Clarissa gadis gendut yang baik hati dan berkeluarga konglomerat. Nasib nya malang harus menikah dengan Kendrick Emilio Raymond karna terpaksa sebab kesalah pahaman. Mereka sama-sama dari keluarga kaya dan terpandang. Setelah pernikahan itu Kendrick bersikap dingin dan cuek, tak menganggap Clarissa sama sekali.
Bagaimana cerita mereka selanjutnya? Apakah Clarissa bisa bertahan atau akan menyerah?
Cus langsung meluncur ke cerita mereka yuk🤭 Jangan lupa LIKE, VOTE, BERI RATING TERBAIK, SHARE, AND KOMENAN Kalian author tunggu 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IMEILDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8 #Pertemuan
Clarissa sudah sampai di depan rumahnya. Para pelayan langsung menghampirinya dan mempersilahkan masuk.
Cantika langsung memeluk putrinya. Batu beberapa hari ditinggal ia sudah rindu sekali dengan Clari. Begitu pun dengan Clarissa yang juga merindukan rumah dan keluarganya.
Mereka duduk bersama di sofa sambil membicarakan satu sama lain. Terlebih Cantika yang menghawatirkan putrinya.
"Apa suamimu berlaku baik, dia tidak menyakitimu kan? Mama sangat khawatir sebanarnya harus menyerahkan kamu padanya, kalau hatimu sudah tak sanggup pulang lah Clari jangan bertahan nanti menyakiti dirimu sendiri" tutur Cantika seolah tau sekarang yang dihadapi oleh putrinya padahal dirinya belum tau yang sebenarnya.
Clarissa merasa tersentuh dan tidak tega melihat ibunya khawatir. Sampai bisa berbicara seperti itu. Sejauh ini Clari akan bertahan sampai dititik dimana keberadaannya dianggap oleh Ken.
"Mama jangan khawatir, Clarissa baik-baik saja. Mas Ken juga baik kok orangnya, dia gak pernah kasar sama Clari. Jadi mama jangan khawatir Clari sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri" jawab nya berbohong padahal kenyataannya bukan seperti itu. Ia hanya tak mau suaminya akan disalahkam dan membuat orang tuanya juga khawatir.
"Syukurlah kalau suamimu baik dan menjagamu, mama bisa lega. Ohh iya kamu pulang kenapa sayang? Pasti kangen ya sama mama" ujar Cantika sambil mencolek pipi tembem Clari.
"Pasti dong ma, aku rindu sekali sama mama, papa, dan kak Faero. Kangen juga sama kamarku.....aku jadi gak bisa bantuin mama mendesain" keluh Clari memasang wajah cemberut.
"Gak pa-pa sayang, kalau ada waktu kamu main kesini atau kalau mama perlu bantuan pasti akan menghubungimu" sahut Cantika.
Clarissa sering membantu mama nya untuk mendesain pakaian model papan atas. Bahkan sahabatnya sendiri sering memakai desain dari Clarissa untuk digunakan saat pemotretan model. Tapi banyak yang tidak tau bahwa desain itu Clarissa yang membuat. Mereka hanya mengetahui Cantika lah yang mendesainnya untuk mereka.
Cantika punya toko butik yang begitu besar dan ternama. Banyak artis dan model papan atas yang memakai desainnya. Tapi kebanyakan desain itu adalah milik Clarissa yang memang tidak mau dipublik. Clarissa belajar dari mamanya, semenjak kecil ia seeing diajari oleh Cantika karna Clari snagat suka. Semakin bertumbuh besar bakatnya diterapkan dan malah lebih bagus dari buatan sang mama.
Jelas itu membuat Cantika senang dan bangga, namun Clarissa tak mau menampakkan dirinya karna takut mamanya menjadi bahan ejekan. Takut dibilang pembohong dan membuat repotasi butiknya menurun. Sungguh baik hati Clarissa tapi sayang sekali tak banyak orang tau tentangnya.
