tapi dia melihat tulisan anaknya dan tersenyum sendiri
"Ini anak betul-betul ketularan usil papanya, baiklah kalau begitu"
Mamanya Dika langsung keluar dari kamarnya Dika dan kembali menutup kamar anaknya ini hingga selang beberapa menit, Dika sudah selesai sholat dan mau mengganti roster pelajaran untuk besok namun kali ini Dika heran kalau tas sekolahnya sudah tidak ada lagi di meja belajarnya
"Mana tas sekolahku ya?, kemana ya?, apa mama ya?"
Dika tertawa sendiri kalau mamanya ternyata usil juga hingga dia langsung turun dari lantai dua ke lantai utama untuk mencari mamanya tapi mamanya tidak ada di dapur bahkan di kamar mamanya
"Kemana ya mama?"
Dika membuka kamar mamanya dan mencoba mencari keberadaan mamanya tapi tidak kelihatan juga begitu juga dengan tas sekolahnya
"Gawat ni, aku dikerjai sama mama ni"
Dika hanya menggelengkan kepala sambil garuk-garuk kepala hingga dia kembali ke kamarnya tapi tiba-tiba di depan kamarnya sudah ada tasnya
"Ini tas sekolahku dan ini ada kertas dan tulisan
'MEMANG ENAK DI USILIN"
Dika tertawa ketika selesai membaca tulisan dari mamanya sambil garuk-garuk kepala
"Ternyata mamaku juga usil ya"
Dika tertawa sambil mau membuka pintu kamarnya
"klik"
"klik"
Dika tidak bisa membuka pintu kamarnya hingga dia mencobanya lagi
"Waduh kamarku di kunci sama mama"
Dika tertawa sendiri sambil duduk di depan pintu kamarnya hingga mulai terasa kantuk di matanya
"Ngantuk berat"
Tanpa sadar Dika tertidur di depan pintu kamarnya hingga tidak sadar kalau papanya Dika sudah datang ke rumah mereka yang di sambut mamanya sambil menceritakan apa yang terjadi pada Dika dan ke usilan Dika kepada mamanya hingga mamanya membalas ke usilan Dika
"Begitu ya ma, biar papa lihat Dika dulu ya ma"
"Iya pa"
Mama papanya Dika ke lantai dua untuk melihat Dika yang sudah tertidur di depan pintu kamarnya sambil memegang tas sekolahnya
"Memang benar-benar tertidur ya ma"
"iya pa"
Papanya Dika tertawa saja melihat gaya tidur Dika yang memeluk tas sekolahnya seolah-olah takut kalau tasnya di sembunyikan oleh mamanya hingga papanya Dika membangun kan Dika
"Dika, Dika bangun nak"
Dika menggeliat dan melihat papa mamanya berdiri di depannya
"Hei papa, mama"
"Bagaimana rasanya Dika kalau di usilin sama orang nak"
"Tidak enak pa"
"Ya sudah, ayo kita masuk ke kamar Dika dan silahkan Dika bangkit dulu biar dibukakan mama pintu kamar kamu ya"
"Iya pa"
Dika langsung bangkit dari depan pintu sambil memegang tas sekolahnya sedangkan mamanya Dika langsung membukakan pintu pintu kamarnya Dika
"Klik"
Pintu kamar langsung terbuka sedangkan mamanya Dika langsung membukakan lebar pintu kamarnya agar Dika dan papanya bisa masuk hingga mereka bertiga ada di kamarnya Dika sambil mengambil kursi yang ada dikamar Dika untuk mereka duduki
" Dika"
"Ya pa"
Papanya Dika mulai membuka pembicaraan kepada Dika
"Boleh saja Dika usil tapi jangan membuat sesuatu menjadi hilang atau orang lain akan merasa kehilangan karena ke usilan Dika apalagi gara-gara Dika membuat orang lain menjadi terfitnah atau dituduh melakukan suatu kesalahan yang membahayakan atau membuat orang luka, cedera atau mengalami bahaya. Coba Dika sekarang rasakan kalau Dika yang di usilan sama mama karena perbuatan Dika yang sudah menyembunyikan handphone mama hingga mama memberikan pelajaran buat Dika, sekarang Dika paham dengan apa yang papa sampaikan?"
"Iya pa, jangan membuat sesuatu menjadi hilang atau celaka"