Sarah seorang wanita yang dibenci dan di pandang buruk oleh semua orang, karena berhasil menikahi seorang pria kaya raya dengan cara yang licik.
Semua orang membencinya dan menghinanya, hingga suatu hari ia bertemu dengan orang yang sangat membencinya tapi akhirnya orang itu malah terobsesi kepadanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OSP : Bab 27
Damini terkejut saat mendengar hal itu, pikiran gila apa yang Sarah pikirkan sampai membawa pria itu datang ke sini dan mengobrol dengan Dodi.
"Kau memang sudah tak waras." Jelas Damini kesal dengan kelakuan Sarah.
"Apa? Aku tidak membawa pria itu datang ke sini, dia yang mengikuti ku." Jelas Sarah dengan tegas.
Damini menghela nafas, "Lalu kenapa kau malah membiarkan pria itu untuk masuk dan mengobrol dengan ayah mu. Bagaimana jika dia mengatakan sesuatu tentang pernikahan mu. Ayahmu pasti akan langsung terkena serangan jantung jika dia tahu kita melakukan rencana licik untuk mendapatkan uang." Jelas Damini dengan nada khawatir.
"Ayah mengira jika dia adalah Reno, dan pria itu malah mengikuti alurnya.. Dan sekarang ayah tahu pria itu adalah suami ku." Jelas Sarah dengan tatapan pasrah.
Damini langsung di buat terkejut, ia tidak menyangka jika orang yang pastinya membenci Sarah malah melakukan hal seperti itu untuk Sarah. "Apa sebenarnya yang pria itu rencanakan." Jelas Damini dengan penuh kecurigaan.
Sarah yang memang sedikit curiga pun hanya bisa menghilang rasa curiga nya, ia mengajak Damini untuk segera membuat makan siang. Keduanya sibuk di dapur seraya bertukar pikiran tentang Andrew.
Berbeda dengan Sarah dan Damini yang sibuk di dapur dengan pikiran yang penuh kecurigaan kepada Andrew, Andrew sendiri tengah asik mengobrol dengan Dodi yang nampak bersemangat meski pria itu sedang sakit parah.
"Nak.. Usia ku sudah tak lama lagi." Ucap Dodi seraya menghela nafas dengan tatapan mata yang sendu.
Andrew tersenyum dan memberikan sedikit semangat, "Umur itu tidak ada yang tahu ayah.. Percayalah jika kau akan panjang umur." Jelas Andrew dengan senyuman.
Dodi tersenyum tipis, "Iya aku harap aku panjang umur... Jika pun tidak, aku ingin menitipkan Sarah kepadamu. Dia putri ku satu-satunya, aku hanya ingin melihatnya bahagia. Selama ini aku merasa menjadi beban untuk istri dan anak ku..." Ucap Dodi dengan mata yang berkaca-kaca.
Andrew terdiam sejenak, ia masih tidak menyangka jika Sarah memiliki orang tua yang sedang sakit parah seperti ini.
"Kanker ku sudah stadium akhir.. Dokter bilang sudah tidak ada harapan lagi.." Sambung Dodi yang menjelaskan penyakitnya saat ini.
Kini Andrew tahu jika Dodi tengah sakit kanker, Andrew terdiam dengan tatapan mata yang sendu. Ia bukan orang yang bisa menenangkan orang lain, terlebih tentang kesedihan seseorang.
"Aku janji akan menjaga Sarah dengan baik.." Hanya itu yang bisa Andrew katakan pada Dodi.
Dodi tersenyum senang saat mendengar hal itu, "Syukurlah.. Aku sangat senang mendengar hal itu, dan aku juga sangat senang saat mengetahui anak ku menikah dengan pria yang baik seperti mu." Jelas Dodi dengan mata yang berkaca-kaca.
Sarah berjalan ke arah Dodi, ia terkejar melihat ayahnya yang nampak sangat sedih. "Ayah kenapa menangis?" Tanya Sarah yang panik, ia lalu melirik ke arah Andrew.
"Apa yang kau katakan pada ayah ku sampai dia menangis seperti ini." Tanya Sarah dengan tatapan tajam.
Dodi langsung menggelengkan kepalanya, ia meminta agar Sarah tidak memarahi Andrew. "Sarah.. Kau jangan marahi Reno, dia sangat baik kepada ku.. Aku beruntung sekali bisa memiliki menantu seperti Reno." Jelas Dodi, pria itu sama sekali tidak mengetahui nama asli Andrew.
Dodi hanya tahu jika nama suami Sarah adalah Reno, dan Andrew pun tidak mengelak atau protes saat ia di panggil dengan nama itu.
"Tidak ayah.. Aku hanya khawatir." Jelas Sarah dengan senyuman di wajahnya, ia nampak memancarkan perasaan sendu yang luar biasa dan Andrew bisa melihat hal tersebut.
"Mas.. Aku dan Sarah sudah menyiapkan makan siang, bagaimana jika kita makan dulu." Ajak Damini yang sesekali melihat ke arah Andrew.
"Ayo.. Aku sangat ingin makan bersama." Jawab Dodi dengan antusias, ia sudah hampir 1 tahun di rumah sakit dan sudah tidak merasakan kehangatan di dalam keluarga. Setiap hari ia harus di hadapkan dengan perawat dan makanan rumah sakit yang tidak enak.
Andrew pun tersenyum, ia berjalan mengikuti Sarah untuk ikut makan siang bersama. Di sebuah meja makan yang kecil, Andrew melihat beberapa hidangan sederhana yang di buat oleh Damini dan Sarah.
Dodi nampak sangat senang melihat makanan di depannya, ia sudah sangat merindukan suasana seperti ini.
"Ini adalah makan siang bersama yang kita lakukan pertama kali dengan Reno. Ayah harap kau bisa memimpin doa untuk makan." Jelas Dodi dengan senyuman di wajahnya.
Andrew terkejut saat mendengar hal itu, ia sama sekali tidak tahu doa apa yang harus di ucapkan saat makan. Sarah yang menyadari hal itu ingin sekali tertawa, tapi tidak ada niatan untuk membantu dan memilih untuk diam.
"Baiklah.. Aku sering berdoa di dalam hati. Mari kita berdoa di dalam hati." Jelas Andrew yang langsung memejamkan matanya dengan posisi tangan yang tengah berdoa.
Hampir 1 menit, Andrew lalu membuka matanya. "Aminnn." Ucap Andrew dengan senyuman di wajahnya.
Ketiga orang itu pun mengikuti ucapan Andrew dengan menyebut kata Amin, keempatnya kini makan bersama dengan sangat lahap di sertai canda tawa.
bikin penasaran