"Kenapa sih sayang gak kamu tunjukkan daja bahwa putri mama ini hebat, banyak bakat yang kamu terapkan tapi mereka semua tak bisa melihat siapa pemilik dibaliknya" pungkas Cantika.
Claro hanya tersenyum dan mengatakan bahwa ia masih belum mau. Lagi pula buat apa semua orang tau yang nantinya akan menurunkan harga dirinya, bukan pujian malah olokan.
"Ma dengarkan Clari. Tak apa mereka tak mengenal Clari asal karya Clari bisa dinikmati semua orang. Mama saja kalau desain juga bagus dan menarik. Membuat sebuah karya tidak harus mengenalkan pembuatnya."
"Desain milikmu lebih disukai banyak orang dan kalau kamu mau memperlihatkan pada dunia atas bakatmu pasti kamu akan lebih dikenal banyak orang"
"Aku tak menginginkan disanjung banyak orang yang nantinya akan membuatku sombong dan tak mengenal dari mana awal aku bermula. Ibaratkan lebih baik mempunyai satu teman yang baik dan tidak menyesatkan dibanding banyak teman tapi malah tidak menghasilkan manfaat" jawab Clarissa menjelaskan isi hatinya. "Pasti mama mengerti apa yang Clari maksud" tambahnya.
"Sungguh hatimu baik sekali, mama sampai tidak bisa berkata-kata lagi sayang. Kalau itu keinginanmu baiklah mama tidak akan memaksa lagi dan fokuslah pada suamimu sekarang" ujarnya terharu mendengar perkataan bijak putrinya.
Clarissa langsung memeluk Cantika denga. erat. Mencurahkan semua isi hatinya namun dengan pelukan hangat bukan kata-kata curhat. Dengan melihat mamanya tersenyum saja itu sudah membuat bebannya seolah berkurang. Itulah penguat jiwa dan hati Clarissa.
🌺🌺🌺
Satu minggu berlalu.
Hari ini Clarissa dan Lavina akan pergi ke bandara untuk menjemput Eveline. Mereka berangkat ditemani oleh supir dan tiga bodyguard yang mengikuti dengan memakai mobil yang berbeda.
Kendrick tidak bisa mengantar dengan alasan ada rapat penting. Padahal ia ingin menghindari Clarissa. Seminggu ini sikapnya tetap sama dan malah makin berani berbuat yang menyakiti hati Clarissa.
Di bandara Clarissa dan Lavina masih menunggu Eveline diruang tunggu. Tak lama Eveline berlari menuju Clarissa dan langsung memeluknya. Ia memakai topi dan masker agar tidak dikenali orang-orang yang berada dibandara. Clarissa tertawa melihat Eveline dengan tingkahnya yang tetap sama.
"Kamu kenapa pakai masker kayak detektif saja" ucap Clari sembari tertawa.
"Suutt...biar gak dikenali orang, kalau aku pakai baju seperti biasanya pasti heboh semua bandara. Duh males nanti dikejar-kejar mereka minta foto" gerutu Veline pelan menaruh jari telunjuknya dimulut agar Clari diam.
"Oh iya kenalin ini adik iparku namanya Lavina, dia ngefans berat sama kamu loh sampai mau ikut jemput ke sini" kata Clari memperkenalkan Lavina pada Eveline.
"Hay kak, kenalin aku Lavina..." ucap Lavina memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya gemetar.
Eveline menerima uluran tangan Lavina. Ia bisa merasakan bahwa tangan Lavi gemetaran saat bersalaman. Sontak Eveline tertawa kecil melihat tingkah Lavina.
"Kayaknya kamu fans berat sama aku ya sampai tanganmu gemetaran begini" Lavina tersenyum kikuk dan menyadari tingkahnya diketahui oleh Eveline.
Clarissa pun ikut tertawa dan akhirnya mereka tertawa bersama. Salah satu bodyguard membawakan dua koper Eveline yang dibawa untuk ditaruh dimobil.
Sepanjang jalan mereka bercanda bersama dan saling bercerita satu sama lain. Apalagi Lavina yang sangat antusias dalam pembicaraan. Ia sangat senang bisa duduk bersanding dengan idolanya. Eveline menanggapi dengan senyuman dan membiarkan Lavina berceloteh panjang lebar. Clari dan Velin hanya mendengarkan
Mereka akan mengantar Eveline ke rumahnya. Jelas Clarissa tau keberadaan rumah Eveline karna ia sering main kesana. Bahkan orang tua Eveline sudah dekat dengan Clari semenjak awal mereka bersahabat.
🌷🌷
Faero berada direstoran bersama asistennya bernama Theo. Mereka baru saja melaksanakan rapat diluar perusahaan.
Faero sempat menghubungi Clarissa untuk menanyakan apakah sudah kembali dari bandara. Faero tau kalau hari ini Eveline pulang dari London karna Clari tempo hari memberitahunya hal itu.
Setelah selesai menghubungi adiknya Faero pergi ke toilet sebentar. Faero memandangi layar ponselnya yang terdapat foto Clarissa dan Eveline sedang bergandengan tangan bersama. Sampai tanpa sadar dirinya menabrak seorang pelayan yang membawa minuman dan tumpah ke baju perempuan yang berada didekat mereka.
Perempuan tersebut berdiri sambil mengibas-ngibaskan roknya. Faero terkejut lalu meminta maaf kepada pelayan tersebut dan perempuan yang terkena tumpahan minuman.
"Maaf nona saya tidak sengaja, saya akan bertanggung jawab atas kejadian ini" ucap Faero kepada pelayan.
Si pelayan pun mengangguk dan lantas pergi.
"Jannie kau tak apa, bajumu basah loh" ujar Nesya memberikan tisu kepada Jannie.
Jannie terus mengomel dan menyalahkan Faero atas kecerobohannya tanpa melihat Faero. Theo yang melihat kejadian itu lalu menghampiri bosnya.
"Tuan Faero ada apa?" tanya Theo kepada Faero. Seketika Jannie berhenti sejenak, ia seperti tak asing dengan nama tersebut dan saat mengangkat kepalanya ia terkejut karna didepannya ternyata Faero Danata.
"Jan ini bukannya Tuan Faero dari keluarga Danata, ya ampun jannie" bisik Nesya pada sahabatnya.
"A-anda tuan Faero Danata kan?" tanya Jannie gugup sambil memastikan..
"Benar saya Faero Danata....hmm Theo tolong kamu carikan pakaian ganti buat nona ini, saya tidak sengaja menabrak pelayan dan menumpahkan minuman ke baju nona...."
"Jannie nama saya Jannie" sahut Jannie langsung.
"Ya untuk nona Jannie.." jelas Faero pada Theo.
"Hmm tidak usah tuan, anda tidak perlu melakukan itu. Anda juga tidak sengaja tadi" sahut Jannie.
"Tapi baju anda basah nona" timpal Faero kepada Jannie.
"Gak pa-pa tuan..." Jannie tetap kekeh tak mau diganti.
"Baiklah sekali lagi saya minta maaf dan makanan anda biar saya uang bayar saja" kata Faero.
Jannie mengiyakan ucapan Faero dengan terus menatapnya sambil berterima kasih. Faero mengangguk, ia malah risih dengan tatapan Jannie yang menohok padanya. Ia bergegas pergi dari sana, Theo hanya mengekor dari belakang.
"Ya ampun Jannie dia itu ganteng banget, buat aku aja boleh lah ya" gumam Nesya sambil tersenyum-senyum.
"Iya sih dia memang tampan, tapi masih tampanan Ken lah. Eh kau kan sudah punya Simon kenapa masih ngarep sama dia" Jannie menatap Nesya tajam.
"Buat simpanan aja lah gak pa-pa" timpal Nesya enteng.
"Halah belum apa-apa udah diusir duluan kau sama tuan Faero" sahut Jannie. Nesya cemberut dan menggerutu kesal. "Dari pada kau terus menggerutu begitu mending ikut aku gih ganti baju nih basah" katanya.
KLO BISA BUAT JUGA TUH KISAH NYA CHERA SPUPU CLARISSA